46. The Sqyra

631 104 36
                                    

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Tali tambang itu sulit sekali dipotong. Iyris berusaha sekuat tenaga untuk memotong tali tambang tersebut dengan pedang yang sebelumnya Ia curi, sementara di luar kubah, Sqyra melolong-lolong marah karena tidak bisa menjangkau daging segar di dalam tameng kubah. Monster-monster itu menabrakkan diri mereka, mengoyak kubah Aclys yang Halsten buat dengan cakar-cakar dan gigi-gigi tajam mereka, tapi Halsten selalu cekatan menutup kembali bagian yang rusak.

Setelah beberapa lama, akhirnya tali tambang itu terpotong. Iyris membantu yang lain berdiri. Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan sekarang adalah bertahan selama mungkin. Halsten tidak akan bisa menahan kubah Aclys ini selamanya. Sqyra di luar sana jumlahnya ribuan. Berterbangan di udara dan merangkak cepat di tanah. Walaupun mereka membunuh Jayard sekalipun, kekuatan kuno itu akan tetap ada dan tidak akan bisa hilang. Kekuatan itu liar. Tidak seperti Aclys atau kekuatan pengendali elemen. Begitu pemiliknya tiada, kekuatan itu tidak akan ikut menghilang, melainkan kembali bebas selayaknya hewan liar dan memiliki pikiran sendiri. Tidak ada harapan lagi bagi mereka.

"Apa yang terjadi?" tanya Jazel yang tengah berpegangan pada batang pohon, mengernyit. "Makhluk macam apa itu?"

"Ceritanya panjang. Yang terpenting sekarang, kita harus tetap bertahan," jawab Iyris. Perempuan itu berjalan ke arah Halsten. "Berapa lama kau bisa menahannya?"

"Berapa lama yang kau butuhkan?" Halsten menoleh ke arah Iyris.

"Sepuluh menit."

"Baiklah. Sepuluh menit."

Iyris sempat merasa tidak yakin, tapi Ia tidak memiliki banyak waktu. Ia tidak tahu apa yang ada di pikiran Halsten. Pertama lelaki itu berada di pihaknya, kemudian berkhianat, lalu sekarang lelaki itu mencoba menjadi pahlawan dengan membantu mereka. Ia tidak bisa mempercayai lelaki itu sepenuhnya. Ia tidak akan pernah percaya lagi.

Dengan berbekal kekuatan pemanggilnya, Iyris mengendalikan kabut yang menghalangi jarak pandang mereka, menjauhkannya agar Halsten bisa lebih jelas melihat serangan yang akan datang. Rupa Sqyra sekarang terlihat semakin jelas. Semakin mengerikan. Monster haus darah itu selama ini bersembunyi di balik kabut, tapi sekarang, Iyris bisa melihat suluruh tubuh monster itu dengan jelas. Sqyra di depannya tidak memiliki sisik seperti yang sebelumnya pernah Ia lihat. Makhluk itu memiliki kulit licin seperti katak yang berwarna merah muda. Urat-urat terlihat di permukaan kulitnya. Makhluk itu tidak memiliki mata, tapi indera penciuman mereka sangat tajam.

Tidak hanya Sqyra yang Iyris lihat di luar sana, tapi para prajurit Jayard dan Jayard juga ada di antara monster-monster itu. Tidak ada Sqyra yang menyerang mereka. Mereka seperti angin lalu yang tidak terlihat. Jayard yang mengendalikan para Sqyra, dan lelaki itu terhibur melihat mereka yang akan menjadi santapan monsternya.

Sialnya lagi, ocarina yang bisa mengusir para Sqyra sudah hilang entah ke mana. Satu-satunya yang bisa melindungi mereka adalah kubah yang Halsten buat.

Setelah dirasa kabut di sekitar mereka sudah cukup menipis, Iyris duduk bersila di dekat batang pohon willow, memejamkan matanya, berkonsentrasi. Ia berusaha menjangkau kekuatan yang Eiromeirsaz pinjamkan padanya. Kekuatan yang berada di alam bawah sadarnya. Kekuatan besar yang telah menunggu untuk dijangkau. Kekuatan yang membuatnya selalu ingin merasakannya lagi dan lagi.

Kekuatan itu tidak bisa Iyris rasakan mengalir di setiap pembuluh darahnya seperti kekuatan pemanggilnya. Ia harus mencari sendiri letak kekuatan itu.

Whistle of the OcarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang