39. The Monster's Return

560 102 19
                                    

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Bau besi dan karat menusuk hidung Iyris begitu ia sadar. Satu hal yang ia sadari, bahwa ia tengah berada di atas kereta yang berjalan. Kedua tangan dan kakinya dirantai, begitu juga dengan lehernya yang dirantai di langit-langit kereta. Rantai di tangannya sengaja dibuat menyerupai sarung tangan besi agar ia tidak bisa memanggil air. Ia tidak tahu sedang dibawa ke mana dan siapa yang melakukan hal ini. Ia hanya seorang diri di dalam kereta gelap tanpa jendela tersebut.

Iyris dapat mendengar suara roda kereta yang melewati jalan berbatu dan salju. Kereta itu oleng beberapa kali karena jalan yang begitu licin. Tak lama kemudian, kereta itu berhenti dan terdengar suara decit kencang yang Iyris duga adalah suara pintu besi. Apa mereka dibawa ke dalam penjara? Atau kembali ke istana? Bulu kuduk Iyris berdiri begitu mendengar suara-suara dari luar kereta.

"Kau antar saja pemanggil air itu, yang lain biar aku dan yang lain yang urus," kata seseorang dari luar kereta.

Mata Iyris menyipit begitu pintu kereta dibuka akibat cahaya lentera yang orang itu bawa. Orang yang membuka pintunya adalah seorang lelaki berbadan kurus kecil dengan pakaian serba hitam dan topeng yang begitu Iyris kenal. Topeng biru tua dengan corak serigala khas Havalen. Lambang serigala juga ada di seragamnya. Tidak salah lagi, ia tertangkap oleh pihak kerajaan.

Prajurit itu membuka kunci rantai yang mengikat leher Iyris pada langit-langit kereta, menyeret Iyris untuk keluar. Rantai-rantai yang mengikat kedua kaki Iyris membuatnya sulit untuk berjalan, tapi prajurit itu tetap saja menyeretnya sampai ia hampir tersandung berkali-kali.

Dinding-dinding batu mengelilinginya. Di depannya adalah bangunan yang sepertinya adalah benteng yang sudah lama terbengkalai semenjak perang.

"Di mana yang lain—" Prajurit itu menendang bagian belakang lutut Iyris, membuatnya jatuh berlutut.

Iyris menoleh karena mendengar suara riuh, mendapati Jake, Nyle, dan Jazel yang juga diseret ke luar. Jake dan Nyle berusaha untuk melawan, tapi Jazel terlihat begitu tenang, tidak melawan sehingga prajurit yang menanganinya tidak perlu repot-repot menyeretnya. Setelahnya Seyanor dan Sheyon juga terlihat keluar dari kereta. Sama seperti yang lain, Seyanor juga berusaha melawan. Terdapat memar di sudut mata lelaki itu. Sementara itu, Sheyon masih belum sadarkan diri.

Mereka di paksa berlutut di atas permukaan salju tebal. Malam itu salju turun cukup deras dan tak bisa dipungkiri bahwa mereka semua menggigil kedinginan.

"Di mana Morwen?" tanya Iyris pada yang lain dengan suara gemetar.

"Kudengar dia ada di kereta terakhir. Sepertinya belum sadar," jawab Seyanor, melirik kereta terakhir yang belum dibuka.

"Jenderal General." salah seorang prajurit memberi hormat pada seorang lelaki buncit dengan seragam militer, lengkap dengan pangkatnya.

"Bajingan itu," desis Seyanor, menatap sang Jenderal penuk kebencian seakan ia bisa saja meremukkan tulang-tulang lelaki itu kalau ia bisa.

Iyris sendiri tahu siapa orang berkumis tebal tersebut. Jenderal Borwel, seorang manusia yang selalu sigap mencambuk atau membakar kulit para Elf dengan besi panas jika mereka tidak mau menyumbang. Tiap malam Iyris selalu mendengar teriakan-teriakkan menyakitkan para Elf dari Elysum dan semua itu karena ulahnya. Dan yang lebih menjengkelkannya lagi, Iyris tidak bisa berbuat apa-apa kala itu untuk membantu mereka.

Whistle of the OcarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang