36. New Arrivals

545 101 13
                                    

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Esok paginya, tepat saat matahari mengintip dari garis horizon, mereka kembali dikejutkan dengan informasi apa yang Iyris berikan. Sepanjang malam Iyris tidak bisa tidur karena kedinginan, jadi ia memutuskan untuk membaca Istori'es Pnevada ka'i Thein hingga halaman terakhir. Informasi yang ia dapat dari buku itu tentunya tidak dapat ia simpan sendiri, mengingat kalau yang lain juga berhak mengetahuinya sebagai warganegara Havalen.

Iyris memberi tahu semua informasi tersebut walaupun nyawa mereka masih belum terkumpul setelah malam yang panjang. Ia memberi tahu kalau Arboriv bukan pohon biasa yang hidup dengan berdiam diri. Pohon itu bisa melakukan apa saja dalam keheningan, bahkan membunuh orang sekalipun. Jika usianya sudah sampai seribu tahun, bukan bangsa yang menanamnya yang akan menjadi semakin kuat, tapi Arboriv itu sendiri yang akan membangkitkan sesuatu yang tidak Iyris ketahui karena halaman terakhir buku itu seperti dirobek, entah berada di mana.

Intinya, Iyris menyimpulkan kalau Arboriv memang tidak seharusnya ada di dunia ini. Pohon itu seperti parasit yang mengambil nutrisi dari makhluk hidup lain untuk tetap hidup. Cepat atau lambat, parasit tersebut bisa membunuh makhluk hidup yang ditinggalinya. Hal itu terbukti, karena ratusan Elf sudah meregang nyawa agar pohon itu tetap dapat hidup di dunia ini.

"Sebenarnya pohon macam apa itu? Dari gambarnya seperti pohon oak biasa." Nyle menatap lamat-lamat gambar Arboriv di dalam Istori'es Pnevada ka'i Thein.

"Jadi pohon itu semacam sihir? Tidak masuk akal," komentar Jake.

"Kekuatan magis yang bangsa Elf dan Damion dapat lakukan juga tidak masuk akal," ujar Jazel, menatap sinis ke arah Jake. Sepertinya suasana hati lelaki itu sedang tidak baik karena kereta kuda mereka yang tertimbun salju.

"Itu jauh lebih masuk akal! Kita mendapatkannya sejak lahir, dari keturunan. Tapi pohon yang dapat mengabulkan kehendak? Siapa yang akan percaya dengan cerita itu?" Jake mencoba membela diri.

Iyris berdiri dari duduknya, mengenakan mantel kain perca untuk menghangatkan tubuh. "Seperti biasa, jangan beritahu informasi ini pada siapapun."

"Tidak, kecuali mereka cukup gila untuk mempercayai monster berkepala tulang rusa dan gagak raksasa," celetuk Jazel seraya membersihkan salju dari kereta kuda dan menggerutu.

Usai salju-salju itu dibersihkan dan memakan sarapan yaitu roti keras yang sudah terasa asam, mereka bersama-sama mendorong kedua kereta kuda tersebut menuju jalan setapak yang saljunya sudah dikeruk. Jalanan pagi itu sangat licin, jadi mereka harus ekstra hati-hati. Nyle sebenarnya sudah bisa kembali menjadi sais, tapi Jake menolak dengan alasan kalau lelaki itu belum sembuh total. Sepertinya Jake mulai menikmati pekerjaan barunya sebagai sais.

Tujuan mereka selanjutnya adalah danau Owana. Danau vulkanik yang terletak pada kawah gunung Omana. Menurut perkiraan Nyle, butuh waktu setidaknya satu minggu untuk mencapai kawah itu. Jika sebelumnya mereka hanya butuh seharian untuk menuju hutan gugur dan rawa karena jarak keduanya yang lumayan dekat, sekarang mereka harus menuju bagian selatan Melford.

Dengan perjalanan sepanjang itu, tentu saja Iyris merasa jenuh. Ia tidak bisa melakukan apapun selain melihat keluar jendela, membaca ulang Istori'es Pnevada ka'i Thein, dan mengobrol dengan Nyle. Perempuan itu bingung bagaimana Halsten bisa melalui perjalanan panjang ini hanya dengan diam termenung menatap keluar jendela. Yah, lelaki itu pastinya sudah melakukan hal yang sama selama bertahun-tahun.

Kereta kuda mereka melaju lebih lambat sari sebelumnya karena harus berhati-hati dengan jalanan yang licin. Namun tak butuh waktu lama sampai gua tempat mereka bermalam tidak lagi terlihat. Pedesaan di belakang merek hanya menyisakan bayangan atap-atap rumah segitiga berwarna kemerahan.

Whistle of the OcarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang