41. Sly Fox and The Great Dragon

596 95 11
                                    

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Siluman itu menyapukan lidahnya yang hitam ke bibir. Mata kuningnya menatap mereka seakan siap menyantap mereka hidup-hidup. Ekornya yang panjang menggeliat di belakangnya. Mata siluman itu tertuju pada Iyris, dan saat siluman itu menyerang, gerakannya cepat sekali. Dalam sedetik wanita siluman itu sudah berada di depan Iyris dan cakar-cakarnya menyambar cepat, hampir menghancurkan wajah Iyris jika saja Iyris tidak menunduk. Namun, belum sempat Iyris membaca serangan selanjutnya, cakar sang Siluman kembali bergerak, berhasil melukai torso Iyris. Tidak ada waktu untuk kesakitan, jadi saat siluman itu hendak kembali menanamkan cakarnya di tubuh Iyris, Iyris sudah lebih dulu menangkap tangannya. Kaki kanannya bergerak gesit menendang perut sang Siluman, berhasil memukulnya mundur.

Suara tembakan menggelegar dan bau bubuk mesiu mengudara. Jazel menembak punggung siluman tersebut. Untuk beberapa detik siluman itu mematung, tapi setelahnya hal yang tidak mereka sangka terjadi. Perlahan kulit siluman itu menyatu, kembali ke wujud semula. Peluru yang tertanam di tubuhnya keluar, jatuh ke lantai.

"Oh, aku cukup terkejut." Siluman itu memutar kepalanya 180°, menghadap Jazel. Senyum mengerikan itu terpatri di wajahnya.

Jazel membeku di tempatnya. Untuk pertama kalinya lelaki itu menunjukkan ekspresi takut walau sekilas. Jazel kembali melesatkan dua peluru ke dalam tubuh siluman tersebut untuk memastikan apakah yang baru saja ia saksikan itu nyata atau tidak, dan kejadian yang sama kembali terulang.

Dengan sekejap siluman itu telah berbalik menyerang Jazel. Jazel mengeluarkan sebilah pisau dari balik tuksedonya, menghindar tak kalah cepat ke belakang. Lelaki itu menghantam tengkuk sang siluman dan saat siluman itu hampir jatuh terhuyung, Jazel menarik kerah bajunya, menusukkan pisaunya di mata kiri siluman tersebut.

Siluman itu menjerit melengking. Pisau masih tertancap di matanya. Mata kanannya yang masih berfungsi menatap Jazel dengan begitu mengerikan. Kobaran api menyala di punggungnya. Untuk beberapa saat mereka mengira kalau siluman itu terbakar, tapi ia tidak tampak kesakitan. Api itu datang dari tubuhnya, membakar gaun merahnya. Siluman itu merangsek maju, menerjang tubuh Jazel hingga jatuh berdebam di lantai. Ia menindih tubuh Jazel, hendak memotong tenggorokan lelaki itu dengan pisau yang dibawanya. Untungnya Jazel berhasil menahan tangan sang siluman. Tangan Jazel bergetar menahan kekuatan yang Mendorongnya. Peluh mengucur di kening walaupun udara begitu dingin.

Bilah pisau itu hampir mengenai tenggorokan Jazel, tapi Jake sudah lebih dulu menendang kencang tubuh siluman itu, membuatnya terguling di lantai. Lelaki itu melesatkan Aclys, melilit leher sang Siluman. Halsten juga melesatkan Aclys-nya, menahan kedua tangan dan kaki wanita itu. Aclys itu tidak bertahan lama, karena setelahnya, siluman itu dapat dengan mudah merobek bayangan hitam itu.

Seyanor ikut menyerang dengan apinya, berusaha agar tidak membakar rumah kayu itu agar mereka tidak terbakar hidup-hidup di dalamnya. Namun serangan itu percuma saja. Api bertemu dengan api, api itu malah akan merambat dan semakin besar dan akan membakar melahap semua.

Sheyon meninju siluman itu dengan anginnya. Serangan itu terasa persis seperti tinjuan, bagai ada tangan-tangan transparan yang mengirim pukulan dan tendangan. Serangan itu tidak terlalu memberi efek yang signifikan.

"Ada beberapa bagian tubuh yang tidak beregenerasi." Iyris menunjuk mata kiri sang siluman yang masih tertancap pisau. "Dia bisa di bunuh. Incar kepalanya. Kalau perlu pisahkan dari badannya."

Iyris merangsek maju dengan belati lain di tangannya. Serangannya melambat karena luka di torsonya, tapi ia masih dapat menghindar dengan baik. Iyris berhasil melukai lengan siluman tersebut, tapi itu tidak berarti apapun karena beberapa detik kemudian luka itu tidak lagi terlihat. Siluman tersebut berhasil memojokkan Iyris ke dinding. Belati di tangan Iyris jatuh terkelontang. Siluman itu meninju beberapa kali wajahnya dengan keras hingga suara tulang hidung Iyris yang patah terdengar.

Whistle of the OcarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang