⊚ 3 ⊚

124 24 4
                                    

Seperti sore di minggu lalu, kini Taehyung dan teman-temannya juga sedang berlatih bermain basket di gedung olahraga. Meskipun sering dilakukan, latihan bola basket selalu membuat mereka bersemangat  seolah semangat itu berkobar hebat dan dapat menyebabkan orang-orang yang menonton ikut merasakan dampak panasnya.

Kim Namjoon memberi instruksi pada anggota klub. Sikap tegasnya membuat dia dihormati. Namun, dia tak pernah berlebihan dengan sengaja mengucapkan perintah-perintah kasar atau menunjukkan kuasanya sebagai ketua di klub.

Satu per satu anggota tim basket berdatangan. Mereka melakukan berbagai pemanasan termasuk lari lari ringan. Jika biasanya Taehyung tak begitu peduli dengan aturan-aturan, di lapangan dia l menjadi penurut. Dia akan bersikap wajar persis teman-teman lainnya terhadap Namjoon yang notabenenya kakak sepupu dia.

Si pemuda bersenyum kotak berlari keliling lapangan. Wajahnya tampak serius menganggarkan tatapan tajam pada sepasang jelaga yang fokus ke depan. Pada saat ini pula Jimin tak pernah menyia-nyiakan penglihatannya. Dari kejauhan  diam-diam dia merekam peristiwa tersebut di dalam memorinya.

Bunyi pantulan bola basket dari jemari Taehyung terdengar begitu halus seakan berirama. Terlebih gayanya yang penuh percaya diri saat memainkan bola oranye tersebut, hingga mampu memikat banyak pasang mata yang memandang. Kim Namjoon bahkan mengatakan bahwa Taehyung menaburkan sihirnya ke permukaan bola yang dia pegang. 

-----


Ada alasan kuat yang mendorong Jimin hingga betah berada dalam lingkup perbasketan. Kim Taehyung nyatanya berperan penting di dalam keputusan dia untuk menerima tawaran sebagai manajer di klub basket. 

Sebelum menyaksikan anak-anak latihan, Jimin kerap mengecek ruangan klub terlebih dahulu untuk merapikan barang-barang yang biasanya berserakan akibat ulah mereka.

Dehaman keras tiba-tiba menggema, Jimin kenal suara bass ini. Dia menoleh untuk menunjukkan kekesalannya. "Wajahmu kenapa, Ji? Belum disetrika ya, tadi?"

"Kalau jalan jangan mengendap-endap begitu, Taehyung! Kau itu bukan hewan melata yang langkahnya tidak bersuara, menyebalkan!" Sekeras apapun hardikan Jimin, tiada pula memengaruhi emosional si pemuda bersenyum kotak.

"Aku 'kan pernah bilang bakal mengawasimu terus, kau pikir cuma main-main?" Sambil celangak-celinguk meneliti sekitar koridor juga ruang klub, Taehyung menginterogasi si gadis manis di situ. "Sudah tidak ada siapa-siapa di sini, kenapa kau belum pergi juga? Kalau ada yang mengganggumu bagaimana? Punya hobi kok melamun, biar apa sih, Ji?!"

"Aku heran, yang salah siapa sih sebenarnya? Caramu nongol itu persis hantu, bikin orang kaget. Tambah lagi sekarang mengomel tak jelas. Bukannya kalian sedang latihan? Jadi, buat apa kemari?

"Ya buat memantau dirimulah! Aku melihatmu masuk ke ruangan ini sendirian, mangkanya aku langsung menyusul."

"Taehyung, kau bukan pengawal dan aku juga bukan anak remaja kemarin sore yang perlu diawasi. Aku bisa kok jaga diri." Si pemuda bersenyum kotak berdecak, memutar bola matanya kala Jimin berdalih panjang lebar demi mencari kesalahan dia.

"Terserah, Ji! Keras kepala benar kalau dikasih tahu. Sudahlah, aku mau pergi saja!" Taehyung berbalik, sengaja menyembunyikan seringai di bibirnya. Begitu hati merasa puas mengobrol dengan si gadis manis, dia pun memutuskan untuk bergegas kembali ke lapangan.

-----

(END) Lowkey in Love with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang