⊚ 10 ⊚

101 23 0
                                    

"Hei! Kenapa diam saja?" Seruan Lisa membuyarkan lamunan Jimin. Sejemang tawa sumbang menghiasi wajahnya.

"Aku--Jimin."

"Wah, nama yang bagus. Kuharap kita saling cocok." Tindakan  manis yang kedua kalinya lagi-lagi berhasil memesona Jimin. "Baiklah, Jimin ... mulai sekarang kita adalah teman, jadi aku  tidak akan sungkan lagi padamu." Drama perkenalan ditutup, bertepatan masuknya Ibu Han ke kelas mereka.

Kontan fokus mahasiswa tertuju ke depan, tak ubahnya Jimin. Selama Ibu Han mengajar tak satupun dari mereka berani menciptakan kebisingan. Dia merupakan dosen yang terkenal tegas dan tak main-main dalam memberikan sanksi pada mahasiswa pembangkang.

"Oh ya, Jimin--pulang kuliah nanti kita ke rumahmu, ya? Aku baru seminggu pindah ke sini. Banyak tempat yang ingin kukunjungi, aku traktir asal kamu mengajakku ke tempat yang bagus." Lisa membisikkan rencananya dan Jimin beranggapan dia patut menyanggupi salam perkenalan dari teman barunya ini.

-----

Jam kuliah selesai, Jimin buru-buru ke lahan parkir guna menemui Taehyung.

"Ta ..."  Niatnya tertahan ketika menemukan si pemuda Kim kelihatan asyik mengobrol bersama Lisa. Tatapan mata keduanya beradu lembut, memancarkan ketenangan.

"Jimin, kau mencariku sampai kemari? Sebentar, aku harus melapor dulu tentang rencana kita."  Lisa memelankan suaranya seakan sedang berbisik kepada Jimin. Padahal ucapannya masih bisa didengar telinga lain. Di sisi berbeda, Kim Taehyung mendadak aneh sikapnya. Ini bukan seperti Taehyung yang biasanya gemar sekali mengoceh kepada Jimin.

"Hubungi aku atau Namjoon kalau kau sudah mau pulang, mengerti? Jangan nekat pulang sendirian, nanti tersasar ke mana-mana." Si pemuda Kim memperingati dan begitu Lisa mengangguk, mesin motornya berderam.

"Aku duluan ya, Ji." tegurnya saat melewati gadis itu. 

"Ji, lihat apa, sih?" Lisa melambaikan tangannya di muka Jimin. Padahal punggung Taehyung jelas-jelas sudah hilang dari pandangan, namun tatapannya betah menjurus ke depan.

"Mari kita pergi! Banyak hal bagus yang ingin aku tunjukkan, setelah kita mampir ke rumahku tentunya. Kau keberatan?"  Sambil berjalan, mereka mengakrabkan diri melalui obrolan-obrolan ringan.

"Kau akan mengajakku ke mana, Jimin?"

"Kau suka ice skating tidak?"

"Entahlah... aku bingung. Sebenarnya aku suka saat melihat orang-orang bermain ice skating, apalagi kalau ada yang menggabungkannya dengan  tari balet.  Itu benar-benar menakjubkan! Tapi, karena aku tidak dapat melakukannya, aku jadi agak kesal."

"Akan aku ajari beberapa trik mudah. Kau bisa cepat menguasai permainannya jika tahu tekniknya." Ekspresi Lisa berbinar-binar. Sebentuk tawaran menyenangkan hati yang kontan mengembangkan senyumnya.

"Serius?! Oh ya ampun, aku jadi gugup. Bakal menyenangkan sepertinya. Andai saja Taehyung dan Namjoon bisa ikut bareng kita, ya?! Makin seru pasti." Lisa kentara begitu bergembira dengan rencana mereka. Tidak dengan Jimin yang masih terus mengumpulkan pertanyaan demi pertanyaan, tepatnya sejak pertama kali Lisa menampakkan diri di kelas mereka. Hubungan apa yang terjalin di antara dia dan Taehyung? Kenapa keduanya tampak sangat akrab.

Bersambung...

(END) Lowkey in Love with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang