Episode 5: Rencana melarikan diri bersama penjahat

212 63 3
                                    

"Masuk." Pintu kaca ruangan pria itu dibuka. Seorang wanita menunduk hormat melangkah masuk.

"Pak. Ini surat kontrak yang harus ditandatangani," Wanita itu menyodorkan dokumen tersebut pada atasannya.

Pria itu membalikkan setiap halaman kontrak membacanya seksama, ditengah kegiatan dia mengangguk menitah bawahannya itu pergi.

Ia menekan telfon. Suara seorang pria terdengar ketika ia memencet lostpacker. "Iya pak?"

"Apa jadwal saya selanjutnya?" Tanya ia sambil kembali memeriksa kontrak itu.

"Ada pak. Jadwal selanjutnya sebelum makan siang bersama klien direstoran pak, saya sudah menyiapkan tempatnya." Pria itu bergumam mendengarkan.

"Dan setelah itu, anda punya jadwal bertemu dengan tim dari perusahaan penerbit Alexander. Mereka sepertinya akan membuat buku menarik sehingga mengajukan pertemuan ini dengan anda. Oh ya, jadwalnya tepat setelah makan bersama klien, jadi saya menempatkan waktu pertemuannya setelah makan siang di restoran yang sama,"

"Mereka akan mengirimkan penulis terbaik dari penerbit mereka untuk mewawancarai anda pak, sebaiknya anda bersiap." Pria itu bergumam datar, mematikan sambungan.

Ia meletakan kontrak itu diatas meja setelah menandatangai nya. Pintu kaca dibuka kembali tanpa diketuk. Dahi pria itu menekuk.

Seorang pria berjas dengan wajah serius berjalan mendekat meja kerja. "Maaf tidak mengabari akan kesini," namanya Solon.

"Kenapa kamu kemari?" Tanya pria itu bangkit, menatap tajam lawan bicara ia.

Solon mengeluarkan selembaran kertas berisi diagram data. Pria itu mendongkak menatap Solon, kaki tangannya, seolah meminta penjelasan.

Solon yang mengerti tatapan itu kemudian berkata. "Para polisi rahasia sudah mulai curiga dengan aktivitas pergerakan uang yang bertambah pada Yattomi."

Wajah pria itu tampak menekuk. "Apakah mereka semakin jeli dalam mengawasi pergerakan musuh?"

"Sepertinya begitu. Akhir-akhir ini aku dengar banyak anggota yang menemukan orang-orang mencurigakan disekitar, dan didalam organisasi juga sedang dilakukan pembersihan karena maraknya pengkhianat dan penyusup."

"Ku dengar Yudas dan Leone menangkap dua mata-mata wanita di club minggu kemarin malam?"

Solon mengangguk. "Ya, dua wanita itu adalah anggota badan kontra-intelijen nasional. Yudas dan Leone sudah membereskan dua wanita itu besoknya. Mayat dua mata-mata itu sudah dimusnahkan,"

"Kalau begitu. Kita hubungi anggota lain. Aku akan berbicara dengan anggota organisasi tentang masalah ini, jangan sampai bisnis rahasia yang sudah dibangun bertahun-tahun ini lenyap." Solon mengangguk, pamit keluar dari ruangan.

***

Mobil kami terparkir dibandara. Aku menyusul presdir Yattomi keluar melangkah tergesa-gesa. Langkah dia mendadak berhenti, aku hampir menabrak punggungnya. Kepalaku memiring melihat apa yang terjadi dari balik tubuh dia.

Petugas polisi berseragam lengkap sudah menguasai seluruh bandara, mereka berpencar dimana-mana. Kenapa kami tidak melihat saat mobil memasuki area parkir?

Dia kembali melangkah keluar bandara. Mobil perusahaan ternyata masih disana. Pria itu membuka pintu kemudi paksa, menarik kearah sopir mendorong keluar. "Kamu pulang naik taksi, aku akan mengunakan mobil ini." si sopir yang masih gelalapan, menangguk patah-patah. Aku ikut masuk. Dia hendak menyalakan mesin, melirikku yang duduk dibelakang.

"Kau pikir aku ini sopirmu?!" mata kami bertemu lewat kaca spion. Aku bergerutu.

"Hanya tinggal duduk saja ya, repot sekali."

The Between Us (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang