Episode 12: Makan malam yang hancur

142 39 23
                                    

Musik klasik mengalun diseluruh ruangan megah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musik klasik mengalun diseluruh ruangan megah tersebut. Tiang-tiang menjulang dan tangga yang dilapisi karpet merah semakin memanjakan mata, jangan lupa dengan lampu kristal raksasa yang berkilauan diatas sana yang didekor sedemikian rupa bernuansa klasik eropa.

Rombongan mahasiswa mengunakan jas dan kemeja melintas didekat meja kami. Aku, presdir itu bersama dua pasangan tua duduk melingkar di meja bundar. Para waiter melintas disekitar, bulak-balik melayani para tamu.

"Tolong ambilkan kami segelas jus tanpa gula." pesan wanita tua di sampingku kepada waiter. Ia mengangguk, lalu pamit pergi untuk memenuhi pesanan wanita itu.

Aku dan presdir itu sama-sama diam, sibuk menikmati hidangan. Ketika aku hendak memotong daging, mendadak pria itu menukarkan piringku dengan miliknya. Ia sudah memotong semua daging dipiringnya yang belum dia santap. Aku menatapnya, memicingkan mata, curiga. Waswas dia meracuni makananku.

"For you, my little wife."

Kedua pasangan tua itu tersenyum lebar melihat kami. "Aduh kalian sangat mesra, mengingatkan kami ketika muda saja." kata si nenek. Namun si kakek hanya tertawa pelan, Max ikut tersenyum.

Pria itu sangat lihai dalam ber-acting, sejak tadi dia bertingkah seakan-akan dia sangat mencintaiku dan sebaliknya. Ah.. andaikan dia tahu, bahwa dia sangat cocok menjadi aktor.

Pertama kali aku melangkah menuruni anak tangga menuju restoran, aku melihat dia menyambutku diam, dibawah tangga. Menggunakan dress yang ia berikan, panjangnya sebetis dan berwarna hijau sage. Ini adalah dress paling sederhana yang dia berikan, aku sengaja memilih yang ini karena tidak terlalu mencolok.

 Ini adalah dress paling sederhana yang dia berikan, aku sengaja memilih yang ini karena tidak terlalu mencolok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu diam, menatapku dari ujung tangga. Tanpa mengalihkan pandangan, pria itu diam-diam meneguk ludah, melihat penampilanku yang berbeda dari biasanya. Lebih bersih, lebih terawat, lebih elegan dan lebih.. cantik. Ia mencoba menyembunyikan degup jantungnya ketika aku mendekat.
Max mengadahkan tangan. Aku menerima, lantas berjalan menggandeng lengan dia menuju meja kami.

***

"Aku permisi sebentar."

Keran air ku tutup, meraih tisu membersihkan sisa air ditelapak tangan, keluar dari toilet wanita.

The Between Us (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang