Jisoo keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya melilit pinggangnya. Jennie mengikuti Jisoo dari belakang, ia juga hanya menggunakan handuk.
"Kau salin dikamar mu sendiri, Jennie.." malas Jisoo saat adiknya mengikuti sampai kamarnya.
"Memangnya ini di kamar siapa?"
Jisoo memutar bola matanya jengah "dikamarku!."
Jennie tersenyum malu. "Hehe.. iya aku keluar" ia segera berlari kecil keluar dari kamar kakaknya itu.
Jisoo segera memakai mengambil pakaian dan memakainya di kamar mandi setelah adiknya keluar dari kamar. Setelah itu ia merebahkan tubuhnya di kasur, memikirkan bagaimana untuk kedepannya dengan kondisi seperti ini.
Jisoo mengambil ponselnya dan memilih untuk bersantai dengan bermain game, toh lagian hari sudah mulai gelap.
Setelah mengirimkan emot itu kepada Jennie, wanita itu membuka pintu kamarnya dengan kasar.
"Ayo sayang, makan dulu.." ucapnya lembut menghampirinya. "Miku emangnya tidak lapar habis berolahraga?"
"Miku?" Bingung Jisoo
"Singkatan dari suami aku.. hehe" Jennie tersenyum malu memegangi pipinya yang terasa panas karena ucapannya sendiri.
"Kau benar-benar sudah tidak waras Jennie, aku ini normal kau tahu!"
"Sudah cepat gendong aku ke dapur!" Jennie menaiki kasur Jisoo dan menariknya agar berdiri di lantai.
"Tidak mau! Kau berat Jendeuk.."
"Apa?!" Jennie menjambak rambut pendek lelaki itu cukup kuat sehingga membuatnya mengaduh kesakitan.
"Aakhhh Jennie, lepas!... Iya-iya aku akan menggendongmu~"
Baru setelah Jisoo mengatakan itu ia melepaskan tangannya dan tersenyum. Rambut Jisoo berantakan dan malah terlihat semakin tampan.
"Gendong depan atau belakang?" Tanya Jisoo dengan raut wajah sewot.
"Samping.." ucap Jennie tersenyum sampai matanya menghilang.
"Itu tidak ada di pilihan Jennie." Jisoo berucap malas. Satu adiknya ini banyak mau sekali.
"Yasudah depan!" Jennie mengatakan dengan nada ketus, membuat Jisoo heran.
Ia segera merengkuh tubuh Jennie yang langsung menempel padanya, kaki gadis itu melingkar di pinggangnya begitupun tangan mungil yang berada di lehernya yang sekarang memiliki jakun.
Ia melangkahkan kakinya menuju dapur, Jennie menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jisoo sambil mengucapkan "Nanti kita pakai posisi seperti ini ya, chu?" Setelah itu Jennie terkikik geli menggesekan hidung mungilnya di leher yang terlihat sexy itu.
"Gila." Ucap Jisoo datar.
"Ini semua karenamu! Kenapa juga harus berubah menjadi tampan? Kalau kau jelek aku tidak mungkin begini.."
"Cih, kalau begitu aku berharap berubah menjadi jelek nanti malam."
"Aaa andwae oppa~"
Jisoo menurunkan Jennie di kursi dan mengabaikan tatapan terkejut kedua adiknya.
"Chunnie~" rengek Lisa, ia kan jadi iri.
"Jisoo oppa~" kali ini Rosé yang merengek.
Jennie mencibir dalam hati 'dasar manusia iri!'
Tatapan Jisoo berbinar ketika melihat banyaknya ayam goreng tepung dimeja. Ia segera mengambil nasi dan dua ayam sekaligus kedalam piringnya.
"Siapa yang memasak ini?" Tanyanya setelah menggigit paha ayam itu.
"Kita bertiga unnie.." ucap Lisa, tak sengaja tatapannya menatap mata kucing Jennie yang menatap tajam, ia gelagapan. "M-maksudku kita bertiga oppa.."
"Enak sekali... Kalau bisa kalian bikin saja ayam ini tiap hari, jadi tidak perlu pusing memikirkan menu masakan untuk tiap harinya." Ucap Jisoo membuat Jennie jengkel.
"Kasih uang untuk ketiga istrimu itu jika ingin makan enak!" Sindir Jennie.
Jisoo tertawa membuat semuanya terpana "Arrasseo-arraseo.. aku akan memberikan kalian uang setelah aku makan."
"Jinjja?!" Pekik Jennie dan Rosé tak percaya, begitupun Lisa yang membulatkan matanya.
"Ya tidaklah, kalian pikir kalian ini siapa." Ucap lelaki itu santai masih memakan ayamnya.
Jennie tersenyum manis lalu menatap kedua adiknya untuk memberi kode. Chaelisa mengangguk dan segera mengambil sisa ayam yang ada di piring besar.
"Y-yak! Aku baru memakan dua.." panik Jisoo ketika tidak ada ayam yang tersisa.
"Bersyukur kau sudah mengambil dua ayam, chu.. tidak bayar lagi. Jadi jangan banyak protes dan habiskan.."
Lelaki itu menunduk dengan bibir cemberut, Jennie memberi dua satu ayam yang dipiringnya untuk lelaki itu.
Bibir Jisoo membentuk senyuman manis seraya menatapnya "Gomawo Jendeukie.."
Brak!
"Yak, unnie.. itu tidak adil!" Protes Lisa berdiri, kini ia merasa telah ditipu dan dimanfaatkan oleh Jennie. "Kau melakukan itu agar Jisoo Oppa luluh padamu, kan?"
"Yak! Jangan menuduh!"
"Sudah Lisa-ya.. beruntung kita dapat ayam banyak." Lerai Rosé menarik lengan Lisa agar kembali duduk.
"Itu kan kesenanganmu chaeng mendapat banyak makanan! tidak sadar kah kita telah ditipu oleh Jennie unnie?!"
Jennie memutar bola matanya jengah "Siapapun hentikan drama ini..."
"Yasudah jika tidak mau ayamnya untukku saja!" Rosé mengambil tiga ayam yang ada di piring Lisa.
"Mwo?! YAK PARK CHAEYOUNG!"
•
•
•
Setelah makan, mereka berempat sedang menonton series yang Jennie mainkan di The Idol. Posisinya begini, Jennie paling kiri, lalu Jisoo, Rosé dan Lisa paling ujung kanan.
"Unnie, kenapa film ini banyak sekali adegan dewasa?" Tanya Rosé polos.
"Jika tidak ingin banyak adegan dewasa tonton saja cocomelon!." Ucap Jennie sarkas membuat Rosé mengerucutkan bibirnya seraya memeluk lengan Jisoo.
"Melonmu ya unnie?" Celetuk Lisa yang sepertinya sudah melupakan pertengkaran mereka di meja makan tadi.
"Boleh, apa kau ingin Lisa-ya?"
"Um!" Angguknya semangat.
"Arraseo, malam ini unnie akan pergi ke kamarmu." Jennie mengedipkan matanya pada gadis jangkung itu.
Setelah itu, Jisoo tiba-tiba berdiri dan masuk kedalam kamarnya. Entah karena ucapan Jennie ataupun karena TV yang menunjukkan adegan Jocelyn dan Tedros bercinta.
TBC
Kenapa tuh chu??
KAMU SEDANG MEMBACA
Jisoo Unnie To Jisoo Oppa ?!
FantasyPenampilan Jisoo yang berubah 100% karena obat yang dibelinya dari situs online dengan harga puluhan juta. bisakah dia kembali seperti semula?. silahkan dibaca~ #slowupdate