15

2K 296 17
                                        

Dengan tangan melipat di dada, Jennie menatap punggung Rosé dan Jisoo yang berjalan masuk kearah kamar layaknya pasutri baru menikah itu dalam diam. Tentu saja Lisa yang berada disebelahnya sadar.

"Unnie, kau benar-benar menyukai Jisoo oppa?"

"Mwo? Kau ini bicara apa? Aku menyukai Jisoo karena sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri."

Lisa manggut-manggut, mengambil kue kering di meja dan memasukannya kedalam mulut.

"Unnie, bagaimana jika kita lihat cara Rosé memijatnya? Bisa untuk menambah ilmu."

"Ayo!" Jawab Jennie semangat membuat gadis jangkung itu tersentak. "M-maksudku, ayo.."

Lisa membawa toples kue kering itu, dan berjalan ke arah kamar sang kakak tertua. Jennie mengikutinya dari belakang.

Tepat di depan pintu. Dengan samar mereka mendengar percakapan kedua orang di dalam.

"Apakah sakit jika bagian ini ku pegang oppa?"

"Ah n-nde! Jangan di tekan chaeng-ah!"

Ceklek...

Pintu terbuka, dengan posisi Rosé duduk dipantat lelaki itu yang sedang tengkurap bertelanjang dada.

Lisa meringis melihat punggung kakaknya yang merah-merah akibat pijatan Rosé. "Yah chaeng, kau ini memang bisa pijat atau tidak sih? Kenapa punggung Jisoo unnie menjadi merah seperti ini?"

"Yak! Memang seperti ini prosesnya agar sembuh, kenapa kau kemari?" Tanya Rosé sewot tak terima dikatai oleh lisa.

"Ughh.. Jendeukie" lirih Jisoo meminta tolong, Jennie menerima uluran tangan Jisoo yang ingin pegangan saat Rosé kembali memijat bagian pundaknya.

"A-awh! Akkhh..."

Cengkraman Jisoo sangat kuat membuat Jennie ikut meringis kesakitan. "Chu, sakit~"

Jisoo segera melepasnya, dan beralih meremas sarung bantal.

"Sudah selesai! Bagaimana? Merasa lebih baik, kan oppa?" Rosé turun dari kasur, mengambil minyak ajaib di kasur dan menatap wajah Jisoo yang merah. "Karena sudah selesai, aku tak jadi menginap denganmu, aku biarkan oppa istirahat malam ini.."

"Hmm.. gomawo chaeng-ah" Jisoo duduk, memakai kaosnya dan menatap Jennie yang masih memegangi pergelangan tangannya. Ia jadi merasa bersalah kali ini.

Setelah chaelisa keluar, Jisoo menarik pinggang Jennie agar mendekat kearahnya. "Apakah sangat sakit? Mianhae, aku tidak sengaja.. sungguh."

"Gwaenchana..." Jennie merapihkan rambut Jisoo yang berantakkan, mengusapnya lembut menatap mata teduh itu. "Apa kau merasa ada yang berbeda setelah dipijat oleh adikmu?."

"Lumayan.. tubuhku sudah tidak terlalu sakit."

"Baguslah.. kalau begitu biarkan aku pergi, aku ingin tidur." Jisoo yang mengalungkan tangannya di pinggang Jennie sontak melepaskannya dengan wajah canggung.

"Ah ya.. mian"

Jennie tersenyum, mengusap pipi Jisoo yang terlihat lebih berisi lalu keluar dari kamar sang kakak.

"Tumben sekali, kenapa dia tidak merengek tidur denganku? Bukankah dia selalu begitu?" Bingung Jisoo dengan sikap Jennie. "Ah molla.. aku sudah mengantuk."

Malam ini, mereka berdua benar benar tidur sendiri. Hanya Jisoo yang terlihat gelisah dalam tidurnya, mungkin sudah biasa tidur dengan Jennie disisinya. Jadi agak aneh jika gadis itu tak lagi tidur bersamanya.

Sudah lima kali Jisoo terbangun, membolak-balikkan bantal agar mendapat sisi yang dingin. Tetapi tetap saja ia masih belum juga lelap.

Menggeram frustasi. Jisoo bangun dari tempat tidurnya, membuka pintu kamar dengan pelan melihat sekitar yang sudah gelap, ia berjalan gontai ke arah kamar Jennie sambil membawa satu bantal.

Dibukanya kamar Jennie dengan sangat pelan, ia masuk dan menutupnya kembali dengan rapat. Melangkah dalam sunyi, Jisoo berhasil berada di samping Jennie. Menyelusup masuk kedalam selimut, dan matanya melotot ketika melihat Jennie tidur hanya memakai celana dalam dan piyama tanpa bra karena ada sesuatu yang menonjol di dada gadis itu.

Mengalihkan perhatiannya, Jisoo berhasil masuk kedalam selimut itu, melirik Jennie yang tampak tak terusik dengan kedatangannya.

Beberapa jam kemudian, Jennie merasakan sesak di dadanya, ia membuka mata dengan susah payah, berusaha menyesuaikan cahaya dari lampu tidur yang masuk ke dalam kedua matanya. Mulutnya hampir saja memekik saat melihat ada lelaki yang memeluk tubuhnya dengan sangat erat. Namun, ketika sudah mengenali wajah yang memiliki hidung bangir khas di dadanya ia menjadi sedikit lebih tenang.

"Eoh?" Sekarang Jennie baru sadar, kapan lelaki ini masuk kedalam kamarnya?.

Jennie mengusap punggung Jisoo yang sedikit mengigau merengek dalam tidurnya, mungkin sedang mimpi buruk.

Jennie mengambil tumbler berisi air di meja sampingnya, meminumnya dan mendesah lega saat air itu membasahi kerongkongannya.

Tadinya posisi kepala Jisoo berada sedikit dekat dengan perutnya, tetapi setelah minum kenapa kepala lelaki itu semakin naik ke dadanya? Sungguh terasa sangat berat dan sesak bagi Jennie.

"Chu~" Jennie menepuk pelan pundak sang kakak berulang kali sampai terbangun.

"...Hm?" Sahutnya dengan suara berat khas lelaki baru bangun tidur.

Uhhh.. Jennie langsung dibuat merinding sendiri mendengarnya. "B-bisa geser sedikit? Aku merasa sesak chu.."

"Hmm.." Jisoo yang belum sadar sepenuhnya menurut. Tidur membelakangi Jennie seraya memeluk guling.

Tangan mungil Jennie memeluk pinggang Jisoo. Meletakkan kepalanya di punggung lebar lelaki itu yang tercium bau harum campuran parfum dan minyak urut bekas Rosé.

Bukan hanya sekedar meluk, tangannya itu perlahan masuk kedalam kaos Jisoo. Mengusap perut kencang yang sangat terasa di telapak tangannya.

Jennie berucap dalam hati. Kenapa tubuh lelaki ini bisa sangat bagus tanpa olahraga sekalipun? Oh ayolah, perbandingan Jisoo wanita dan Jisoo menjadi pria benar-benar sangat berbeda!. Jisoo versi pria sungguh sangat besar. M-maksudnya tinggi dan bagian tubuhnya. Definisi big boy. Dan Jennie menyukai itu.

Sampai suatu ketika nafasnya terasa terhenti ketika Jisoo membalikkan badannya. Menatap mata Jennie yang membulat lucu.

"Bisa hentikan tanganmu yang mengacak-acak perutku?"

Jennie mengangguk. Melihat wajah Jisoo dari dekat seperti ini membuat Jennie ingin pingsan karena ketampanannya.



TBC
Oh no.. Jisoo udah kena peletnya Jennie😱

 Jisoo udah kena peletnya Jennie😱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo Unnie To Jisoo Oppa ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang