7

2.9K 389 36
                                    

Setelah selesai menonton The Idol, mereka bertiga masuk kedalam kamar masing-masing. Ralat hanya Rosé dan Lisa yang masuk ke kamarnya sendiri, sedangkan Jennie tentu saja masuk ke kamar Jisoonya itu yang sudah berada di dalam sejak lama.

Mata kucingnya melihat Jisoo yang tertidur dengan posisi tengkurap. Tangannya terulur untuk mengusap punggung lelaki itu dengan duduk di sudut pinggir kasur.

Jisoo terusik, mengintip siapa yang mengganggu tidurnya dengan mata merah. Saat mengetahui siapa pelakunya ia kembali memejamkan mata untuk melanjutkan mimpinya yang terhenti.

"Chu, kau tidak ingin mengajakku ngobrol? Aku tidak bisa tidur." Jennie berucap dengan tangan mungil yang menggoyangkan kasar lengan kekar itu.

"Aku mengantuk, memangnya kau sudah menonton film mu itu?"

"Sudah, Chu.. Lisa dan Rosie juga sudah masuk ke kamar."

"Bukankah kau bilang ingin tidur dikamar Lisa?"

"Tidak. Aku ingin tidur denganmu.." potong Jennie cepat. "Bisa kah kau memelukku agar aku cepat tertidur? Aku penasaran apakah pelukanmu masih sama rasanya seperti pelukan Jisoo unnieku."

Jisoo mengubah posisinya menjadi tidur terlentang, membentangkan tangannya untuk menyuruh Jennie segera memeluknya secara tidak langsung dengan mata yang masih terpejam.

Jennie naik ke atas tubuh Jisoo, memeluk tubuh lelaki itu dengan menyandarkan kepalanya di dada bidang yang memiliki aroma parfum Dior yang sangat manly.

"Pelukanmu jauh lebih nyaman dan hangat sekarang, mungkin karena tubuhmu lebih besar." Ucap Jennie menguselkan kepalanya pelan.

"Hentikan Jennie.." Jisoo menahan kepala adiknya agar berhenti mengusel padanya.

"Waeyo? Aku tidak bisa tidur.."

"Berdoa."

"Sudah, tetapi tetap saja tidak bisa Oppa... Lakukan sesuatu seperti dulu.."

Tangan Jisoo terangkat untuk mengusap rambut lembut adiknya, kakinya mengangkat selimut dan menyelimuti tubuh mereka, lampu utama juga ia matikan dan hanya menyisakan lampu tidur berwarna kuning di kedua sisi kasurnya.

"Perlu ku dinginkan lagi suhu AC nya?" Ucap Jisoo serak karena jelas-jelas ia baru bangun tidur. Jennie mengangguk kecil, tangan Jisoo meraih remot ac dan mengecilkan suhunya sampai 16°

"Oppa~"

"Hm?"

"Kau sudah tidak marah saat ku panggil oppa, chu?" Tanya Jennie dengan nada yang sangat menggemaskan.

"Aku hanya lelah memberitahu mu berulang kali."

"Jadi.. apakah aku boleh melakukan apa yang aku mau padamu?" Ucapnya tidak mengubah posisi dan tetap berbaring di dada Jisoo.

"Terserah." Gumam Jisoo dengan suara memberat, seperti akan kembali tertidur.

"Jisoo?" Panggil suara Jennie lagi.

"Hm..?"

"Aku sama sekali tidak mengantuk"

"Sabar saja, sebentar lagi juga matamu akan pedih"

"Apa benar jika habis berhubungan sex orang itu akan mengantuk lalu tertidur dengan lelap?" Tanya Jennie sedikit merubah posisinya menjadi agak lebih naik dan memposisikan wajahnya di ceruk leher lelaki itu.

"Tidak tahu."

"Memangnya kau tidak pernah melakukannya, chu?" Tanya Jennie sedikit berbisik.

Jisoo menggeleng dan berusaha menjauhkan tubuhnya dari hembusan nafas Jennie yang membuat lehernya merinding.

"Jinjja? Kau tidak pernah melakukannya dengan kekasihmu dulu chu?"

"Tidak."

"Sayang sekali.. padahal rasanya menyenangkan dan membuat candu"

"Memangnya kau pernah melakukannya?" Tanya Jisoo penasaran.

"Kenapa? Kau penasaran dengan rasanya, hm..?"  Setelah itu Jennie mengecup basah leher Jisoo.

"Jangan mencium leherku, Jennie." Ucap Jisoo memberi peringatan.

"Waeyo Oppa~ bukankah kau mengizinkan diriku tadi?"

"Tetapi tidak untuk yang seperti ini."

Jennie duduk di perut kencang Jisoo, ia meraba belakang punggungnya mencari kaitan branya lalu melepaskannya didepan pandangan Jisoo.

"Kau tahu kalau aku tidur harus melepas braku.. tak perlu canggung, bahkan kita telah mandi bersama tadi."

Piyama tidur Jennie sangat tipis, walaupun tidak memperlihatkan bentuk tubuhnya tetapi puting wanita itu terlihat menonjol di piyamanya.

"Arraseo, asalkan tidak melepas bajumu sendiri." Ucap Jisoo lalu menutup matanya.

"Hm.." gumam Jennie kembali tertidur di atas tubuh Jisoo. "Aku merindukan bibir hatimu itu."

"Memangnya apa yang dilakukan bibir ku?"

Jennie tersenyum miring dalam diam, jelas lelaki itu tidak mengingatnya karena mabuk.

"Bibir hatimu memujiku unnie... sekarang bibir hati itu menjadi sedikit tebal dan sering mengataiku, oppa."

"Mian."

"Gwaenchana baby... Ngomong-ngomong apa kau sudah tahu cara mengatasi kondisi milikmu jika suatu nanti mengeras kembali dan mengacung dengan tegak seiring bertambah panjang dan besar itu?"

Jisoo menghela nafasnya dan menggeleng "Tidak."

"Aku tahu, chu.."

"Bagaimana caranya? Apa bisa ku lepas benda ini?"

"Caranya lumayan sedikit membuat tanganmu pegal jika sedang sendiri, tapi aku bisa memberimu bantuan dan contoh sebagai edukasi..."

"Aku tidak yakin kau bisa membantuku, Jendeuk."

"Tentu saja bisa miku.." Jennie terkekeh menggesekkan hidung mungilnya di daun telinga Jisoo lalu menggigitnya pelan

"Ugh.. Jendeukie~"  gelisah Jisoo menggerakkan kakinya sehingga membuat sprei sedikit kusut.

"Ayo kita mulai sesi belajar malam ini." Jennie bangkit, mengambil ponsel Jisoo dan membuka kamera.

"Kau boleh merekamnya dan ikuti cara yang aku ajarkan saat kau sedang sendiri. Ingat hanya sendiri, jangan melakukan ini jika ada adikmu lisa ataupun Chaeyoung. Bahkan orang lain disekitarmu" Jennie memberikan ponsel boba bercase anime perempuan itu pada pemiliknya.

"Tapi kau juga adikku Jennie."

"Aku adalah guru private yang akan mengajari seorang murid lugu, dan kau adalah muridnya.. arraseo?" Ucapnya mengusap rahang tegas miliknya.

"Sekarang kau bisa berdiri ataupun duduk. Buat dirimu senyaman mungkin, chu..."


TBC
Jisoo jangan mau sayang.. cepat lari😢🤧

 cepat lari😢🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo Unnie To Jisoo Oppa ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang