18

2.3K 322 32
                                        

Pagi hari sebelum Jennie sadar dari tidurnya, Jisoo sudah lebih dulu bangun dan pergi ke mobil mencari cincin yang diberikan oleh Jennie. Dan keberuntungan berpihak pada lelaki itu. Ia menemukan cincin yang berada di karpet mobil.

Dengan senyum penuh kemenangan, Jisoo kembali masuk kedalam kamarnya. Masih ada Jennie tidur membelakanginya dibalut oleh selimut. Jisoo memeluk perut mungil Jennie dari belakang. Senyumannya masih belum pudar.

"Jendeukie, ireona~" bisiknya manja.

"Diam Kim, aku masih mengantuk." Jennie memutar tubuhnya, menghadap Jisoo. Mata kucingnya yang sayu bertatapan langsung dengan mata Jisoo yang terlihat cerah.

"Aku menemukan cincin darimu! Sudah kubilang aku tidak melepasnya, ini terjatuh di mobil" Jisoo menunjukkan jari telunjuknya tepat dihadapan Jennie.

"Mmm.. benarkah?" Jennie memegang jari telunjuk lelaki itu dengan jarinya yang mungil, huft, ia benci mengetahui bahwa sekarang dialah yang paling pendek. Ia tarik tangan Jisoo ke pipinya, menatap Jisoo yang terlihat agak canggung.

"A-apa?"

"Jam berapa sekarang? Kenapa kau terlihat semakin tampan, Chu?"

Jisoo menjadi salah tingkah, berdehem pelan melirik jam dinding. "Pukul 6 pagi," ucapnya dengan suara berat.

Jennie tersenyum, mengecup telapak tangan milik Jisoo lalu bangun beranjak dari ranjang.

"Ingin pergi kemana Jendeuk?"

"Aku ingin buang air kecil? Kenapa, ikut?"

"Yah, aku dulu.. aku pun ingin buang air kecil."

"Mwo? aku sudah tak tahan, Chu."

"Kau kamar mandi luar saja, Jennie~~"

"Aiishh, yasudah cepat gantian! Aku masih mengantuk."

Jisoo langsung bergegas masuk dan menutup pintu kamar mandi agak kencang, Jennie duduk di pinggir kasur, tersenyum membayangkan bahwa Jisoonya— ralat, kakaknya benar-benar mencari cincin itu sampai ketemu. Cincin biasa saja sudah sangat disayang apalagi cincin pernikahan?. Seakan tersadar Jennie segera menggelengkan kepalanya dengan cepat, berusaha menghilangkan pikiran anehnya itu.

Namun, ia menyadari bahwa dirinya telah jatuh dalam pesona lelaki itu, Jisoo. Dia telah jatuh hati padanya, bahkan lelaki itu tak melakukan sesuatu yang romantis padanya sekalipun.

"Jendeuk, aku sudah selesai." Ucap Jisoo menyadarkan dari lamunannya.

"Hmm.."

Seraya duduk di toilet, Jennie kembali melamun, apakah Jisoo merasakan hal yang sama seperti dirinya? ah sepertinya tidak. Jisoo selalu menganggap dirinya adalah adik perempuan dan teman kerja, bukan seorang wanita.

"Jendeukie, kau tak apa? Kenapa lama sekali di dalam?" Jisoo mengetok pintu toilet dan kembali menyadarkan Jennie dari pikirannya.

"Nde~ aku terlalu banyak minum air putih."

"Arraseo."

Keluar dari kamar mandi, Jennie melihat Jisoo yang kembali tiduran di kasur seraya memainkan ponselnya entah mengirim pesan pada siapa. Karena masih mengantuk, Jennie kembali tiduran di kasur, memeluk tubuh Jisoo dan ikut melihat ponsel lelaki itu.

"Siapa?"

"Eomma."

"Ah.. apa kabar? Sampaikan salamku padanya."

"Um, katanya dia merindukanmu. Kapan main lagi ke rumah?" Ucap Jisoo.

"Jinjja? Eomma menanyakan seperti itu."

Jisoo Unnie To Jisoo Oppa ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang