Penampilan Jisoo yang berubah 100% karena obat yang dibelinya dari situs online dengan harga puluhan juta. Bisakah dia kembali seperti semula?
silahkan dibaca~
#slowupdate
Setelah dokter pergi dan memberi obat pada Jennie. Gadis yang memiliki mata kucing itu segera masuk kedalam kamarnya yang terdapat sang kakak kembali tertidur dengan meringkuk.
"Chu?" Panggil Jennie duduk diranjang, mengusap rambut pendek lelaki itu dengan lembut.
Suhu tubuhnya sudah agak berkurang setelah diperiksa dan meminum obat, tetapi masih di atas suhu normal manusia.
Jisoo tidak bergerak. Dan akhirnya menggeliat saat Jennie mengusap punggungnya.
"Hmm?" Gumamnya masih dengan mata terpejam.
"Ingin minum apa? Susu, cokelat atau air putih? Tadi katanya haus.."
"Apa saja.."
Jennie menghela nafasnya. Lalu memegang rahang Jisoo. "Tadi dokter bilang, kalau lagi ga enak badan jangan mandi di malam hari... Yasudah aku bikinin dulu susunya."
"Ikut."
"Istirahat saja Chu, katanya pusing?"
"Aku tunggu di ruang tv Jendeuk.. Ingin tiduran di sofa saja."
"Bawa selimutnya."
"Hmm.."
Selagi Jennie membuat susu cokelat untuk Jisoo, wanita itu memikirkan menu apa yang akan ia masak hari ini.
Jennie menatap dengan berat melihat Jisoo yang tiduran di paha sambil memeluk pinggang Rosé dengan wanita itu membelai rambut Jisoo layaknya sepasang kekasih.
"Ini Ji, diminum."
"Sepertinya dia tidur lagi unnie.." Ucap Rosé tak tega. "Badannya masih panas."
Jisoo suka menempel pada Rosé karena tubuh wanita itu terasa dingin baginya. Bahkan kepala Jisoo sampai masuk ke piyama tidurnya dan sengaja menempel pada perut rata milik Chaeng.
"JISOO OPPA~ GWAENCHANA?" Teriakan Lisa menuruni tangga membuat Jennie menutup telinganya begitupun Rosé yang ikut menutupi telinga Jisoo. Jisoo menggeliat tak nyaman saat Lisa memegang tubuhnya secara ugal ugalan. Bukan apa apa, tetapi Lisa pun khawatir dengan keadaan sang kakaknya itu.
"Lisa-ya hentikan. Kasihan Jisoo unnie.." Ucap Rosé menepis tangan Lisa saat Jisoo sudah dalam posisi duduk di tengah-tengah antara Rosé dan Jennie.
"Aigoo.. Kenapa bisa sakit unnie? Aku benar-benar khawatir.. Sini aku kecup agar panasmu reda." Lisa sudah memanyunkan bibirnya, bersiap untuk mengecup bibir hati itu dengan gerakan pelan.
Jennie segera menghalangi dengan tangan kanannya dan menatap datar Lisa.
"Hehe.." Cengir gadis berponi itu lalu duduk di samping Rosé. "Kau sedang menonton TV apa chaeng?" Tanyanya mengalihkan.
"Drama Korea, gyeongseong creature."
"Woaah.. Aku pun ingin menontonnya, ini episode berapa?"
"Dua."
Selagi Rosé dan Lisa berbicara, Jennie memberikan gelas pada Jisoo yang langsung diminum.
"Enak?" Tanya Jennie menaruh gelas kosong di meja. Jisoo mengangguk, kali ini menyandarkan kepalanya di pundak Jennie, sungguh.. bukan niat Jisoo ingin dekat dekat dengan adiknya, tetapi kepalanya sangat pusing dan dunia terasa berputar baginya.
"YAK! APAKAH ITU MONSTER CHAENG!?" Pekik Lisa menutup mulutnya tak percaya.
Jennie memutar bola matanya jengah, ia memegang pipi lelaki itu. "Istirahat di kamar saja ya? Aku temani, Chu."
Jisoo berdiri dari duduknya dan segera dibantu oleh ketiga adiknya menuju kasur di kamarnya sendiri. Setelah itu Jennie berucap terimakasih sebelum mengusir kedua adiknya seraya mengunci pintu kamar Jisoo.
Jennie mengambil posisi tidur menyamping di kasur Jisoo, menatap wanita yang sudah berubah menjadi pria dengan tatapan yang Jisoo sendiri tak bisa artikan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo menatap mata kucing Jennie dengan pandangan sayunya. Mata yang hampir terpejam kembali terbuka karena suara pelan Jennie yang hampir menyerupai bisikan.
"Ingin berpelukan denganku tanpa pakaian atas, chu? Aku dengar itu bisa meredakan demam dalam tubuh."
Belum Jisoo menjawab, jennie telah melepas kaosnya sehingga menyisakan branya.
"Tidak perlu merasa malu, kita sudah sering mandi bersama, kan?.. Sini kubantu melepas pakaian atasmu.
Jisoo kembali menurut, pakain atasnya dilepas oleh Jennie sehingga bertelanjang dada. Jennie berusaha sekuat mungkin untuk tidak menatap lapar tubuh kakaknya.
Jennie tiduran, merentangkan tangannya dan membawa jisoo masuk kedalam pelukannya yang hangat.
Jisoo merasakan kenyamanan di sana, entah karena kepalanya bersandar pada dada sekal Jennie atau karena tubuh wanita itu terasa sama dinginnya seperti Rosé.
Jisoo memeluk Jennie layaknya sebuah guling. Mata rusanya kembali terpejam dengannya bibir yang menyentuh bagian atas payudara Jennie tak tak tertutupi oleh bra bermerek itu.
Tubuh gadis berpipi chubby itu menegang, pertama, karena nafas hangat Jisoo yang menerpa tubuh polosnya. Kedua, pelukan Jisoo di pinggangnya seperti seorang anak koala. Ketiga, karena suhu panas Jisoo, jangan lupakan bahu lebar itu.
Jennie benar benar sangat mungil berada disebelah kakaknya ini. Ia menunduk, memainkan bibir hati yang terlihat kering dan pecah-pecah.
"Cepat sembuh, unnie.."
Jisoo jika sakit memang lebih banyak diam dibandingkan ketiga adiknya yang rewel.
Jennie sempat berpikir bahwa jika mereka berdua telanjang dan saling memeluk, apakah subu panas Jisoo bisa lebih cepat untuk menurun?.
TBC Ada yang bisa tebak next bab ngapain?😆 Dasar si jenab modus, udah gitu cemburuan lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.