00.04 - The new trouble maker

50 32 2
                                    

00.04 - The new trouble maker.

-

happy reading bae🐾

ʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔ

“Lo tau ga sih? Kemarin kak Albi sama temen-temennya nyariin Rema?”

“Iya-iya gue tau, gila takut banget liat kak Albi marah-marah.”

“Iya gue juga liat, ngeri banget. Kalo gue jadi Rema mending gue pindah sekolah ga sih?”

“Iya anjir, kayaknya hari ini abis tuh cewek.”

“Merinding anjir gue liatnya, mana sampe gebrak meja lagi. Untungnya si Rema gak ada di kelas.”

“Liat tuh orangnya nunduk aja kek orang sinting.”

Rema semakin menundukkan kepalanya ketika anak-anak kelas sedang membicarakannya dengan terang-terangan. Apalagi ketika salah satu satu dari mereka menunjuknya sambil melemparkan tatapan sinis.

Terlalu kalut akan keadaan sekitar, dia tidak sadar bahwa sedari tadi ada seorang laki-laki di pojok kelas sedang menatapnya dengan tajam. Tentu saja pemuda itu mendengar ocehan orang-orang di sekitarnya, suara mereka sangat berisik ketika membicarakan orang yang bernama Albi Albi dan Albi.

Brak!

Tiba-tiba saja cowok itu menggebrak meja, ia berdiri dari duduknya dan menatap anak-anak kelas lain dengan sorot tajam penuh ketidaksukaan. Rema yang sedari tadi melamun pun terperanjat kaget. Ia menengok kearah pemuda itu, hingga membuat mata mereka saling bertatapan selama beberapa detik. Bukan, bukan hanya Rema saja yang menengok melihat pemuda itu, tetapi semua anak-anak yang berada di kelas sedang menatap cowok itu dengan tatapan aneh dan penuh peringatan.

“Lo pada berisik banget. Kalo mau ngomongin orang, sono di luar. Jangan disini. Gue mau tidur!” ucapnya dengan nada kesal, ia mengedarkan pandangannya keseluruhan penjuru kelas, menatap satu persatu anak kelasnya dengan seksama.

“Dih, anak baru aja banyak gaya.  Najis!” lontar salah satu siswa yang berada di kelas dengan raut wajah sinis, terlihat tidak menyukai pemuda itu.

Rema menatap cowok di pojok kelas tanpa berkedip, itu Jenan, orang yang kemarin meminjamkannya jaket.

“So? Kalo gue anak baru, emang ga boleh protes?”

Suasana kelas yang tadinya berisik kini menjadi hening. Merasa semua orang memperhatikannya, Jenan pun mendengus kesal.  Rema tidak tahu bahwa Jenan adalah anak baru yang di tempatkan di kelas nya. Ia sama sekali belum melihat Jenan, karena waktu itu dia sedang tidak masuk sekolah setelah kakeknya meninggal.

“Bangsat belagu banget lo anjing!” Laki-laki yang bersitegang dengannya menghampiri Jenan hendak memukul pemuda itu.

Jenan menatap laki-laki yang diketahui bernama Yuda itu dengan tatapan tidak suka. Rema yang melihat itupun seketika berdiri dari duduknya sehingga membuat kursi berdecit keras. Kelas yang hening karena keadaan yang memanas seketika memusatkan pandangannya pada Rema.

“Di kasih apa lo sama tuh cewek? Sampe bisa-bisanya ngebelain dia sampe segitunya,” ucap Yuda. Cowok itu menatap Rema dengan sorot meremehkan.

“Siapa yang ngebelain sih anjing? Gua cuma bilang kalian berisik asshole!”

“Sampah lu belagu bangsat! Cuih..” Yuda meludah. Matanya menatap Jenan dengan jijik. Giginya bergemeletuk penuh emosi.

Merasa tidak terima dan merasa di remehkan. Jenan mendorong kasar tubuh Yuda hingga membuat laki-laki itu terhuyung.

Perfect person Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang