00.21 - Menjauh?

17 7 0
                                    

00.21 - Menjauh?

--

happy reading bae!!

-

Semalem di bayar berapa?”

Rema yang sedang melakukan kegiatan mencuci tangan di wastafel yang ada di toilet sekolah terhenti. Matanya menatap pantulan kaca dan mendapati salah satu kakak kelasnya tengah memicingkan mata menatapnya dengan sinis.

“Atau cuma di bayar eskrim doang? Murah ya lo ternyata,” cibir siswi perempuan dengan seragam ketat yang melekat di tubuhnya. Alis yang sudah di ukir dengan pensil alis itu menukik tajam, kemudian Ia tertawa mengejek diikuti oleh kedua temannya yang lain.

Rema mengerjapkan mata, lantas menengok menatap kakak kelasnya. “Aku?” beonya sembari menunjuk dirinya sendiri. Di toilet hanya ada ia dan mereka bertiga. Gadis itu celingukan seakan-akan bingung akan ucapan kakak kelas perempuannya itu.

“Iya lah anjing siapa lagi!”

Aya geram. Hampir saja tangannya menampar pipi gadis yang terlihat polos dan membuatnya muak.

“Sok polos najis!”

“Maksud kak Aya apa?”

Rema bertanya pada Aya yang memutar bola matanya jengah. Perempuan dengan seragam ketat itu bersidekap dada, ia menatap Rema dari atas sampai bawah, mengamati gadis itu hingga membuat Rema merasa tidak nyaman.

Ternyata ini toh modelan cewek yang membuat Aska berpaling darinya, pikir Aya.

Aya adalah salah satu murid yang terkenal di sekolah karena kelakuannya yang terkadang membuat beberapa guru naik pitam. Aya berkacak pinggang dan menatap Rema dengan pandangan mencemooh.

“Selain murah, ternyata lo tolol juga ya.” Aya dan kedua temannya tertawa mengejek. Rema terdiam, gadis itu menatap Aya dengan tatapan bertanya.

“Rules pertama di sekolah ini yang perlu lo tau. Jangan berani deket-deket sama Aska,” tekan Aya. Gadis itu menatap Rema dengan tajam nan menusuk. “Kalo ga lo turutin, lo bakal tau konsekuensinya.”

Aya menyukai Aska sejak dulu. Ia sangat terobsesi pada Aska. Siapapun perempuan yang berani dekat dengan Aska, akan ia buat sengsara. Bahkan kalau bisa akan Aya buat orang itu keluar dari sekolah secepatnya.

Dengan begitu, dia berharap Aska akan memberinya perhatian dan ia juga berharap agar Aska bisa menyadari keberadaannya. Namun, Aska tidak pernah meladeninya dan juga memberikan perhatian lebih pada gadis itu, yang ada, Aska malah menatap Aya dengan tatapan penuh benci juga jijik. Aska tidak suka perempuan sepertinya.

Aya mengetahui bahwa Rema belakangan ini dekat dengan Aska. ia mengetahui hal itu karena banyak sekali orang yang tengah membicarakan mereka berdua.

Tentu saja ia tidak terima, terlebih lagi, berita itu ia ketahui saat salah satu orang dengan akun anonim mengirimkannya pesan berupa beberapa foto Aska dan Rema yang sedang jalan berdua.

“Emang hubungan kak Aya sama kak Aska apa?” tanya Rema dengan raut polos yang membuat Aya ingin sekali melayangkan tamparan pedas di wajah gadis cantik itu.

Mendapat pertanyaan seperti itu, membuat Aya seketika naik pitam, terlebih lagi Aya tidak bisa menjawab pertanyaan yang Rema layangkan, sebab ia dan Aska memang tidak mempunyai hubungan apapun. Aya hanyalah segelintir gadis-gadis yang terobsesi pada ketampanan Aska.

Aya melangkah maju, kemudian gadis itu mencengkeram kuat bahu Rema hingga membuat Rema meringis menahan sakit. “Turutin perintah gue apa susahnya sih?! Banyak bacot lo!’

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect person Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang