00.13 - New problems

50 30 7
                                    

00.13 - New problems.

-

happy reading bae💝

-

Semua murid di kejutkan dengan banyaknya tempelan kertas yang menghiasi mading dan tembok-tembok di sepanjang koridor sekolah. Para siswa dan siswi bahkan banyak berkumpul untuk melihat hal itu. Kertas-kertas putih bertuliskan huruf aneh itu bahkan ada yang berjatuhan kelantai, terinjak-injak para siswa.

"Buset link apaan nih?"

"Link pekob kali," ucap salah satu di antara mereka dengan tawa yang menggelegar.

Candaan itu Rema hiraukan, dengan cepat ia berjalan dengan tergesa menuju kelasnya. Tidak peduli dengan banyaknya kertas di lantai yang sudah ia injak.

Sekolah sudah mulai ramai, terlebih anak-anak sekolah memusatkan perhatian mereka pada kertas-kertas itu. Guru-guru pun memijat kepalanya pusing, mereka bingung dengan kemunculan banyaknya kertas-kertas aneh ini yang membuat kegiatan belajar mengajar tertunda.

Setelah sampai di kelasnya, Rema dengan cepat menyimpan tasnya dan berjalan keluar kelas. Gadis itu sesekali melebarkan pandangannya, mencari sosok Jenan.

Sadar akan kertas-kertas yang berserakan di lantai, gadis itu mengerutkan kening.

"Apa ini?” bisiknya, sebab suatu tulisan di kertas itu mengalihkan tatapannya.

Rema berjongkok hendak mengambil kertas yang tergeletak di lantai dan memandanginya dengan dahi yang mengkerut. Ia penasaran dengan isi link yang tertera di kertas aneh yang ia pegang, kemudian gadis itu berdiri tanpa menghiraukan orang lain yang melihatnya dengan sebal. Ia terus berjalan dengan terus-menerus memandangi kertas yang ia pegang, tanpa menoleh sedikitpun.

Brak!

Sial! Rema menabrak seseorang.  Gadis itu dengan cepat mendongak dan menatap orang yang ia tabrak tadi yang juga tengah menatapnya dengan tatapan datar. 

Laki-laki itu menarik napas dalam, kemudian matanya menatap setumpuk buku tebal yang berjatuhan dari genggamannya.

"Maaf kak Aksa," sesal Rema. Ia segera  menunduk dan berjongkok berniat membereskan buku-buku paket yang berjatuhan karena ulahnya.

Rajan Askara Arsanjaya, ketua osis sekaligus ketua tim basket SMA Garuda Muda. Lelaki berparas tampan itu ikut membereskan buku-buku yang berserakan. Di kenal sebagai murid berprestasi di sekolahnya, Aska menjadi salah satu cowok yang juga di sukai oleh para siswi-siswi di sekolah. Apalagi Aska juga di anugerahi wajah manis yang membuat orang lain ingin terus-menerus melihatnya, itu semakin menambah kesan sempurna pada sosoknya.

"Lain kali kalo jalan hati-hati, ya," pesan Aska dengan lembut.

Aska memang memiliki wajah yang datar dan terkesan jutek. Namun, orang-orang bahkan terkadang salah menilainya dan mengira bahwa ia adalah laki-laki dingin dan tak berperasaan. Walaupun Aska memang jarang tersenyum dan selalu berwajah datar, tapi pemuda itu lebih sering berucap lembut pada semua orang.

Rema mengangguk sambil terus-menerus mengucapkan kata maaf. Dengan telaten ia membereskan buku-buku paket yang berserakan dilantai. Setelah menumpuk buku yang tadi ia bereskan, ia pun menyerahkan tumpukan buku itu pada sosok Aska yang terus menerus melihat gerak-gerik gugup Rema.

"Rema kan?" tanya Aska. Keduanya berdiri setelah membereskan buku-buku yang tadi jatuh berserakan.

"Iya kak," jawab Rema sedikit canggung. Sebab ini baru pertama kalinya ia berinteraksi dengan sang ketua osis. Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Perfect person Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang