BAB 8 LDM (2)

190 5 1
                                    

-AUTHOR POV-

Sudah beberapa hari sejak keberangkatan Rio ke Kanada. Milla meminta Alda untuk menginap di Penthouse sekalian melepas rindu.

"Lo gak ngehubungin laki lo?" Tanya Alda saat sedang bersantai di ruang tamu

"Udah. Tapi gak diangkat mulu. Lagi sibuk kali." Kesal Milla sambil menghembuskan nafasnya gusar

Tiba-tiba Milla mengeluhkan perutnya yan sakit. Ternyata Milla sedang datang bulan hari pertama. Selain itu Milla juga merasa tubuhnya kurang fit.

"Mau ke rumah sakit gak?" Tanya Alda khawatir

"Gak usah gapapa. Gua cuma sakit perut karena datang bulan kok. Untungnya gak sakit sepanjang hari, cuma muncul kadang-kadang aja" jawab Milla menenangkan Alda

"Bener nih ya? Jangan sampai lo bohong" tanya Alda memastikan

"Iya bener, nih sekarang udah hilang lagi sakitnya. Cuma bentar doang kok aman" ucap Milla sambil tersenyum

Karena Alda masih khawatir, jadi dia memaksa Milla untuk segera istirahat. Milla pun menuruti perkataan sahabatnya itu tanpa bisa membantah.

****

Keesokan harinya, Alda tidak pulang bersama Milla karena ada harus menemani sang Bunda.

"Mill.. sorry banget ya hari ini gua gak bisa temenin lo. Ayah ada kerjaan ke luar kota, jadi Bunda sendirian deh di rumah." Jelas Alda

"Yaudah gapapa. Gua sendiri juga gapapa kok. Thank you ya udah mau nemenin gua beberapa hari" ucap Milla tersenyum

Akhirnya setelah berpamitan, mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

Milla pun langsung memutuskan untuk langsung pulang. Tetapi belum sempat masuk ke mobil. Tiba-tiba, telepon genggamnya berdering. Dan terlihat jika mama mertuanya yaitu mama Dewi menghubunginya.

"Halo sayang.. kamu udah pulang dari kantor belum?" Tanya mama Dewi begitu saja saat Milla mengangkat telfonnya.

"Aku udah selesai sih ma. Cuma masih di kantor. Ini mau masuk mobil mau pulang" jawab Milla

"Yaudah, kita jalan-jalan ke Mall Zoella yuk. Mama pengen ngajak kamu main deh. Kamu bisa?" Ajak mama Dewi

"Bisa kok ma. Ini mama dimana? Aku jemput ya" ucap Milla menawarkan

"Gak usah jemput mama. Nanti kita ketemuan langsung disana aja ya, mama ajak mama kamu sekalian biar kita bisa have fun bareng-bareng. Bye sweet heart" ucap Mama Dewi begitu semangat dan langsung memutuskan sambungan telfonnya.

Milla pun segera pergi ke Mall yang dituju. Setelah sampai ternyata mama Dewi dan mama Maya sudah sampai di Mall tersebut. Mereka langsung jalan bersama. Mereka keliling Mall. Mereka berbelanja bersama. Mereka makan bersama. Mereka bercerita dengan sangat gembiranya. Mereka benar-benar menikmati kebersamaan mereka hingga malam.

"Yaudah, mama pulang dulu ya. Sekalian habis antar mama kamu pulang, mama juga langsung pulang ke rumah kayaknya. Kamu gapapa sendirian kan?" Ucap Mama Dewi

"Iya gapapa kok ma. Makasih ya ma, udah ajak aku jalan-jalan, ditraktir pula" jawab Milla menunjukkan rasa terimakasihnya

"Nanti kalau ada apa-apa, kamu langsung hubungi mama ya sayang. Kamu hati-hati, jangan lupa kunci pintu. Yaudah kamu pulang gih, udah malam banget. Besok masih magang kan?" Ucap Mama Maya dengan lembut

"Iya ma. Yaudah.. aku balik dulu ya ma. Mama Maya sama mama Dewi hati-hati. Bye" jawab Milla langsung pergi

"Gak nyangka ya, Milla udah besar aja. Jadi anak cantik, baik pula. Rio beruntung nikah dengan Milla. Aku beruntung punya menantu Milla mbak." ucap Mama Dewi

"Kami juga beruntung punya besan kayak kamu. Yang baik banget sama anak kami. Yaudah ayo kita pulang. Udah malam banget, nanti kamu kemaleman pulangnya" ajak mama Maya

****
-MILLA POV-

Setelah sampai kerumah, aku langsung mandi dan bersiap untuk tidur. Hari ini cukup melelahkan, namun menyenangkan. Aku merasa sangat beruntung punya mama Mertua seperti mama Dewi.

Ternyata semua hal yang aku takuti sebelum menikah, justru tidak terjadi apa-apa padaku. Aku juga mulai menyukai dan terbiasa dengan sikap suamiku. Dia tidak begitu galak, bahkan terkadang dia terlihat berusaha bersikap baik padaku. Apalagi akhir-akhir ini, entah kenapa sifatnya begitu berbeda. Dia berhasil membuatku jatuh padanya. Padahal aku sulit sekali untuk jatuh cinta.

Apa aku harus coba untuk menghubunginya lagi? Disana mungkin masih siang dan dia sibuk. Tapi setidaknya aku harus coba lagi bukan?. Aku langsung mengambil ponselku dan mengirim pesan padanya.

"Halo mas. Kamu lagi sibuk ya?" Pesanku pada mas Rio

Tapi tidak ada tanda-tanda, mas Rio online. Aku menunggu balasannya cukup lama. Tapi masih belum ada balasan apapun darinya. Aku kembali menunggu balasannya bahkan hingga tanpa sadar tertidur.

Paginya, aku kembali mencoba melihat pesanku. Dia membacanya tapi sama sekali tidak membalas pesanku. Aku begitu kecewa melihat sikapnya itu. Padahal aku sangat merindukannya. Tapi sepertinya dia sama sekali tidak memikirkanku.

"Yaudah, kalau gak mau balas mah. It's Ok. That's fine. Aku juga gak akan chat kamu lagi!!" Gerutuku sambil melihat kolom chat itu.

Aku langsung bergegas bersiap-siap untuk ke kantor hari ini. Aku harus bekerja keras, agar bisa melupakan dia. Ya dia yang bahkan tidak peduli padaku.

Tapi tiba-tiba perutku terasa sangat sakit, ternyata keram perut karena datang bulan belum berakhir. Bahkan menjadi semakin parah. Aku memutuskan untuk tidak jadi pergi ke kantor, karena tidak kuat rasanya untuk bepergian sekarang. Aku langsung mencoba menghubungi Bu Ayu untuk meminta izin. Aku juga menghubungi pak Ujang dan bi Asih. Lalu aku memutuskan untuk kembali tidur walaupun sebenarnya sulit untuk tidur lagi dengan keadaan perut sakit.

Sekitar pukul 10, aku terbangun karena mendengar suara ketukan dari luar.

"Nak Milla.. ini bi Asih" suara bi Asih bersorak dari luar kamarku.

Aku pun langsung membukakan pintu untuknya sambil terus meremas perutku.

"Masih sakit ya nak? Kita panggil dokter ya?" Bi Asih terlihat begitu khawatir melihatku

"Masih sakit banget bi. Tapi gak usah panggil dokter. Aku gapapa kok. Cuma sakit perut karena datang bulan" ucapku menenangkannya

"Duh, bibi khawatir banget liat nak Milla kesakitan kayak gini. Tetap panggil dokter ya. Takut kenapa-kenapa, bibi gak tenang jadinya" bujuk bi Asih

"Yaudah bi. Aku minta tolong hubungi dokter ya bi. Biar bibi tenang juga, tapi jangan kasih tau mas Rio atau mama ya bi. Takutnya mereka kepikiran" ucapku luluh

"Oke, bibi gak kasih tau siapa-siapa. Yaudah ini bibi buat teh hangat sama roti bakar. Dimakan ya, bibi hubungi dokter dulu" ucap bi Asih, setelah membantuku kembali berbaring. Bi Asih langsung bergegas untuk menghubungi dokter pribadi mas Rio.

Sebenarnya aku tidak ingin sarapan karena perutku terasa begitu sakit. Tapi kalau aku tidak makan, nanti bi Asih kecewa dan makin khawatir. Setelah minum teh hangat perutku terasa lebih nyaman. Sakitnya sudah tidak separah tadi pagi. Aku kembali berbaring sambil menunggu dokter datang untuk memeriksaku.

Sekitar satu jam kemudian, akhirnya dokter datang dan memeriksa keadaanku. Dan ternyata benar, aku hanya mengalami nyeri haid dan kelelahan. Terlihat sangat jelas jika bi Asih merasa lega mendengar penjelasan dokter.

"Bener kan bi? Aku baik-baik aja. Tapi makasih ya bi, udah khawatir banget sama aku" ucapku setelah bi Asih mengantarkan dokter keluar.

"Iya.. syukurlah nak Milla gak kenapa-kenapa. Sekarang nak Milla istirahat ya. Bi Asih mau minta tolong pak Ujang untuk tebus obat dari dokter tadi" ucap bi Asih begitu lembut. Lalu dia pergi keluar kamar meninggalkanku agar aku bisa istirahat.

Jadi hari ini, sepertinya kehidupanku hanya akan berada di kasur ini. Sebaiknya aku kembali tidur.

MY FIRST AND LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang