-AUTHOR POV-
Rio terus menerus menggoda Milla, padahal sikapnya ini sangat jarang ia tunjukkan pada Milla. Bahkan mungkin tidak pernah. Sekarang, Rio bahkan mengakui kalau dia merindukan Milla.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba seperti ada yang berusaha masuk ke ruangan kerja Rio. Rio pun bergegas membuka kunci pintu. Dan ternyata Leo datang sambil tersenyum tanpa dosa.
"Eh lagi berduaan nih. Sorry gua ganggu," ucap Leo sambil tersenyum tanpa dosa.
"Gak ganggu kok mas, ayo masuk," ucap Milla sambil tersenyum senang
"Yaudah deh, aku balik ke ruangan aku dulu ya bye," lanjut Milla sambil berjalan kee arah pintu.
Tapi belum sempat Milla sampai ke arah pintu, Leo dengan cepat menghentikan langkah Milla. Dan berkata ingin berbicara pada Milla.
Akhirnya mereka duduk bersama, sambil menunggu Leo yang tiba-tiba terlihat gugup dan gelisah. Bahkan hingga 15 menit pun, Leo masih belum memulai percakapan. Hingga akhirnya Rio menegur Leo.
"What's wrong?" tanya Rio tidak sabaran.
Akhirnya Leo mengambil nafas panjang, dan akhirnya mulai bersuara.
"I think, I'm in love with Alda," ucap Leo dengan suara pelan.
Tentu saja pengakuan Leo yang tiba-tiba itu membuat Milla sangat senang. Iya tersenyum bangga sambil memukul-mukul lengan Rio. Sedangkan Rio menatap heran pada Milla.
"Yess, tebakan aku bener," ungkap Milla dengan senang.
Leo menatap Milla dengan bingung. Lalu Milla pun memberi tau Leo, bahwa dia sudah menduga hal itu selama ini. Milla juga menjelaskan bahwa tatapan Leo pada Alda itu berbeda bahwa sejak awal bertemu di pernikahan Milla dan Rio.
"Alda juga tau?" tanya Leo penasaran.
"Alda gak tau dan gak sadar," jawab Milla.
Mereka lalu berbincang-bincang mengenai Alda. Tentu saja Milla sangat mendukung Leo dan Alda menjadi pasangan. Tetapi Milla lupa menjelaskan bahwa Alda mempunyai perasaan kepada teman mereka yang bernama Doni.
Yang ada dipikiran Milla sekarang adalah bagaimana caranya membuat Alda dan Leo bisa dekat satu sama lain. Milla sangat ingin Alda berhenti mengharapkan pria yang tidak melihat kearahnya.
Setelah cukup lama berbincang, Milla memutuskan untuk kembali ke ruang kerjanya. Ia tampak sangat bahagia. Di satu sisi, suaminya pulang dan mengungkapkan perasaan rindunya. Di sisi lain, Leo mengungkapkan bahwa dia menyukai Alda sahabatnya.
"Happy banget gua liat-liat," sindir Alda yang melihat Camilla tidak berhenti tersenyum.
"Iya dong, Happy banget gua emang. Iri ya?" goda Milla
"Btw, tadi gua sempet ke lobby bentar. Trus liat mas Leo. Lu ketemu sama dia?" tanya Alda penasaran
"Iya tadi ketemu, sekarang masih di ruangan mas Rio tuh," jawab Milla seadanya.
Lalu Milla menatap Alda dengan tatapan penasaran. Alda bingung dengan tingkah laku sahabatnya itu. Dia berusaha untuk mengabaikan Milla, tetapi Milla semakin usil mengganggu Alda.
"Apaan deh?" kesal Alda
"Da, lu suka gak sih sama mas Leo? Gantengan dia tau, dari pada si itu," tanya Milla
"Mill, siapa yang gak suka sama mas Leo coba? Dia itu ganteng iya, baik iya, ramah iya, apalagi coba?" jawab Alda
"Da ... Bukan itu," ucap Milla yang tau maksud Alda
"Perasaan gua masih kuat ke dia Mill," ungkap Alda yang merujuk pada Doni.
Alda dengan cepat menghentikan pembicaraan saat Milla ingin protes. Milla jadi menggerutu karena Alda tidak mau mendengarkan pendapatnya.
Milla sadar dia tidak bisa memaksa perasaan Alda. Dia tau sendiri bahwa dia dan juga Alda, kalau sudah mencintai seseorang, pasti akan lama bahkan susah move on. Bahkan Milla sendiri sempat merasa bingung karena dia begitu mudahnya mencintai Ario dan move on dari Kevin.
Jadi Milla berusaha untuk menerima pendapat Alda. Walaupun dari lubuk hati yang paling dalam, dia menginginkan Alda dan Leo menjadi pasangan kekasih atau bahkan menjadi suami istri kelak. Tapi pemikiran itu ditepis oleh Milla sendiri yang berusaha menghargai Alda. Mereka pun kembali fokus pada pekerjaan masing-masing.
Jam makan siang pun tiba, Milla dan Alda memutuskan untuk makan siang di area kantor saja. Tapi saat akan pergi, tiba-tiba Kevin, Doni dan satu lagi mahasiswi magang menghampiri Milla dan Alda. Kevin mengajak mereka untuk makan bersama, sambil membahas sesuatu. Jadinya mereka pergi ke cafe terdekat.
Sesampainya di cafe, mereka makan bersama lalu mulai berbincang. Kevin memulai pembicaraan, dia mengusung ide agar para mahasiswa-mahasiswi magang perusahaan Jordan bisa pergi jalan-jalan atau sekedar piknik bersama. Tentu saja itu pemikiran yang menarik bagi para mahasiswa. Apalagi masa magang mereka sudah hampir selesai.
"Kenapa gak ngajak yang lain juga untuk bahas ini Vin?" tanya Milla penasaran
"Ya, ini sengaja biar nanti kita pikirin dulu gimana nya. Nanti kita diskusikan lagi sama-sama. Kalau sekarang gua ajak semuanya, takut terlalu rame trus jadi gak jelas. Nanti ada yang cuma iya-iya aja, atau nanti gak ada satupun yang kasih ide. Atau nanti semuanya kasih ide. Kan bingung, jadi ini kita diskusikan dulu. Jadi gak terlalu ribet lah untuk disampaikan lagi ke temen-temen lainnya," jelas Kevin
"Kalau jalan-jalan kayaknya belum tentu bisa gak sih? Karena lu sempet bilang ini masih dalam masa magang. Jadi kayaknya lebih enak kalau piknik," sahut Alda.
"Setuju sih gua, soalnya kalau jalan-jalan takut susah izinnya. Kalau piknik kan kita bisa santai, gak terlalu ribet juga," sahut Kevin
Lalu saat masih sibuk bercengkrama, tiba-tiba teman mereka yang bernama Sinta berbisik.
"Eh, itu pak Ario sama saudaranya bukan sih?" bisik Sinta
Milla lalu mengedarkan pandangannya dan melihat Rio sedang duduk, tidak jauh dari meja mereka. Rio dan Leo memakai kacamata hitam dan seolah bersembunyi di balik majalah. Sontak saja Milla tertawa kecil melihat tingkah suaminya itu.
"Laki lu ngapa dah? Freak banget," bisik Alda hanya pada Milla
"Boleh ajak mereka gak sih? Mana tau kita dibayarin buat pergi piknik," bisik Milla dengan idenya
"Gila kali lu! Nanti kita kena semprot gimana? Serem ah!" bisik Sinta saat mendengar ide Milla
"Udah, tenang aja," sahut Milla dengan percaya diri.
Rio dan Leo yang sebenarnya sudah tertangkap basah pun meletakkan majalah yang menutupi wajah mereka ke meja. Rio berdehem canggung, berusaha membuat suasana seolah tidak ada yang terjadi.
"Eh Pak Ario lagi makan di sini juga ya? Ayo gabung bersama kami pak," ajak Milla begitu santainya, sedangkan teman-temannya yang lain ketakutan
Rio tentu saja menyetujui tawaran Mila tersebut. Jadinya sekarang mereka duduk bertujuh. Rio mengambil kesempatan untuk duduk di samping Milla untuk mengawasi Kevin.
"Kalian sedang apa?" tanya Leo untuk memecahkan situasi canggung.
"Oh ini pak, kami ada rencana untuk melakukan piknik bersama para mahasiswa magang," jelas Milla pada Leo
"Yaah, ini saya dan Ario gak di ajak? Padahal saya juga pengen ikut lhoo," ucap Leo sambil bercanda.
"Kalau bapak-bapak ikut, berarti jatuhnya mah kita dibayarin. Kalau kita gak dibayarin, kita gak mau ngajakin bapak," tawar Milla dengan berani.
Teman-temannya tampak ngeri dengan tindakan Milla. Sedangkan Milla, begitu cuek bersikap seperti itu. Leo tersenyum mengangguk mendengar tawaran Milla. Tapi sayangnya, tawaran Milla itu tidak langsung disambut oleh Rio.
Beberapa saat kemudian, Rio yang dari tadi tampak diam pun mulai mengeluarkan suaranya.
PS: ada yang mau gabung ke grup Telegram khusus pecinta buku?
https://t.me/+cn0aTzI5pXM3MGRl
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIRST AND LAST LOVE
Roman d'amourCerita klasik, cerita ringan tentang perjodohan yang membuat Ario dan Camilla bersatu dalam ikatan pernikahan. Psssst 🤫 ada beberapa unsur dewasanya 18+. Jadi bagi yang di bawah umur, disarankan untuk tidak membaca. Bagi readers yang suka cerita kl...