-MILLA POV-
Tak terasa, sudah 2 Minggu lebih kurang usia pernikahanku dengan mas Rio. Sejak terakhir kali kami berdebat, aku dan mas Rio tidak benar-benar saling berkomunikasi. Sebenarnya aku tidak begitu marah padanya, tetapi setiap melihat wajahnya dan ekspresinya itu selalu membuatku kesal. Tapi seperti yang aku katakan sejak awal, aku akan terus berusaha keras untuk menjadi istri yang baik dan tidak mengecewakan orang tuaku.
Sekarang waktunya mas Rio kembali bekerja dan aku pun harus memulai aktivitasku sebagai mahasiswi magang di perusahaan milik mas Rio sendiri. Seperti yang disampaikan oleh mas Rio, saat di kantor aku belum boleh diketahui sebagai istri dari mas Rio sampai waktu pengumuman saat selesai magang. Alasannya sih agar aku tidak menjual nama dia untuk mendapatkan keistimewaan. Aku sebenarnya cukup setuju dengan idenya, karena aku belum siap memberi tau teman-temanku terutama Kevin jika aku sudah menikah. Selain itu, aku benar-benar ingin belajar saat magang ini. Aku juga tidak mau dihormati atau diberi keistimewaan hanya karena aku adalah istri dari yang punya perusahaan. Aku juga takut kalau teman-temanku ataupun orang-orang kantor nanti memanfaatkan aku untuk hal yang tidak diinginkan nantinya. Lalu kenapa aku marah dengan mas Rio karena hal itu? Sejujurnya aku tidak marah dengan permintaannya, tetapi aku marah karena ia langsung berbicara seperti itu seolah-olah aku meminta hak istimewa. Padahal aku hanya memberi taunya jika aku akan memulai magangku di perusahaannya. Atau mungkin aku yang terlalu sensitif? Entahlah.
"Selamat pagi mbak Milla" ucap para pelayan dengan heboh saat aku sampai di meja makan, aku meminta mereka memanggilku dengan panggilan mbak karena aku merasa tua jika dipanggil ibu.
"Pagi semuanya" balasku tak kalah heboh
"Waah, mbak Milla pagi-pagi sudah rapi aja. Mbak Milla mau kemana?" Tanya salah satu pelayan bernama Neneng.
"Hari ini aku mulai magang nih, doain lancar ya semuanya" jawabku senang
"Emang mbak Milla mau magang dimana?" Tanya pelayan yang lain bernama Kiki
"Di kantor mas Rio, kebetulan banget bisa magang disana" jawabku sambil tertawa, dan langsung disambut tawa hangat dari mereka semua.
Tapi tiba-tiba saja semua diam. Seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Saat aku melihat kebelakang dan ternyata ada pria tampan tapi darah tinggi alias mas Rio. Pantas saja, semuanya hening seketika.
"Kenapa tiba-tiba diam? Ini masih pagi, bukannya kerja malah main-main sambil ngerumpi. Ngapain?" Tegur mas Rio yang langsung membuat para pelayan takut. Mereka langsung pergi meninggalkan ruangan meja makan untuk menghindari amarah susulan dari mas Rio.
"Apasih mas, jangan kaku banget deh. Kan mereka juga tetap sambil kerja. Malah bagus dong kalau mereka happy, artinya mereka senang kerjanya. Lagi pula masih pagi udah marah-marah aja" Omelku pada mas Rio yang menatapku tajam
"Saya bukan marah tapi negur mereka yang tidak bisa menjaga sikap, apalagi pada bossnya" jawab mas Rio angkuh
"Ke siapa? Ke aku? Aku gak masalah kok, malah aku happy juga kalau mereka enjoy dan senang. Jadi mereka juga bisa jadi hiburan buat aku. Soalnya kalau aku sama kamu terus bawaannya ngantuk kalau gak emosi, diajak ngobrol gak bisa, diajak ini itu marah-marah mulu. Kita suami istri tapi temboknya kayak tebel banget" cerocosku panjang lebar sambil pergi meninggalkan mas Rio sendiri
"Kamu mau kemana?" Tanya mas Rio sambil bernada tinggi
"Mau ke kantorlah, takut telat. Soalnya rumornya CEO disana super duper galak. Jadi daripada aku jantungan, dibentak-bentak mending cari aman" jawabku dengan sedikit sindiran didalamnya
"Kamu kalau gak jelek-jelekin saya terus bisa gak?" Tanya mas Rio yang terlihat semakin kesal
"Kamu pergi sama saya" ucap mas Rio tiba-tiba melunak
"Kamu gak ingat mas? Kan kamu bilang kamu gak mau orang kantor tau hubungan kita sampai selesai aku magang. Kalau aku pergi bareng kamu, yang ada semuanya tau" ucapku mengingatkan dia.
"Tunggu sebentar" ucapnya, lalu ia segera menelfon seseorang yang akhirnya ku ketahui kalau itu adalah supir.
"Kalau gitu, kamu pergi sama supir. Begitupun pulang. Supir akan stand by di kantor. Jadi kamu gak perlu nunggu-nunggu dijemput." Jelas mas Rio
"Satu lagi, ini credit card atas nama kamu. Kamu bebas mau pakai buat apa saja. Terserah mau gimana. Terus karena kamu sudah punya debit card sendiri, nanti beberapa saya kirim untuk uang belanja kamu. Mau kamu tabung atau belanjakan terserah kamu." Jelas mas Rio sambil memberikan credit card padaku.
"Wow, ini kayak di drama-drama Korea trus juga novel-novel anjir. Atau gua mimpi kali ya?" Ucapku dalam hati
"Makasih mas" ucapku pada mas Rio
"Yaudah, cepat berangkat. Pak Ujang sudah menunggu di bawah" suruhnya dengan nada lembut. Saat aku melangkah, tiba-tiba aku bimbang. Apakah aku harus salim atau peluk atau apa?. Tapi aku memutuskan untuk pergi memeluknya sambil berterimakasih dan berpamitan. Jujur saja aku malu, tetapi aku tetap harus berkomitmen untuk menjadi istri yang baik.
-AUTHOR POV-
Camilla akhirnya sampai di kantor, ternyata masih belum ada teman-temannya yang datang. Jadi Milla menunggu mereka di lobby sampai nanti ada pengarahan lanjutan. Satu persatu akhirnya teman-teman Milla datang. Lalu kurang lebih pukul 9 pagi, mereka diarahkan untuk berkumpul di ruang meeting.
"Selamat datang mahasiswa mahasiswi yang akan segera memulai magang di kantor kami" sambut seorang wanita dengan ramah
"Sebenarnya pertemuan kita yang pertama ini akan diadakan dengan CEO perusahaan Jordan. Tapi sebelum bapak CEO kita datang, lebih baik saya perkenalan diri dulu. Nama saya Ayu, saya adalah kepala bagian di bagian produk makanan. Dan akan jadi pamong kalian saat magang. Jadi saya akan menilai ananda semua. Bukan hanya saya tapi CEO kita juga akan ikut memantau langsung kinerja kalian semua. Saya harap ananda semua bekerja dengan tekun dan tulus. Lalu mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari perusahaan Jordan" Jelasnya panjang lebar.
"Sebenarnya saya ingin berkenalan dengan ananda semua. Tapi daripada mengulang pekerjaan dua kali, sebaiknya kita tunggu pak CEO datang saja ya. Oiya, mungkin kalian sudah mendengar rumor atau kabar angin mengenai sikap CEO kita. Tapi saya harap itu tidak menjadi beban untuk kalian. Karena kalau kalian bekerja dengan sungguh-sungguh, pasti pak CEO kita tidak asal marah. Saya harap kalian bisa memahami sikapnya" sambungnya penuh dengan pemikiran positif.
Setelah itu, para mahasiswa dan mahasiswi magang harus menunggu Ario datang. Lalu tiba-tiba Milla merasa sakit pada perutnya.
"Kamu kenapa?' tanya Ayu pada Milla
"Saya gak tau Bu, tapi perut saya sakit sekali" jawab Milla
"Hmm kamu pergi ke toilet saja dulu, kebetulan saya membawa minyak angin, jadi kamu pakai dulu saja ya. Tapi tolong cepat agar tidak telat saat CEO kita datang" ucap Ayu yang sepertinya tau kenapa Milla sakit perut. Milla pun bergegas menuju toilet. Awalnya ia tersesat, tapi untung saja ada cleaning service yang mengarahkan arah toilet.
"Duh, datang bulan lagi gua. Untung tadi sempat siaga pasang pembalut. Pantes gua sensitif banget" gumam Milla setelah selesai dari toilet. Ia lalu mencoba jalan cepat untuk kembali sampai ke ruangan meeting tadi. Dan ternyata!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIRST AND LAST LOVE
RomansaCerita klasik, cerita ringan tentang perjodohan yang membuat Ario dan Camilla bersatu dalam ikatan pernikahan. Psssst 🤫 ada beberapa unsur dewasanya 18+. Jadi bagi yang di bawah umur, disarankan untuk tidak membaca. Bagi readers yang suka cerita kl...