BAB 5 SALAH PAHAM (3)

243 7 0
                                    

-MILLA POV-

Aku melangkah keluar dari ruang kerja mas Rio. Sudah beberapa hari ini hubungan kami sepertinya semakin memburuk. Aku tidak ingin terus berdebat dengannya ataupun melihatnya dengan sengaja menghindar dariku. Jadi aku memutuskan untuk tidak dengan sengaja bertemu dengannya. Aku merasa sangat sakit jika dia bersikap seperti itu. Seolah aku adalah barang menjijikkan yang sengaja ia jauhi.

Hari ini aku terpaksa menemuinya, karena aku harus profesional sebagai mahasiswi magang disini. Jadi aku harus menundukkan kepalaku agar aku tidak melihat tatapan matanya yang enggan melihatku.

"Eh, Milla jangan lupa nanti ya" ucap Kevin saat berselisih jalan denganku.

"Jangan lupa apa Vin?" Tanyaku bingung

"Lu gak tau? Oiya lu tadi pergi ya. Hmmm nanti pulang ngantor, anak-anak ngajak nongkrong di cafe dekat sini. Lu ikut kan?" Ucap Kevin

"Oooh yaudah, gua ikut kok" jawabku

"Lu tadi darimana?" Tanya Kevin berbasa-basi

"Ooh, gua dari ruangan pak Ario nih. Tadi bu Ayu minta tolong nganterin berkas. Lu mau kemana nih?" Jawabku

Lalu kami ngobrol sebentar sambil sedikit bercanda. Aku tidak tau kenapa aku bisa langsung menyukai mas Rio dan move on dari Kevin. Bahkan disaat sifat mas Rio sangat sering membuatku kesal. Aku merasa ditindas, tapi aku hanya bisa menangis dan terluka. Biasanya aku selalu bisa berdebat dengannya, tapi kenapa sekarang aku seperti ini?.

Aku kembali ke ruang kerjaku bersama mahasiswa magang lainnya. Saat aku kembali ke mejaku, aku menyadari jika Alda sedang sedih. Sangat terlihat dari raut mukanya.

"Lu sibuk gak Mill?" Tanya Alda padaku

"Gak nih, kenapa?" Jawabku

"Keluar yuk, kemana gitu. Gua mau curhat, pokoknya jangan disini" ucap Alda

Aku langsung menyetujuinya dan menyarankan untuk duduk di tangga darurat, karena biasanya jarang sekali orang kesana.

"Mill.. ternyata dia udah punya pacar" ucap Alda begitu sampai di tangga darurat

"Lu tau darimana?" Tanyaku penasaran

"Tadi gua pergi keluar buat ambil barang gua yang ketinggalan di mobil. Terus gua ngeliat dia nyamperin pacarnya di parkiran. Mana cakep banget lagi" jelas Alda sambil terisak

"Lu yakin itu pacarnya?" Tanyaku memastikan

"Gua yakin banget Mill. Soalnya dia bilang 'eh pacar aku datang' dia bilang gitu" Alda semakin sedih

Aku tidak memberikan kata-kata untuk menghiburnya. Aku hanya bisa memeluknya, sambil menepuk pelan punggungnya. Karena aku tau sekarang ia hanya butuh untuk didengarkan.

Tapi saat ia semakin menangis, tanpa sadar aku ikut menangis bersamanya. Kami menangis dan saling berpelukan.

"Lu kenapa ikutan nangis?" Tanyanya sambil sesegukan

"Gak kenapa-kenapa kok, ya karena lu nangis aja" Aku berbohong padanya, karena ini bukan waktu yang tepat untuk memberi taunya tentang masalahku

"Gua tau kalau lu bo'ong. Lu cerita ke gua sekarang. Jadi kita bisa sama-sama saling ngehibur" ucapnya menahan tangisnya

Lalu aku menceritakan apa yang terjadi denganku dan mas Rio. Dia sempat marah-marah mendengar perlakuan mas Rio. Lalu kami kembali menangis bersama.

-AUTHOR POV-

Setelah puas menangis dan saling menghibur, akhirnya Milla dan Alda kembali ke ruang kerja mereka. Dengan mata sembab, mereka masuk ke ruang kerja bersama. Tapi ternyata, terlihat Rio, Leo dan Wisnu sedang berada disana.

MY FIRST AND LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang