-AUTHOR POV-
Suasana ruang tamu begitu senyap, tanpa ada suara ataupun pergerakan sedikitpun dari Alda maupun Leo. Leo masih terus memperhatikan Alda tanpa memulai pergerakan sedikitpun.
Sedangkan Milla sedang memantau kondisi mereka dari lantai atas sambil mengendap-endap. Sampai dirasa sudah puas mengintip, Milla akhirnya berjalan mundur dengan perlahan, berusaha tanpa membuat suara agar tidak menggangu Alda maupun Leo. Tanpa ia sadari, sang suami yaitu Rio sedang berdiri di belakang Milla sambil memperhatikan aktivitas Milla. Rio menyilangkan tangan di depan dadanya, ekspresinya dingin dan tak terbaca sambil terus memperhatikan kegiatan istrinya itu.
Milla yang terlalu fokus memantau Alda dan Leo, terus mundur tanpa melihat kearah belakang dan dengan cerobohnya menginjak kaki Rio. Sontak saja, Rio tersentak kesakitan, memegang kakinya sambil mencoba menahan rasa sakit.
"Awwwww!!" Rio meringis sambil menahan rasa sakit di kakinya.
Suara Rio cukup keras, hingga terdengar ke lantai bawah. Sontak saja itu mengundang perhatian Alda maupun Leo.
"What's wrong there?!" sorak Leo dari ruang tamu.
"Gak kok.. gak ada apa-apa," jawab Milla.
Lalu fokus Leo kembali pada Alda, dia berjalan ke arah sofa dan duduk tidak jauh dari Alda. Mereka tampak canggung satu sama lain. Alda semakin bingung dengan perubahan sikap Leo.
Alda mencoba kembali fokus pada ponselnya, tetapi rasa canggung semakin menghantui. Suasana hening membuatnya gelisah. Leo, yang biasanya ceria dan hangat, kini terlihat sangat dingin dan seakan membangun tembok tinggi di antara mereka.
Alda lalu mencoba melirik Leo diam-diam. Terlihat Leo ternyata juga sedang memainkan ponselnya tanpa memperdulikan kehadiran Alda.
Alda pun mencoba memikirkan topik pembicaraan agar bisa berbicara pada Leo. Ia mendadak tidak tau cara berinteraksi dengan orang lain.
Sesaat Alda akan berbicara, tiba-tiba Milla dengan heboh berlari dari lantai atas dan menuju ke dapur. Fokus Alda langsung buyar oleh aktivitas Milla.
"Kenapa Mill?" tanya Alda penasaran
Milla kembali ke ruang tamu sambil membawa dua gelas minuman dingin.
"Ini.. gua lupa ngasih lu minum," jawab Milla sambil meletakkan minuman-minuman tersebut ke atas meja.
"Gak jadi masak?" tanya Alda lagi.
"Kayaknya gak jadi Da, kita makan siang bareng aja ya. Gua gak sengaja nginjek kaki mas Rio. Sekarang orangnya ngambek, jadi gua mau sungkem dulu haha," jawab Milla sambil sedikit bercanda untuk memecahkan suasana.
"Dih, pake acara sungkeman segala. Lagian ngapain lu injek kaki laki lu deh? Aneh-aneh aja lu," ejek Alda
"Ya namanya juga gak sengaja, yaudah gua balik ke atas dulu ya, sekalian ngompres kakinya nih. Kalian ngobrol jangan lupa," ucap Milla menunjukkan kompres es lalu kembali ke lantai atas meninggalkan Alda dan Leo yang kembali dengan keadaan canggung.
Alda menghela napas, memberanikan diri untuk memulai percakapan.
"Mas Leo, apa kabar?" tanya Alda dengan hati-hati. Tetapi Leo hanya menjawab singkat, "baik,"
Alda terdiam dengan respon Leo tersebut. Alda merasa pasti ada sesuatu yang salah. Alda tidak ingin menyerah begitu saja.
"Maaf mas... kalau aku boleh tau, mas ada masalah kah?" tanya Alda lagi dengan hati-hati.
Leo menatap Alda sejenak, ragu untuk menjawab.
"Tidak ada apa-apa, Alda," jawabnya singkat, nada suaranya datar. Alda semakin bingung, merasa ada sesuatu yang disembunyikan.
Alda merasa harus menghadapi situasi ini. Dia meletakkan ponselnya dan memberanikan diri untuk bertanya lagi kepada Leo.
"Mas, apa aku ada melakukan kesalahan? Atau aku melakukan sesuatu yang buat mas marah?" tanyanya dengan suara pelan, namun penuh rasa ingin tahu.
Leo mengalihkan pandangannya, mencoba menghindari kontak mata dengan Alda.
"Tidak, Alda. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun" jawabnya datar, meskipun dalam hatinya dia merasa bersalah karena membuat Alda khawatir.
"Tapi kenapa mas tiba-tiba kayak menjaga jarak sama aku? Mas biasanya bersikap hangat sama aku. Bahkan waktu terakhir kali kita dinner itu, mas masih bersikap hangat sama aku," Alda merasa frustrasi dengan jawaban singkat dan sikap dingin Leo.
Leo merasa dilema. Sebenarnya dia ingin berbicara dan menjelaskan semuanya kepada Alda, tetapi ada sesuatu yang menahannya. Dia tidak ingin Alda tau jika sebenarnya dia merasa cemburu pada Alda, hanya karena Alda ternyata sedang menyukai orang lain.
Leo merasa terpojok oleh pertanyaan Alda, namun ketidakmampuannya untuk mengungkapkan bagaimana perasaan yang sebenarnya membuatnya menutup diri lagi.
"Alda, ini tidak mudah bagi saya untuk menjelaskan. Tapi percayalah, kamu tidak melakukan kesalahan apa pun," jawab Leo, nada suaranya tetap datar.
Alda menghela napas, merasakan frustrasi yang semakin mendalam.
"Tapi mas,"
"Saya hanya butuh waktu untuk diri sendiri. Itu saja, Alda. Saya juga punya masalah sendiri yang tidak bisa saya bagikan dengan orang lain," potong Leo dengan ketus sambil mengalihkan pandangannya, tidak bisa menatap Alda.
Alda merasa sakit mendengar jawaban Leo yang semakin menjauh dan bilang dirinya adalah orang lain. Tapi Alda tiba-tiba berpikir bahwa dia memang bukan siapa-siapanya Leo, jadi memang hak Leo untuk tidak bercerita padanya.
Dengan hati yang berat, Alda kembali fokus pada ponselnya, meski pikirannya kacau. Leo merasa bersalah melihat Alda sedih, apalagi Alda sedih karena Leo sendiri. Dia sendiri yang membuat hati wanita yang dia cintai itu sedih, tapi dia tetap tidak bisa mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.
Alda mencoba mengirim pesan pada ponsel Milla, agar Milla segera turun. Karena dirinya merasa tidak nyaman dengan situasi saat ini bersama Leo.
[Alda: Mill, lu turun dong. Awkward banget gua sama mas Leo!]
[Milla: Lah kenapa?]
[Alda: Ceritanya nanti aja deh, buruan turun. Kalau gak, gua pulang nih! 😡]
[Milla: Dih ngambek. Iya bentar, ini gua turun 😒]
Setelah beberapa saat, Milla akhirnya turun bersama Rio. Mereka segera menyadari ketegangan yang terjadi pada Leo dan Alda. Milla menatap Alda dengan penuh pertanyaan. Sedangkan Alda hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mengangkat bahunya bingung.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Milla dan Rio saling bertukar pandang dengan bingung dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi.
Halo readers.. ada yang mau berteman denganku di Instagram? Bisa follow akun aku di @aloraalvabooks. Kalau readers mau difollback, bisa DM aku aja. Pasti langsung aku follback. Terimakasih atas dukungannya. Nantikan bab berikutnya yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIRST AND LAST LOVE
RomantizmCerita klasik, cerita ringan tentang perjodohan yang membuat Ario dan Camilla bersatu dalam ikatan pernikahan. Psssst 🤫 ada beberapa unsur dewasanya 18+. Jadi bagi yang di bawah umur, disarankan untuk tidak membaca. Bagi readers yang suka cerita kl...