BAB 4 SAYANG ATAU SEBATAS KEWAJIBAN (1)

396 5 0
                                    

-AUTHOR POV-

"Permisi mas, aku mau nganterin surat dari bu Ayu" ucap Milla pada Rio di ruangannya.

Terlihat Rio sedang tertidur di kursinya. Milla terlihat tidak ingin mengganggu, jadi dia memutuskan untuk meletakkan surat itu di meja lalu membuat note untuk Rio. Saat Milla akan pergi, ia tak sengaja menyentuh tangan Rio. Tangan suaminya itu terasa dingin sekali.

"Kenapa dingin banget?" Gumam Milla khawatir. Lalu dia mencoba memeriksa kening Rio dan ternyata Rio sedang demam tinggi.

"Aduh, kamu demam mas. Kamu pulang aja ya, istirahat atau mau ke rumah sakit?" Tanya Milla panik saat Rio membuka matanya

"Sebentar aku panggil pak Wisnu dulu ya buat bantu kamu" ucap Milla terlihat sangat khawatir ketika melihat Rio terlihat lemas.

"Saya gapapa kok" sahut Rio lemah

"Ini badan kamu itu panas banget kayak gini. Ngomong aja kayaknya susah, gapapa gimana? Udah jangan protes. Kita ke rumah sakit ya." Jelas Milla sambil berlari keluar untuk menemui Wisnu.

Setelah itu hanya Wisnu yang masuk ke ruangan Rio. Tak terlihat Milla kembali untuk menemui Rio. Rio terlihat sedikit kecewa. Tetapi ia setuju untuk pulang bersama Wisnu.

"Milla tadi kemana?" Tanya Rio pada Wisnu sesaat ia sampai di Penthouse.

"Bu Milla tadi terlihat langsung pergi ke tempat kerjanya pak." Jawab Wisnu

"Bapak ingin saya panggilkan dokter pak?" Tanya Wisnu

"Gak perlu. Kamu balik ke kantor saja. Saya cuma perlu istirahat sebentar" Jawab Rio lalu memejamkan matanya.

Lalu saat Wisnu keluar kamar, terlihat ia terkejut dengan kehadiran Milla yang tiba-tiba. Tampak nafas Milla tersengal-sengal setelah berlarian.

"Mas Rionya gak dibawa ke rumah sakit pak?" Tanya Milla sambil berusaha mengatur nafasnya

"E-ee pak Rionya gak mau mbak Milla. Bahkan gak mau dipanggilkan dokter" jawab Wisnu

"Iih gimana sih dia.. eehmm pak Wisnu, saya boleh minta tolong buat panggil dokter gak? Soalnya badan mas Rio panas banget" pinta Milla

"Baik mbak, akan segera hubungi" ucap Wisnu lalu pergi untuk menghubungi dokter sesuai perintah Milla.

/Ceklek/ suara pintu kamar berbunyi.

Terlihat Rio sedang tertidur di ranjangnya. Milla mencoba mendekati Rio diam-diam agar Rio tidak terbangun. Lalu Milla menyentuh kening Rio lagi, untuk memastikan. Milla bergerak dengan sangat hati-hati.

"Duh, masih panas banget. Bisa-bisanya gak mau dipanggil dokter" gumam Milla.

Selagi menunggu dokter datang, Milla memastikan suhu badan Rio dengan termometer lalu mencatatnya. Lalu Milla secara hati-hati membuka sebagian pakaian Rio, meninggalkan kemeja dan celananya agar Rio sedikit lebih lega. Lalu ia mengurus Rio agar panasnya cepat turun bahkan sebelum dokter datang. Setelah satu jam kemudian, dokter akhirnya datang dan memeriksa Rio.

"Syukurlah Bu, panas pak Ario sudah mulai menurun. Untung saja ibu Milla segera memberikan perawatan. Sekarang pak Rio hanya perlu istirahat yang cukup dan minum obat ya Bu. Lalu jangan lupa juga minum air putih yang cukup" Penjelasan dokter tersebut

"Terimakasih banyak dok. Berarti suami saya tidak perlu kerumah sakit lagi ya dok?" Tanya Milla

"Tidak perlu ya Bu. Nanti jika ada yang ingin ibu tanyakan, bisa hubungi saya saja atau bisa melalui pak Wisnu" ucap dokter tersebut ramah.

"Sekali lagi terimakasih banyak dok" ucap Milla terlihat lega.

"Mari dok saya antar. Mbak Milla, saya permisi dulu" ucap Wisnu berpamitan

MY FIRST AND LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang