-AUTHOR POV-
Akhirnya saat jadwal makan siang, akhirnya mereka pergi ke sebuah restoran yang cukup mewah. Milla, Rio, Alda, dan Leo duduk di ruang private sambil memesan makanan.
Suasana terasa hangat dan santai, meski ada sedikit ketegangan yang tak terlihat antara Alda dan Leo. Milla duduk di samping Rio, dan mereka sesekali saling berbisik pelan. Meski Rio masih bersikap dingin dan tenang, ada kelembutan terselip dalam caranya menatap Milla, membuat wajah istrinya merona.
Alda yang biasanya ceria dan tak ragu menggoda Milla, tampak lebih tenang sekarang. Dia menyadari ketegangan yang terjadi antara dirinya dan Leo masih terjadi.
Milla yang merasakan keheningan yang aneh dari Alda, melemparkan senyum hangat pada sahabatnya.
"Kenapa diam aja, Da?" tanya Milla pelan.
"Gak apa-apa, Mill," jawab Alda dengan senyum tipis sambil mengangkat bahu sedikit.
Pandangannya sempat melirik ke arah Leo yang duduk tak jauh darinya. Leo hanya fokus pada menunya, berusaha terlihat sibuk.
Milla memutuskan untuk tidak melanjutkan pembicaraan. Dia berusaha menikmati kebersamaannya dengan Rio, yang tampak semakin terbuka hari ini, meski tetap dalam batas karakter dinginnya.
Sesekali Rio berbisik ke telinga Milla, menanyakan apakah dia sudah memilih menu makanannya. Milla mengangguk pelan, tersenyum lebar pada suaminya, meski tetap berusaha tidak menarik perhatian Alda dan Leo. Tangan Rio perlahan menyentuh tangan Milla di bawah meja, sebuah gestur kecil namun bermakna, yang membuat jantung Milla berdebar lebih kencang.
Tiba-tiba, ponsel Rio berdering. Dia melirik sekilas, lalu menghela napas pelan.
"Sebentar, saya harus jawab ini," katanya lembut pada Milla, sebelum berdiri dan keluar dari ruang privat untuk menjawab telepon. Pintu tertutup pelan di belakangnya.
Saat Rio pergi, Alda memanfaatkan momen itu untuk tersenyum kecil pada Milla, matanya menyiratkan rasa ingin tahu, tapi dia menahan diri untuk tidak menggodanya seperti biasa. Alda melirik ke arah Leo yang masih sibuk dengan menunya. Dia menarik napas panjang, seolah ingin mengatakan sesuatu, namun menahannya.
Milla menyadari bahwa Alda tampak lebih tenang daripada biasanya dan menebak ini ada kaitannya dengan hubungan dingin antara Alda dan Leo. Milla mengulurkan tangannya, menyentuh lembut lengan Alda sebagai tanda bahwa ia ada di sana jika Alda butuh bicara, tetapi Alda hanya mengangguk kecil, tersenyum sedikit dan kembali menatap menunya.
Leo yang sedari tadi tampak fokus pada menunya akhirnya menghela napas pelan dan menoleh ke arah Milla.
"Milla, kamu mau pesan apa?" tanyanya dengan nada ringan, meski ada sedikit ketegangan yang dia coba tutupi.
"Aku main coursenya pasta, mas. Tapi yang lain terserah kamu sama mas Rio aja sih," jawab Milla santai dan dibalas anggukan oleh Leo.
"Kalau kamu?" tanya Leo dengan suara rendah bahkan tanpa melihat kearah Alda.
Milla dan Alda saling melihat satu sama lain, bingung. Alda mendadak menjadi sangat gugup.
"A-aku mas?" tanya Alda dengan nada ragu.
"Iya," jawab Leo sambil tiba-tiba menatap Alda dengan mengintimidasi.
"Aku pesan pasta juga aja, kayak Milla," Alda akhirnya menjawab pelan, sambil mencoba mengendalikan kegugupannya.
Leo lalu mengangguk dingin tanpa berkata apa-apa lagi. Reaksi itu membuat Alda semakin canggung, sementara Milla yang duduk di sampingnya bisa merasakan ketegangan yang semakin memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIRST AND LAST LOVE
RomanceCerita klasik, cerita ringan tentang perjodohan yang membuat Ario dan Camilla bersatu dalam ikatan pernikahan. Psssst 🤫 ada beberapa unsur dewasanya 18+. Jadi bagi yang di bawah umur, disarankan untuk tidak membaca. Bagi readers yang suka cerita kl...