Di pagi hari, dimana orang-orang masih sibuk sama kegiatan bersih-bersih rumah berbeda dengan para bocah kematian itu yang sudah pada berkumpul di pos ronda berdekatan dengan lapangan komplek. Suasana masih sepi-sepi anyep, cuman ada mereka doang disana. Ya paling cuma tukang dagang yang lewat, kayak penjual kue pancong, penjual bubur kacang ijo, penjual bubur ayam, dan sebagainya.
Saat ini mereka semua lagi pada rebahan di dalam pos ronda itu, Rega di samping kiri di sebelahnya ada Langit di tengah Reyhan dan samping kanannya Regi. Muka mereka sebenernya nahan ngantuk, terutama Langit yang baru saja bisa tidur pas jam dua belas malam. Karena apa? Keasikan main game, udah kayak daddy Jeno. Ketahuan sama buna Yoshi bisa habis tuh si Langit.
"Buna, aku mau bobo."
Tiba-tiba, entah sengaja atau nggak, Langit langsung meluk Reyhan yang di sebelahnya terus mendusel di pundak cowo itu. Sementara Reyhan yang dapat perlakuan itu cuman bisa terdiam menahan geli, karena rambut Langit kena ke telinga dan juga lehernya.
"Buna, kok sekarang kerempeng sih?"
Kurang ajar. Batin Reyhan.
"Buna.. mau puk puk."
Masih diam.
Si kembar juga ikutan diam, antara masih ngantuk atau milih buat bodoamat.
"Buna.."
"Buna.."
"Buna.."
"Bun-"
"Berisik bodat!" Rega yang merasa keganggu oleh rengekan dari Langit langsung memukul kepala lelaki itu yang bikin mata Langit segar seketika. "Kalo mau bunda lu, sana pulang ke rumah bukan disini!"
"Kampret pala gue anjir!"
Langit langsung mengubah posisinya menjadi telentang, lagian dia juga merasa malu karena bisa-bisanya merengek bak anak kecil pas di luar rumah apalagi di depan temen-temennya, apalagi ngerengeknya ke Reyhan lagi. Mau taruh di mana muka handsome paripurna nya ini?
"Enak?"
"Hah, apa yang enak?"
Langit langsung menoleh kearah Reyhan tidak paham. Wajar masih pagi, jam-jam segini otak belum berfungsi. Reyhan pun ikutan menoleh, muka mereka dekat hanya berjarak beberapa senti saja. Bahkan hidung mereka saling menempel.
Tentu melihat posisi mereka yang terkesan ambigu membuat Langit langsung sedikit menjauh.
"Maksud lo apa sih?"
"Lupain."
Reyhan ikut menjauh, ia mulai menutup matanya lagi. Langit? Cuma planga-plongo, nggak paham sama perkataan si Reyhan tadi. Enak? Enak apanya njir, di kira lagi ngemut lolipop?
"Lang.."
"Hah?"
"Lu percaya sama cinta?"
"Tiba-tiba?"
Langit merubah posisinya jadi menghadap kearah Rega yang baru saja bertanya seperti itu, mukanya sedikit syok, soalnya baru kali ini Rega berbicara soal cinta.
"Jawab aja."
"Ngga tau, gue belum ngerasain tapi-" Langit ngegantung kalimatnya lebih dulu, ia teringat dengan kisah percintaan kedua orangtuanya yang sempat Jeno ceritakan padanya. "Denger daddy cerita tentang percintaan mereka, gue jadi ikutan percaya juga. Rasanya indah dan menyenangkan ya, walaupun di cerita itu ada pahit manisnya,"
Rega senyum-senyum sendiri sampe membuat Langit keheranan.
"Lu kenapa anjir?"
"Gue juga kayanya cinta, Lang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulawarga
HumorKulawarga; Hubungan cinta antara suami dan istri dan hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak. Warn! Area Bxb -- [ NCT Dream ft Treasure ] ©® Syethereal, 2023 Cover by pinterest.