2.9 Kulawarga

105 20 1
                                    

Hari sudah malam, yang biasanya setelah selesai dengan pekerjaannya, Asahi langsung bergegas pulang menuju ke rumah. Kali ini berbeda, setelah dari kantor ia singgah lebih dulu di restoran dekat dengan tempat kerjanya, tentu ada alasan lain, ia pergi ke restoran untuk bertemu dan makan malam bersama dengan seorang perempuan pilihan dari orang tuanya. Perempuan itu bernama Jiyeon, orang Korea yang sudah lama tinggal di Indonesia. Umur Jiyeon dengannya hanya terpaut 2 tahun saja. Asahi akui bahwa Jiyeon adalah wanita yang cantik, memiliki pemikiran yang dewasa dan juga hangat. Tapi ... Asahi masih belum tertarik dengan Jiyeon.

Di pertemuan pertama itu, Asahi berbincang dengan suasana yang canggung. Asahi tidak pandai berkomunikasi dengan orang baru, ia cenderung lebih tertutup. Tetapi walaupun begitu, Jiyeon berusaha untuk menaikkan obrolan agar lebih hangat.

Setelah selesai dengan makan malam, Asahi langsung bergegas untuk pulang ke rumah begitupun dengan Jiyeon. Asahi sudah menawarkan tumpangan tapi di tolak oleh perempuan itu, alasannya karena Jiyeon ingin singgah dulu di Gramedia dan akan lama. Asahi hanya mampu mengangguk dan tak memaksa juga, lagipula badannya terasa lengket dan lelah— ia ingin segera mandi setelahnya langsung tidur.

Asahi melambaikan tangannya ketika mobil yang menjemput Jiyeon melaju meninggalkan pekarangan restoran. Setelah mobil Jiyeon sudah menjauh, Asahi pun berjalan menuju mobilnya yang terparkir. Lelaki itu masuk ke dalam, menyalakan mobilnya lantas melajukan mobil menuju ke rumah.

Setelah menempuh perjalanan selama 5 menit, akhirnya Asahi sudah sampai di komplek. Suasana di komplek rumahnya terlihat ramai oleh anak-anak muda yang masih asik bermain, mungkin karena sudah memasuki hari libur juga.

Asahi memberhentikan mobilnya di depan pos ronda ketika melihat teman-temannya berada di sana, lalu menurunkan kaca mobil dan menyapa mereka.

"Tumben?"

Semua teman-temannya menoleh kearahnya.

"Lah lu tumben baru balik?" tanya Haechan yang sedang bermain catur bersama Jaehyuk melirik sekilas kearahnya.

"Ke resto dulu." jawab Asahi sekenanya. "Omong-omong tumben banget kalian disini, gak dilarang sama bini?"

"Enggak tuh, ya 'kan yang?" tanya Jeno pada Yoshi— yang kebetulan mereka sedang melakukan sambungan video call, itu pun atas suruhan dari Yoshi sendiri.

Yoshi yang sedang memakan donat yang sudah di beli Jeno selepas pulang kerja, mengangguk. "Hm."

Jeno mengigit pipi dalamnya menahan gemas melihat cara memakan donat Yoshi yang terkesan lucu di matanya. Dua tangan yang memegang donat, belum lagi kuku yang sengaja dipakai kutek berwarna hitam, mempercantik jari-jari bantet milik Yoshi.

 Dua tangan yang memegang donat, belum lagi kuku yang sengaja dipakai kutek berwarna hitam, mempercantik jari-jari bantet milik Yoshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucu."

Mendengar pujian itu sontak Yoshi tersenyum malu. Kemudian ia menawarkan donat yang sudah ia gigit kepada suaminya. "Mau?"

Kulawarga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang