2.8 Kulawarga

130 17 0
                                    

Akhirnya setelah 3 jam perjalanan menuju ke Bandung, mereka semua sudah sampai dengan selamat. Mobil-mobil yang membawa mereka tak bisa masuk ke jalan yang menuju ke rumah keluarga Harsa, jadi mau tak mau mereka turun di depan gang dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Untungnya jarak dari depan gang menuju ke tempat yang dituju tidak terlalu jauh.

Sementara untuk para supir kembali menjalankan mobilnya sembari mencari lahan kosong untuk mereka parkir mobil.

Setelah semua barang bawaan sudah berada di tangan, mereka kini berjalan beriringan sambil menikmati pemandangan yang sangat indah. Di sisi kiri— tepat di belakang rumah-rumah warga terdapat bukit nan hijau sementara di sisi kanan terlihat hamparan kebun teh yang mampu memanjakan mata.

Mereka semua tersenyum senang, berlibur kesini tidak membuat mereka kecewa sama sekali. Melihat rumah-rumah warga yang terlihat sangat sederhana tidak juga membuat mereka enggan, malah merasakan nyaman bukan main.

Tak terasa, akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Harsa— tepat di depan pagar kayu, sudah ada sepasang suami dan istri  yang menyambut kedatangan mereka. Melihat itu mereka mengulas senyuman, menyapa dengan sopan kepada kedua orang tua itu.

Mereka berdua adalah pak Mamat dan bi Sum. Mereka lah yang akan menemani anak-anak muda ini selama mereka semua berlibur di Bandung.

Harsa yang sudah mengenal lebih dulu keduanya langsung bersalaman diikuti oleh yang lain. Pak Mamat dan bi Sum tersenyum manis, melihat betapa sopan santun nya mereka semua.

"Bapak dan bibi nanti bakal tinggal juga di rumah jang Harsa ya, sesuai perintah dari pak Hyunsuk," kata bi Sum.

Mereka mengangguk. Mereka pun tahu hal ini juga dan tak mempermasalahkan.

Karena tak ingin berlama-lama di luar, sepasang suami istri itu langsung mengajak mereka untuk masuk ke dalam rumah. Harsa berjalan beriringan dengan pak Mamat dan bi Sum, sambil mengobrol ringan dengan menanyakan tentang kondisi rumah yang sudah tak ditinggali oleh keluarganya, apakah ada yang berubah di dalam rumahnya atau hal lain.

Selain menemani anak-anak muda di rumah Harsa, pak Mamat dan juga bi Sum memang diberikan tugas untuk menjaga dan membersihkan rumah keluarga Harsa, tentu dengan bayaran yang setimpal.

Sesudah sampai di pintu utama, pak Mamat selaku yang memegang kunci rumah langsung membukanya. Interior rumah keluarga Harsa pun langsung terpampang jelas, tidak seperti rumah modern yang ada di kota, rumah milik keluarga Harsa yang ada di Bandung ini terlihat sangat sederhana, sama persis rumah-rumah yang sudah mereka lihat di perjalanan tadi— yang dibedakan hanya bangunan temboknya saja, rumah keluarga Harsa ini memakai batu bata.

Banyak juga foto-foto yang di pajang, ada foto pernikahan Hyunsuk dan Ryujin, foto Ryujin yang mengandung, foto Harsa kecil dan juga foto keluarga.

Harsa tersenyum tipis melihat itu, sudah lama ia tak datang ke rumahnya ini, ia jadi merasa rindu berlebih ketika melihat foto-foto yang di pajang dalam rumahnya. Sungguh, semua itu adalah kenangan yang tak bisa dilupakan.

"Nah, nanti kalo misal butuh bantuan bibi atau bapak, kalian bisa ketok pintu kamar yang di deket dapur ya, itu kamar kami berdua." jelas pak Mamat.

Bi Sum tersenyum lagi. "Kalian mau makan sesuatu? Biar bibi bikinin."

Sebelum Rega berbicara, Julia lebih dulu angkat suara dan berkata ingin jalan-jalan lebih dulu. Sontak saja membuat lelaki itu menatap sebal kepada Julia yang berada di sampingnya, padahal perutnya sudah terasa keroncongan meminta di isi.

Tahu akan tatapan dari Rega, Julia memilih untuk tidak menoleh dan fokus terhadap bi Sum yang menjelaskan destinasi wisata yang dekat dengan area ini.

"Di deket sini ada air terjun, kalo kalian emang mau bisa jalan aja lurus nanti ketemu pertigaan terus kalian belok ke kiri, setelah belok ke kiri kalian harus turun dulu lalu kalian jalan lagi lurus terus, lurus aja terus sampai kalian ketemu sama jembatan, nah dari jembatan itu kalian belok ke kanan, lurus lagi dan sampe." jelas bi Sum panjang kali lebar.

Kulawarga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang