0.7 Kulawarga

256 33 6
                                    

Keesokan harinya, di waktu pagi-pagi buta. Mahen yang notabenenya siswa baru SMA Ganesha, lagi sibuk buat nyiapin untuk MPLS di kamar. Dia lupa belum nyiapin peralatan sekolah. Emang goblok. Ngerasa deg-degan dan juga ngga sabar karena dia bakalan ketemu sama temen-temen baru. Ya walaupun dia masih satu sekolah juga sama Harsa.

Yeri juga turut ngebantu nyiapin peralatan sekolah buat anak bujangnya. Di mulai dari sepatu, kaos kaki, dua buku kosong yang emang di suruh di bawa oleh guru yang ngatur MPLS nya, dan juga seragam.

Agak kesel juga sama anaknya ini. Kebiasaannya yang harus di ilangin, selalu mendadak apapun itu.

"Mom, dasi aku dimana?"

"Di dalem lemari, coba cari."

Mahen langsung nurut. Cowo itu jalan menuju lemarinya berada buat nyari-nyari dasi SMP, tapi dia ngga nemuin benda tersebut. Di mulai dari belakang pintu lemari, di laci, sampe di tumpukan baju udah di cari sama dia, tapi ngga nemu. Ini dia yang kurang fokus atau emang dasinya ngga mau di cari sama dia sih? Dasi cool gitu.

"Ngga ada lho mom."

"Ada, Mahen.. coba cari yang bener."

Nyari lagi. Tetep aja ngga ada. Lama-kelamaan dia emosi jiwa.

"Mommy! I'm stressed. Oh my god!"

Yeri yang liat anaknya mencak-mencak sendiri, geleng-geleng kepala. Ibu dari dua anak itu jalan menuju ke lemari anaknya dan mulai nyari dasi SMP. Baru sekali liat, dia langsung nemu keberadaan dasi tersebut. Ada di tumpukan baju paling belakang.

Emejing.

Yeri langsung ambil dan ngasihin itu ke anaknya. "Makanya, cari apa-apa itu dengan ikhlas dan pelan-pelan. Jangan grasak-grusuk kaya tadi. Nih!"

"Kok iso?" Mahen nerima sambil natap dasinya dengan bingung. "Padahal tadi udah aku cari-cari, ngga ada tuh."

"Kamu yang kurang teliti."

"Ngga kok.."

"Ngga ngga, tapi ngomel-ngomel sendiri."

"Hehe.."

"Udah. Sana turun, sarapan, abis itu berangkat. Takut telat kamu tuh!"

Mahen yang denger omelan dari mommy nya nyengir. "Siap mom!"

--

Ziel berjalan menuju kelasnya dengan riang. Di belakang dia ada Yudhis yang lagi baca buku pemberian dari abi Yedam semalem, buku tentang susah senang hidup di negeri konoha. kaga, becanda. Pas lagi asik-asiknya sama buku, Yudhis malah ngga sengaja nabrak Ziel yang mendadak berhenti.

"Lu kenapa sih?"

"Ssst!" Ziel ke belakang dan berdiri di samping Yudhis. "Tuh lu liat sendiri, si Langit lagi berduaan sama si Pam." Tunjuknya kearah taman yang letaknya ngga jauh dari kelas mereka.

Omong-omong tentang Pam, lelaki itu adalah anak dari pasangan Hyunjin dan juga Yeji. Nama aslinya itu Pamungkas, yang sering di sebut Pam oleh teman-temannya. Seangkatan dengan mereka, kelas 9 tapi cuma beda kelas doang. Langit dan kawan-kawan kelas 9 H sedangkan Pamungkas kelas 9 J, yang dimana itu adalah kelas terakhiran.

"Ya terus kenapa?"

"Gapapa juga sih."

"Ngga jelas." Komentar Yudhis. Terus dia lanjut jalan lagi menuju kelasnya yang emang tinggal beberapa langkah lagi ninggalin Ziel sendirian.

Ziel yang di tinggalin juga bodoamat, masih fokus sama bocah nolep di depannya.

"Woy anak bapak Jisung! Lagi apa lu?"

Kulawarga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang