Hari ini, para orang tua bokem pada sibuk untuk mendaftarkan anaknya di bimba atau biasa di sebut dengan bimbingan minat baca. Jeongwoo yang memang sudah memliki anak berusia 5 tahun juga ikut mendaftarkan bersama istri tercintanya- Minji. Sebenarnya bukan cuman Jeongwoo saja sih, ada juga Haechan, Yedam dan Mark yang masih mempunyai anak kecil. Sedangkan yang lainnya hanya memiliki anak bujang satu, ada pula yang istrinya baru melahirkan seperti Wony, istri Haruto dan juga Zoa, istri Junghwan.
"Bang.."
Jeongwoo menyenggol Mark yang duduk di sampingnya. Mereka semua di suruh buat duduk di kursi yang memang sudah disediakan di tempat bimba itu, sebab para istri tidak mau menambah repot lagi karena diikuti sama suaminya. Ya bisa di bilang kalo para suami itu hanya dijadikan ojek doangan. Ehe.
"Hah?"
"Ngga jadi."
Mark langsung bombastic side eye.
Gantian, sekarang Jeongwoo menyenggol kaki Haechan yang juga memang duduk di sebelah. "A echan."
"Hah, naon?"
"Ngga."
Haechan langsung mendatarkan raut wajahnya.
Lagi, gantian sekarang Yedam yang duduk di depannya. Kakinya menendang tulang kering Yedam pelan. Tidak kencang-kencang sih, soalnya dia masih punya hati tapi mungkin kau tak pakai hati. Kamu berbohong- skip jangan nyanyi.
"Antum kenafa?"
Haechan sama Mark yang mendengar itu langsung menahan tawa.
"Anjir bang, lu jangan ngomong begitu napa, kaya biasa aja." Kata Jeongwoo
Yedam senyum kecil. "Ya ana kan emang begini."
"Bang.." Jeongwoo sampai memelas. "Kaya biasa aja bang, lu ngomong kasar lagi kaya dulu, jangan begini, sumpah kek beda orang anjir."
Haechan yang tidak bisa untuk tidak ketawa. Dia langsung mengusak gemas rambut lelaki itu. "Lu ya, orang udah tobat malah di suruh maksiat lagi."
"Anjrit a echan, orang udah rapi ih! Ntar gara-gara rambut gue jelek, bini gue berpaling lagi."
Jeongwoo lantas menjauh dari Haechan terus merapihkan rambutnya yang berantakan sambil menggerutu tidak jelas.
"Yaelah, kalo Minji cinta lu apa adanya mah bini elu ngga bakalan berpaling. Santuy ae sih."
"Iya sih, soalnya Minji cinta mati sama gue." Ujarnya pede.
"Pede gila." Ujar Yedam.
Jeongwoo menyengir. "Nah ini baru abang gue." Katanya sambil ngangkat dua jempol- ngerasa bangga.
"Astaghfirullah, ana khilaf. Lagian seharusnya antum seneng ana begini. Bukannya malah pengen ana kaya dulu lagi."
"Bukannya ngga seneng, gue seneng banget ye bang, tapi masalahnya agak asing di telinga gue anjir. Mana Yedam yang gue kenal, mana???"
"Lebay juga lu lama-kelamaan." Kata Yedam kembali lagi ke setelan pabrik. "Lagian tadi gue cuma bercanda, masih kaku di lidah gue pun."
"Kebiasaan ngomong kasar ye, Dam?"
Yedam langsung ketawa tanpa dosa. "Iye bang."
--
Setelah selesai semuanya, mereka langsung pada balik ke rumah masing-masing. Tapi beda sama Haechan yang melipir dulu ke tukang papeda yang emang kebetulan mangkal di depan sekolah bimba itu, karena ini juga kemauan dari anaknya yang cantik paripurna kaya putri yang turun dari kayangan- Chantika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulawarga
HumorKulawarga; Hubungan cinta antara suami dan istri dan hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak. Warn! Area Bxb -- [ NCT Dream ft Treasure ] ©® Syethereal, 2023 Cover by pinterest.