1.6 Kulawarga

184 25 4
                                    

kalo ada typo tandai, kalo egk ada, yaudahhh lanjut aja bacanya. jgn lupa vote tapi 😏😏

--

Ternyata perkataan Rega benar-benar bukan bualan semata, lelaki itu serius untuk ucapannya yang akan memberi tahu perihal Reyhan yang nyium Langit kepada Jihoon dan Renjun. Seperti saat ini, di kediaman Jihoon- Reyhan terus-terusan menghela nafas lelah melihat ayahnya yang terus mondar-mandir sembari menelepon seseorang, bukan kolega, bukan teman satu kantornya, bukan juga saudaranya melainkan adalah Jeno. Ayah dari Langit!

Mau taruh dimana muka Reyhan sekarang?

Jujur, waktu melakukan hal seperti kemarin itu tidak ada di dalam benaknya. Mungkin setan di dalam tubuhnya yang mengambil alih. Bahkan kalau di ingat-ingat Reyhan merasa malu dan juga bersalah.

"Anak kita jangan dulu ketemu pokoknya! Biar gak ada cium-cium lagi!"

Di seberang sana, Jeno tentu tidak terima. "Heh panda jadi-jadian, yang ada anak elu noh nyosor mulu ke anak gue! Gue tau anak gue itu cakep, manis, lucu, tapi jangan gitu juga dong!!"

"Kurang ajar ya lu bilang anak gue yang nyosor! Anak elu!!!"

"Anak elu pandaaa!!!"

"Anak eluuuu!"

"Elu!!!"

Reyhan menghela nafas untuk yang kedua kalinya, ia beranjak dari duduknya lu menghampiri sang ayah yang masih berbicara dengan Jeno. Setelahnya ia lantas mengambil handphone ayahnya tanpa permisi.

Kemudian Reyhan menempelkan handphone itu ke telinga tanpa peduli Jihoon yang kini siap untuk mengeluarkan kata-kata mutiara.

"Halo om, ini aku Reyhan. Sebelumnya aku minta maaf karena udah nyium- ngga, maksudnya ngecup bibir Langit, itu emang aku yang duluan om, maaf juga karena ayah udah nuduh ke Langit. Aku ngelakuinnya juga spontan, aku khilaf. Maaf ya om."

"Khilaf gundulmu." gumam Jihoon.

Jeno yang sekarang berada di kamar Langit bersama dengan Yoshi melirik sekilas kearah anaknya yang masih pundung di dekapan Yoshi bak anak perawan. Kemudian ia kembali berbicara yang masih tersambung dengan Jihoon.

"Kamu suka sama anak om?"

"Enggak om."

"Terus kenapa kamu cium-cium anak om?!"

"Aku gak cium cuma ngecup. Itu pun gak sengaja."

"Alah sama aja, sama-sama bibir Langit udah gak suci gara-gara kamu!"

Langit yang masih berada di dekapan sang buna, wajahnya semakin memerah mendengar ucapan Jeno. Antara malu dan kesal. Malu karena kejadian itu diketahui oleh orang tuanya gara-gara mulut ember Rega, kesal juga karena Reyhan yang seenak jidat mencuri first kiss nya. Pokoknya dia pundung sama Reyhan! Titik nggak pake koma!

Reyhan sontak menutup matanya sebentar mendengar ucapan frontal dari Jeno. Lalu ia kembali berbicara lagi dengan Jeno. "Nanti aku ke rumah om. Mau aku bawain sesuatu?"

"Terang bulan aja, tiga bungkus. Satu buat om, satu buat istri om, satu lagi buat Langit. Minumnya- kamu mau apa sayang?"

Jihoon langsung mengambil alih handphonenya ketika melihat raut wajah Reyhan yang tak biasa. "Heh kutu kupret, lu bilang apa ke anak gue sampe anak gue syok begitu?"

Kulawarga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang