CHERISH || Spellbound

82 7 12
                                    

Zyra terbangun tatkala perutnya membisikkan bahwa membutuhkan amunisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zyra terbangun tatkala perutnya membisikkan bahwa membutuhkan amunisi. Ketika netranya merotasi untuk memastikan waktu, jarum jam sudah hampir menyentuh angka tiga—sore. Ya, pantas saja perutnya mendemo untuk cepat diisi, rupanya ia telah meninggalkan makan siang terlalu jauh.

Beranjak dari baringannya, beruntunglah ia tidak mendapatkan masalah. Agaknya kondisinya mulai membaik. Zyra merasa tubuhnya cukup kuat untuk berdiri dengan pertahanan sendiri, pun kepalanya tidak terserang pening lagi. Begitulah ia bergegas—perlahan—untuk memenuhi hasrat perutnya.

Namun baru saja keluar dari kamar, sesuatu mendadak menarik atensinya. Pertemuan alisnya menaut secara otomatis tatkala indra pendengarannya menangkap kegaduhan dari arah dapur. Seperti ada seseorang yang menggunakan tempat itu untuk suatu kegiatan.

"Jynkoo?" Ah, tapi seharusnya pemuda itu masih berada di kampus pada jam-jam seperti ini. Zara pun tak mungkin. Sebab ia tahu hari pertama bekerja tidak akan pulang seawal ini.

Lantas tungkainya kembali bergerak menuju dapur—yang memang menjadi tujuan awalnya—untuk memastikan siapa yang menciptakan kebisingan itu. Lalu ketika atensinya disambut oleh dua kantong besar;yang ia tahu berisi bahan makanan dan yang lainnya, berada di atas meja pantry. Mencipta seraut kebingungan di wajahnya.

Namun segera ia mengetahui pelakunya tatkala juga menemukan jas hitam tergeletak tak jauh dari eksistensi dua kantong makanan itu.

Selanjutnya atensinya kembali teralih oleh kebisingan yang berasal dari ruangan—yang bersangkutan dengan pakaian kotor. Begitulah ketika ia mendekati sumber suara untuk memastikan, ia langsung disuguhkan oleh pemandangan tak terduga.

Bertepatan sekali dengan atensi sang pelaku yang ikut teralih sebab menyadari kedatangannya. Hingga kedua atensi itu bertumbuk satu sama lain, Zyra sungguh stagnan menatap presensi di hadapannya ini.

Jimmy sendiri menjadi salah tingkah kala ditatap sebegitu lekat oleh Zyra, hingga secara tidak sadar telunjuknya menggaruk hidung barang sejenak. "Ah, aku hanya mencuci yang ada disini." Tangannya secara otomatis menunjukkan pakaian terakhir yang telah ia keringkan di mesin pengering—sementara yang lainnya sudah ia jemur di tempat yang tersedia.

"Yang lainnya.. aku tidak berani mengambilnya di kamar Jynkoo." Sambungnya dengan eye smile yang nyaris akan terbentuk.

Tapi, sungguh bukan itu yang menjadi fokus Zyra saat ini.

"Memang boleh, ya, sedang mencuci baju saja sekeren ini?" Zyra menyuarakannya kelewat datar, hingga sang empunya sukses tertegun. Lalu kemudian Jimmy menelisik penampilannya sendiri, berpikir dimana letak kesalahannya sampai Zyra menyindir demikian.

Tapi sayangnya Zyra mengatakan hal yang sebenarnya. Jimmy terlalu keren untuk kegiatannya yang hanya mencuci baju.

Rambut dibagian depannya setengah basah—entah bagaimana caranya bisa demikian. Dua kancing teratas kemejanya terbuka, dengan lengannya yang digulung sebatas siku. Bahkan jam tangan masih bertengger di pergelangannya;Zyra tahu itu memang anti air.

CherishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang