Good Boy.
Sesuai yang dibilang, Jynkoo sungguh melaksanakan niatnya perihal tugas yang sengaja dibawa pulang. Dimulai ketika senja menyapa, sampai gelap mengambil alih. Anak itu nampaknya masih begitu fokus dengan laptop dan beberapa buku pelajaran.
Beralaskan permadani diatas lantai, pun bermodal meja kecil untuk menampung sumber tugasnya. Ditemani sebuah lollipop yang bertengger di mulut, Jynkoo terlihat tenang sekali. Yeah, meski sesekali sempat dirundung pusing sebab beberapa bagian materi yang tak cukup untuk difahami.
"Woah! Rajin sekali kelincinya Zyra nuna ini." Suara itu cukup mengejutkan kala sampai di telinga Jynkoo. Atensinya lekas teralih hingga menemukan pintu kamar yang—pada awalnya memang sedikit terbuka—menjadi semakin lebar, dengan eksistensi seseorang berdiri disana.
Sontak Jynkoo mencebik tak suka menatap presensi itu, namun tetap membiarkan tanpa protes kala gadis itu bergerak memasuki kamarnya. Mengambil posisi tepat di samping Jynkoo, netra kembarnya sempat mengamati hasil kerja tangan pemuda itu di layar laptop.
"Eoh, aku tak menyangka anak menyebalkan sepertimu ternyata cukup pintar juga." Ada takjub yang begitu kentara, namun tetap disembunyikan dibalik nadanya yang cukup menyebalkan bagi Jynkoo.
Begitulah pemuda itu menanggapinya dengan dengusan malas, lalu mengeluarkan perisa manis itu di mulutnya sebelum bersuara. "Apa sih? Mencari kesempatan sekali ingin dekat-dekat dengan cowo tampan." Dengan nada yang tak kalah menyebalkan, lirikan tajamnya tertuju pada jarak tipis diantara lengannya dengan lengan gadis itu—nyaris bersentuhan.
Sesuai prediksi, gadis itu membalas tatapan tajam Jynkoo hingga keduanya terlibat kontak mata yang begitu sengit. Dalam jarak yang cukup dekat, kedua pribadi itu memasang raut yang tak jauh berbeda—tidak suka.
"Cih! Percaya diri sekali!" Begitulah gadis itu cepat menarik tubuhnya menjauh dari eksistensi Jynkoo, setelah menyempatkan diri untuk melayangkan ucapan serta tatapan sinis.
Tapi Jynkoo tidak peduli. Ia memilih kembali berfokus pada layar laptop dengan lollipop yang bertengger di mulut, pun membiarkan gadis itu dengan kegiatannya sendiri—tanpa berniat untuk pergi secara lekas. Hingga di detik ke sepuluh, suara Jynkoo kembali mengudara. "Sampai kapan kau akan menginap disini, Zara?"
"Yak!" Jynkoo yang merasa benar atas pertanyaannya, kembali mendelik tatkala gadis itu menyergah dengan nada tinggi. "Enak sekali kau menyebut namaku begitu, huh?! Aku jauh lebih tua darimu, aku seusia dengan Zyra. Kau harus memanggilku Nuna." Gadis itu;Zara menekan kata terakhirnya sebagai peringatan.
Padahal hanya bertanya, tapi malah diceramahi. Pikir Jynkoo.
Bola mata merotasi, pun napas malas terhela. "Ya, Nuna berisik." Ceplosnya, tanpa berdosa.
"Apa kau bilang?!" Suara tak berakhlak Jynkoo yang sampai di telinganya tentu membuatnya tak terima.
"Ah, diamlah. Aku jadi tidak bisa fokus karenamu." Jynkoo menyanggah dengan gusar. Menunjukkan gestur terganggu, padahal dirinya yang telah menyinggung gadis yang terpaut usia enam tahun lebih tua darinya itu. Ia sama sekali tidak peduli, "Atau lebih baik kau keluar saja dari kamarku." Bahkan mengusir tanpa segan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish
Ficção Geral[SELESAI] (Park Jimin x Kim Sejeong) Cinta akan menjadi manis dengan bahagia apabila dua hal menyertai. Bertemu dengan orang yang tepat, pun dalam waktu yang tepat. Jika tidak salah satunya, bahkan keduanya. Maka ada yang perlu dikorbankan. Hati, at...