Epilogue

87 6 8
                                    

™Sep01, 2028 |Jeon's Home, Busan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sep01, 2028 |
Jeon's Home, Busan

Jauh sebelum hari ini, tidak ada satupun yang menduga jika momen bahagia berselimut haru ini sungguh akan terjadi. Hari yang dulu mereka pikir hanyalah hayalan tanpa kepastian, tetapi Tuhan menjawabnya dengan teramat nyata.

Tidak terkecuali, seulas senyum teramat manis tercipta di belah bibir masing-masing. Disertai sorot gemas juga gemuruh tepuk tangan, tatkala menyaksikan betapa menggemaskan kedua makhluk mungil itu—Daeryn dan Zenia—membawa keranjang kecil berisi kelopak bunga di tangan masing-masing. Menaburkannya di sepanjang karpet merah yang dilalui kedua mempelai yang mengekori langkah keduanya dari belakang.

Selain menggemaskan, agaknya kedua anak kecil itu tidak kalah menawan dari sang pemeran utama di acara ini. Daeryn yang mengenakan setelan tuxedo hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu, pun Zenia terlihat manis dengan gaun selutut berwarna putih. Mereka sudah seperti pengantin cilik yang akan ikut menuju altar. Dan apakah ada yang mendengar?

"Sepertinya kalian akan berbesanan di masa depan nanti."

Mereka tahu itu hanya gurauan, tapi yeah, siapa yang tahu masa depan? Mungkin saja itu sungguh akan menjadi kenyataan? Dan bagi kedua pasang orangtua itu—hal itu tidaklah terlalu buruk.

Mereka akan menunggu hari semacam ini terjadi lagi di masa depan.

Begitulah ketika kedua mempelai telah sampai di atas altar, suasana gemas yang dicipta kedua anak kecil itu segera berubah menjadi khidmat penuh kesakralan. Menyulut setetes cairan bening tanda haru meluruh di pelupuk tatkala pada akhirnya sepasang kekasih itu telah resmi menjadi milik satu sama lain melalui sumpah pernikahan yang diucapkan masing-masing, dengan teramat lantang dan yakin.

Resmi hari ini dan detik ini pula, Daeryn Jimmy dan Jeannie Zyra sudah menjadi sepasang suami istri. Yang telah berjanji akan saling mencintai hingga nyawa habis tertelan waktu, dan akan saling menjaga sampai tangan lelah menompang tubuh diri sendiri.

Jimmy meraih kedua sisi wajah Zyra untuk menakupnya, menatap sepasang netra indah berwarna coklat itu dengan teramat candu. Ini saatnya—untuk pertama kalinya mereka harus membagi ciuman di bibir di hadapannya ratusan tamu yang hadir hari ini. Maka, bohong jika Jimmy tidak gugup apalagi gemetar.

Tetapi lain lagi dengan Zyra, gadis itu nampak teramat tenang tanpa merasa gugup sama sekali. Ditandai dengan seulas eye smile yang begitu manis di belah bibir tipisnya. Hingga satu kalimat terlontar, membuyarkan kefokusan Jimmy.

"I cherish you."

Jimmy tentu tertegun, tetapi pada akhirnya seulas senyum ikut tercipta di belah bibir tebalnya. "Nado.." Begitulah ia membalas dengan penuh perasaan. Berikutnya ia mendekat untuk mempertemukan bibirnya dengan ranum merona sang istri.

CherishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang