Ada dua perasaan yang bertolakbelakang berdiri secara bersamaan di satu ruangan itu. Yang satu tengah digempur gejolak asmara yang begitu memadu, sementara yang lain sedang diserang dilema yang mendorongnya ke dalam jurang nestapa membingungkan.
Sejak satu jam yang lalu, Zara bercerita penuh antusias perihal betapa bahagia dirinya hari ini, diberi hal yang begitu manis oleh seorang Yoo Skyller. Disela kegiatannya—menata bunga pemberian Sky kedalam sebuah vas bening berisi air. Pikirnya, agar bunga cantik itu bisa kembali segar dan bertahan dalam jangka waktu lama. Tentu saja, agar ia bisa menyimpannya terus sampai ia kenyang untuk menatapnya.
Ah, Zara benar-benar akan mabuk jika begini caranya. Ya, mabuk cinta.
Ya, opsi kedua dari perkiraan Zyra yang pada akhirnya terjadi. Tetapi saat ini, bahkan Zyra sama sekali tidak menangkap barang satu kalimatpun dari cerita antusias sahabatnya itu, seperti.. masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Gadis itu seperti sedang berada diantara kesadaran dan dunia khayalnya. Pikirannya hanya berpusat pada satu hal, —
— tentang suatu hal mengejutkan yang ia temukan sore tadi.
Zyra tidak percaya, sungguh. Meski buktinya semakin jelas di depan mata. Namun, berkali-kali ia menyangkal. Otaknya sama sekali tidak menerima, begitupun hatinya. Seperti..
Jimmy tidak mungkin melakukan hal itu.
Ini pasti hanya salah faham.
Barangkali Jimmy tidak benar-benar bertindak demikian.
Jikapun benar mereka ditemukan berada di dalam kamar yang sama, mungkin mereka hanya bermalam di ranjang yang sama tanpa suatu hal apapun terjadi diantara mereka.
Mereka hanya tidur, hanya terpejam di tempat yang sama.
Selebihnya, itu mustahil.
Beberapa hal itu yang terus Zyra lekatkan di otaknya, meyakinkan diri jika semuanya baik-baik saja tanpa ada suatu apapun yang rusak.
Di samping, ia pun belum bisa memastikan masalah ini secara langsung kepada Jimmy. Saat ini lelaki itu tidak sedang berada dalam kondisi yang baik untuk menerima segudang pertanyaan dan pembahasan mendalam perihal kejadian malam kemarin.
Zyra perlu menahan diri, dan menenangkan diri untuk sementara waktu. Sampai ia menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini bersama Jimmy. Untuk mendapatkan jawaban yang pasti, tanpa membuat kesalahfahaman semakin membesar.
Dikala ia semakin terlarut bersama praduga-praduga menyesakkan itu, atensinya sukses terintrupsi saat pintu apart terbuka lalu menampilkan satu presensi yang terakhir kali ia lihat pagi tadi. Secara otomatis netranya mencari eksistensi jam di dinding hadapannya, yang mana jarum jam sudah melewati angka sepuluh.
Larut sekali, Jynkoo baru kembali. Tetapi ketika melihat pakaian pemuda itu yang telah berganti—bukan pakaian yang pagi tadi ketika mereka berdebat, Zyra mengerti kemana pelarian pemuda itu sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang. Meskipun ia tahu, pemuda itu pasti sedang tidak berminat untuk pulang dalam situasi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish
General Fiction[SELESAI] (Park Jimin x Kim Sejeong) Cinta akan menjadi manis dengan bahagia apabila dua hal menyertai. Bertemu dengan orang yang tepat, pun dalam waktu yang tepat. Jika tidak salah satunya, bahkan keduanya. Maka ada yang perlu dikorbankan. Hati, at...