Menepati janji dengan datang tepat waktu, Jimmy keluar dari lift setelah sampai di lantai apartemen Zyra berada. Bertepatan sekali presensinya bertumbuk dengan satu pribadi disana, sudah rapi dengan setelannya yang terkesan santai.
"Zara?" Atensinya sempat berpendar untuk mencuri pandang menuju belakang gadis itu, mencari seseorang. "Dimana Zyra?" Dan pada akhirnya Jimmy bertanya, setelah memastikan jika memang tidak ada eksistensi lain bersama gadis itu.
Sampai berhadapan, "Zyra masih berdebat dengan Jynkoo." Ada dengusan yang samar terdengar ketika kalimat itu terlontar.
Jimmy cukup memicing, curiga langsung muncul ke permukaan begitu saja. Ia tidak terkejut jika Jynkoo mengetahui rencana bepergian ini, pemuda itu pasti akan tahu seluruh jadwal kakak tersayangnya itu. Tapi, kenapa mereka berdebat? Apakah Jynkoo tidak mengizinkan Zyra pergi? Karena ada Jimmy?
Jimmy ingin bertanya, namun Zara kembali bersuara. "Kau susul saja. Aku harus turun duluan, sudah ada yang menungguku." Kali ini Jimmy lekas memahami. Ia sempat melihat sebuah mobil terparkir di depan gedung apartemen tadi, agaknya memang pemilik mobil itu yang sedang menunggu Zara.
Gadis itu kembali bergerak melewati tubuh Jimmy, "Katakan pada Zyra untuk cepat, ya." Katanya sebelum tubuhnya benar-benar menghilang—memasuki lift.
Jimmy sendiri hanya bisa mengangguk, meski jelas reaksinya tak akan tertangkap netra Zara. Berikutnya ia membawa langkahnya menuju apart Zyra, yang mana setelah sampai, pintu bernuansa putih itu tidak sepenuhnya tertutup—ada celah yang membuat Jimmy bisa mendengar perdebatan antara Zyra dan Jynkoo benar-benar terjadi.
"Sungguh, aku tidak hanya pergi berdua saja, Koo. Kau lihat, Zara juga pergi. Dan ada temannya Zara juga yang ikut."
Agaknya benar dugaan Jimmy, Jynkoo melarang Zyra pergi karena eksistensi dirinya.
"Tidak masalah juga jika tidak dengan Zara nuna dan temannya itu." Namun sanggahan santai yang diberi Jynkoo cukup membuat Jimmy untuk mengernyit. Jika begitu, lalu apa yang sedang mereka debatkan?
"Aku akan tetap ikut." Dan yeah, rasa penasaran Jimmy terbayar kontan.
Ada decakan resah yang terdengar dari suara Zyra, "Kau keras kepala sekali, astaga."
"Nuna juga keras kepala. Terus melarangku. Aku hanya ingin ikut, tidak akan mengganggumu juga."
"Tapi tetap mengawasiku."
"Itu memang tugasku."
Jimmy mendorong pintu apart untuk terbuka lebih lebar, begitulah eksistensinya sukses menghentikan perdebatan kecil itu. Disertai kedua atensi itu tertarik padanya, dengan tatapan berbeda. Zyra yang sedikit terkejut, sementara Jynkoo menatapnya datar—nyaris malas.
"Zara sudah menunggu." Hanya kalimat singkat, dan itu sudah menjabarkan segalanya.
Ada helaan panjang yang mengudara di hidung mancung Zyra, sepertinya ia menyerah untuk menyudahi perdebatan. Dan membiarkan Jynkoo ikut serta dalam rencana double date ini—Zara, sih, mengatakannya begitu. Ah, tapi sepertinya sekarang bukan benar-benar kencan ganda lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish
General Fiction[SELESAI] (Park Jimin x Kim Sejeong) Cinta akan menjadi manis dengan bahagia apabila dua hal menyertai. Bertemu dengan orang yang tepat, pun dalam waktu yang tepat. Jika tidak salah satunya, bahkan keduanya. Maka ada yang perlu dikorbankan. Hati, at...