CHERISH || Back To Habits

65 6 10
                                    

Chrystal's Cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chrystal's Cafe. Caramel Macchiato. Steamed Bread Pudding.

Menjadi perpaduan sempurna untuk membangun suasana nostalgia tentang pertemuan pertama—yang tidak benar-benar awal. Suasana dingin yang sama, tetapi dengan sebab yang berbeda. Kini bulir-bulir kecil salju mulai turun kembali dalam intensitas rendah.

Tidak ada yang berubah sama sekali sejak terakhir kali, hanya saja—sebab ini adalah malam natal—setiap sudut cafe dipenuhi berbagai hiasan natal, membuat tempat ini terlihat lebih penuh. Pun diluar sana, disetiap pohon di sepanjang jalan terpasang lampu-lampu kecil kelap-kelip. Melengkapi kemeriahan dari pohon natal yang dibuat di depan setiap gedung, toko atau bangunan apapun itu.

Tidak ada tujuan tertentu apapun yang direncanakan Zyra, ini hanya sebatas memanfaatkan keadaan disaat dengan berbaik hatinya Jynkoo membiarkan ia pergi bersama Jimmy. Jelasnya—

.. Mereka sengaja tidak menunggu sampai acara benar-benar selesai, tepat ketika matahari tenggelam mereka lekas berpamitan untuk mengundurkan diri. Bukan Zara yang sudah berada dititik menyerah, tetapi justru mereka yang memutuskan untuk menyudahi. Seperti.. sudah cukup, rasanya mereka tidak tega melihat Zara berada dalam posisi yang rasanya tidak pantas.

Pun secara kompak mereka mengantar Zara pulang, meski dengan kendaraan masing-masing. Jynkoo;bermotor, Zyra bersama Jimmy, mengekori laju mobil V yang membawa Zara. Mereka benar-benar memproteksi gadis itu hari ini, hanya demi memastikan gadis itu baik-baik saja—baik fisik maupun hatinya.

Setelahnya, bahkan tanpa Zyra meminta, mendadak Jynkoo bicara— "Nuna boleh, kalau ingin menikmati malam natal dulu. Tapi aku langsung pulang saja."

Tidak secara gamblang, tapi ini seperti izin untuk Zyra pergi bersama Jimmy—hanya berdua. Meski yeah.. akan selalu ada syarat yang menyertai di akhir. "Tidak boleh lewat pukul sembilan. Atau ini akan jadi yang terakhir."

Sudah seperti seorang ayah yang memproteksi anak gadisnya.

Dan untuk kalimat yang terakhir, Zyra memahaminya dengan betul. Tetapi itu sudah lebih dari cukup. Setidaknya kepergiannya bersama Jimmy kali ini mendapat izin dari Jynkoo, yang tentu saja kesannya terasa berbeda sekali.

"Kak Jim—"

"Jimmy?"

Interupsi Zyra lebih dulu terpotong oleh seruan seseorang, yang kontan mengalihkan atensi keduanya secara kompak. Zyra melihat seorang lelaki mendekat, yang mana membuat Jimmy segera bangkit lalu kedua lelaki itu saling menyambut melalui dekapan singkat.

Zyra sendiri hanya memperhatikan, sampai ketika atensi lelaki berparas tampan itu bertumbuk kepadanya—barulah Zyra menebar senyuman sebagai sapaan lembut. "Boleh aku ikut bergabung?"

CherishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang