CHERISH || Will You?

67 5 1
                                    

Tidur siang Jimmy terpaksa harus terpotong oleh suara gaduh yang timbul di lantai bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur siang Jimmy terpaksa harus terpotong oleh suara gaduh yang timbul di lantai bawah. Sepasang mata sipitnya yang masih membentuk garis tipis segera mencari eksistensi jam dan mendapati jarum jam nyaris menyentuh angka tiga.

Ah, ia sudah tidur terlalu lama rupanya.

Tetapi, siapa yang bertamu di jam-jam seperti ini? Rasanya tidak akan segaduh ini jika hanya Arsen yang berkunjung.

Lantas ia lekas beranjak untuk keluar kamar dan memastikan. Namun baru mencapai tangga, secara otomatis langkahnya terhenti disertai seraut terkejut di wajahnya.

Prediksinya tepat sekali, disana ada Arsen juga bibi Rae. Namun yang membuatnya tersentak adalah.. Jimmy tak pernah menyangka akan melihat eksistensi gadis itu di rumahnya. —

Apa yang dilakukan Zyra disini?

— Pun ada seorang bocah kecil laki-laki, yang mana dialah yang membuat seantero ruangan menjadi ramai. Begitulah Jimmy tertegun tatkala sepasang netra bulat itu tanpa sengaja menyadari kehadirannya hingga beradu pandang.

"Umma.."

Akh, Jimmy melemah begitu saja—tatkala bocah laki-laki itu memanggil disertai tepukan lembut di tangan Zyra, mengintrupsi sang empunya. "Ada apa, Sayang?" Dan balasan teramat lembut yang diudarakan Zyra sungguh membuat hati Jimmy runtuh seketika.

Seperti.. rupanya Zyra dan Zion memiliki sepasang anak kembar.

Ditengah kelimpungan rasa sakit yang mendera, Jimmy menyadari bocah lelaki itu menunjuk ke arahnya—yang mana itu sukses mengalihkan ketiga orang dewasa disana. Menyadarkan mereka perihal perhatian Jimmy yang secara diam-diam.

Zyra menatapnya lekat, tetapi Jimmy sama sekali tidak ingin beradu tatap. Begitulah ia lekas berbalik untuk kembali ke kamar. Mengurung diri di dalamnya, dan berharap tidak ada seorangpun yang menyusul untuk memintanya turun kembali.

Sejauh lima menit, semuanya tenang bersamaan dengan kosongnya pikiran Jimmy dari segala hal apapun. Ia hanya bisa berharap jika semua yang ia lihat hari ini—pun jika boleh yang kemarin pula, hanyalah mimpi buruk yang tak akan pernah terjadi dalam hidupnya.

Tetapi setelahnya, Jimmy kembali terintrupsi oleh ketukan di luar kamar. "Paman.." Disertai panggilan lembut yang entah kenapa justru seperti meremas hatinya, mencipta tekanan nyeri yang teramat di dadanya.

"Boleh kami masuk?"

Jimmy faham sekali, pasti ada Zyra juga yang berdiri diluar sana. Sungguh, ia tidak menginginkan pertemuan ini. Tetapi kemudian, "Pintunya tidak dikunci." Katanya lantang, secara tidak langsung sebagai tanda izin.

Selanjutnya, suara pintu yang terbuka sontak menyulut sepasang matanya untuk terpejam. Sampai disini Jimmy merasa kesulitan mengendalikan diri, degup jantungnya menjadi tak terkendali tatkala merasakan guncangan kecil di sisinya—gadis itu bergabung bersamanya untuk duduk di tepi tempat tidur.

CherishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang