Prolog

315 21 5
                                    

Aku menikah dengannya karena terpaksa, ini permintaan kakekku sebagai syarat menjadi ahli warisnya. Eomma dan appaku tidak menyukai gadis itu, dia hanya gadis miskin dengan pendidikan yang tidak tinggi. Sejujurnya aku malu menikah dengannya, karena latar belakang dan teman temanku memiliki latar belakang dan pendidikan yang tinggi. Aku seolah olah tidak dapat memilih pendamping yang cocok untukku.

Kakekku memiliki jasa yang harus dia bayar pada kakek gadis itu. Ya, kakekku bilang, ia bisa menjadi chaebol karena bantuan keluarga gadis itu dulu saat dalam masa sulit. Tapi seharusnya itu bukan urusanku, aku juga ingin hidup normal dengan menikah bersama gadis yang kucintai. Sekarang semua itu sirna, mau tidak mau aku harus menikahi gadis itu, karena aku pun tak mau kehilangan fasilitas yang kini aku nikmati, aku tidak sanggup kehilangan semua fasilitas itu.

Ya, aku akhirnya memutuskan untuk menikah dengannya. Sebelum menikah, aku menemuinya bersama keluarga besarku, gadis itu memang cantik tapi tatapannya selalu datar, ia tidak memiliki ekspresi dan itu membuatku semakin membencinya. Gadis itu hanya menunduk saat bertemu denganku, bahkan rambutnya sedikit menghalangi wajahnya sendiri, itu menjijikan.

Dia menyetujui pernikahan ini karena alasan kakeknya juga, meski aku tahu dia juga korban sepertiku, tapi aku benar benar membencinya. Matanya, hidungnya, bibirnya, aku benar benar membencinya. Aku akan membuatnya menderita selama pernikahan kami. Sehingga dia tidak akan bertahan lama dekat denganku, bahkan menyerah berumah tangga denganku.

Saat perjamuan makan malam setelah kami menikah, gadis itu menatapku. Itu tatapan yang menjijikan untukku, bagaimana tidak, dia tidak tersenyum sama sekali dan hanya menatap datar wajahku, seolah olah menantangku. Tapi aku tidak memperdulikannya, aku menghubungi kekasihku agar aku merasa lebih baik.

Kekasihku adalah teman kampusku dulu, dia adalah seorang model sekarang. Kami sudah berpacaran hampir 4 tahun dan gagal karena perjodohan ini, tapi untungnya dia tidak mau kuputuskan, aku juga tidak mau, karena aku masih mencintainya.

Setelah jamuan makan malam selesai, aku dan istri baruku itu memutuskan untuk tinggal di rumah yang diberikan kakek untuk kami. Rumah itu sangat mewah sesuai dengan keinginanku, tapi aku tidak menyewa pekerja disana. Aku akan membuatnya lelah dengan mengurus rumah besar itu. Ya, aku akan memanfaatkannya sebagai pembantu bukan istriku.

Kulihat dia masuk setelah aku masuk lebih dulu. Aku memutuskan untuk tidak satu kamar dengannya. Aku terlalu jijik, orang tuaku juga berfikir sama kecuali kakak laki-laki ku dan istrinya, mereka selalu membela gadis itu dan itu semakin membuatku membencinya.

Dia hanya mengangguk saat aku menyuruhnya untuk terbiasa membersihkan rumah dan memasak setiap aku akan berangkat kerja, dia tidak menolak dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Aku menyuruhnya untuk tidur di kamar yang ada di lantai satu, sedangkan aku di lantai dua. Aku tidak mau selalu bertemu dengannya, ditambah kekasihku pasti akan selalu datang ke rumah dan kamarku, aku tidak mau membuat kekasihku tidak nyaman.

Kami berpisah saat aku memutuskan untuk langsung tidur di lantai atas, kulihat dia pun masuk ke kamarnya, tapi satu yang membuatku terkejut. Dia tersenyum saat masuk ke kamarnya. Aku curiga dia merencanakan sesuatu, sehingga aku harus selalu waspada.

***

Seoul, date, year

Malam ini adalah malam pertama kami setelah pernikahan dilakukan. Tapi ini bukan pernikahan yang aku bayangkan. Dia menolak ku menjadi istrinya, aku tidak keberatan, aku mengerti perasaannya. Aku jauh lebih senang berada disini dibanding rumah peninggalan kakekku. Setelah kakek meninggal, bibi, paman dan anak anaknya selalu menyiksaku, bahkan pernah rambutku dibakar, itu menyakitkan dan aku masih mengingatnya sampai saat ini.

Membersihkan rumah dan memasak itu hal mudah bagiku, aku tidak keberatan sama sekali, aku hanya bersyukur bisa pergi dari rumah kakek. Pernikahan ini menyelamatkanku, aku akan berterima kasih pada pria itu, meski sepertinya dia tidak menyukaiku, tapi aku akan membalas perbuatan baiknya padaku.

Terima kasih Jungkook.


Hallo lama tidak bersua, saya sangat merindukan kalian para pembaca. Hari ini sebagai hadiah saya mem-posting cerita ini. Ceritanya terlihat klasik tapi semoga para pembaca menyukainya. Saya tidak berjanji akan sering datang, tapi semoga cerita ini dan cerita sebelah dapat saya rampungkan.

Terima kasih telah membaca.....

Yuna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang