XVII

115 21 8
                                    

Yuna duduk di bangku kosong dan mengusap wajahnya, menarik nafasnya dan membuangnya perlahan. Jungkook memperhatikan Yuna dari kejauhan. Younghoon sepertinya sudah pulang setelah berbicara dengan Yuna. Jungkook pun bertanya-tanya, dari mana Younghoon mengetahui semua itu.

Yuna beranjak dari tempat duduknya, membuat Jungkook kembali bersembunyi, dan beranjak pergi sebelum Yuna mengetahui keberadaaannya. Benar saja, Yuna memergokinya, Yuna berjalan perlahan ke arah Jungkook membuat Jungkook terdiam memandang wajah Yuna. Yuna tersenyum kecil kepadanya, semakin dekat jarak mereka, membuat Jungkook membalas senyum Yuna.

Jungkook membulatkan matanya, Yuna memeluknya.

"Kau pasti sedih", ucap Yuna mengusap punggung Jungkook perlahan.

"Pasti sedih kehilangan seseorang yang kau cintai", lanjutnya.

Air mata Jungkook perlahan turun, tangannya perlahan menyentuh kepala Yuna, menenggelamkan kepalanya di bahu Yuna, memeluknya erat.

"Terima kasih Yuna, dan maafkan aku. Maafkan aku", lirih Jungkook.

'Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu. Kau pasti sedih kehilangan banyak orang disekitarmu, bahkan kau tahu siapa yang membuat itu terjadi. Maafkan aku Yuna...'.


***

Sinar matahari membuat Jungkook terpaksa harus membuka matanya. Setelah pemakaman sang Kakek, Jungkook langsung pulang ke rumah bersama Yuna. Jungkook melirik Yuna yang kini tidur disampingnya. Yuna tidak mengatakan apapun kemarin, ia pun bersikap seolah tidak mendengar apapun dari Younghoon. Jungkook tidak mengerti itu, jelas-jelas ia melihat Yuna terguncang saat mendengar perkataan Younghoon.

Jungkook membalikkan badannya menghadap Yuna, mengelus pipi Yuna lembut, dan tersenyum simpul. Yuna sama sekali tidak terusik dengan gerakan tangan Jungkook. Saat Jungkook menghentikan gerakan tangannya, Yuna menahannya.

"Jangan berhenti", ucap Yuna membuat Jungkook terkejut, ternyata istrinya sudah bangun.

"Aku menyukainya, 5 menit lagi saja. Kumohon", Yuna memohon dengan mata tertutup.

Jungkook tersenyum dan kembali menyusap lembut pipi Yuna. Kegiatan Jungkook terhenti saat ponselnya berdering, membuat Yuna membuka matanya. 

CHAEYOUNG💕Calling....

'Chaeyoung', batin Yuna saat melihat layar ponsel Jungkook.

Jungkook beranjak dari tidurnya, dan keluar dari kamar tanpa mengatakan apapun pada Yuna. Melihat Jungkook yang tergesa-gesa, membuat Yuna curiga dan mengikuti Jungkook dari belakang.

"Okey, baguslah".

"Tunggu, nanti aku kesana", ucap Jungkook sambil menutup panggilan ponselnya.

"Siapa?", tanya Yuna membuat Jungkook terkejut, Yuna sudah ada di depannya.

"Itu... pengacara, iya pengacara untuk penyerahan saham.", ucap Jungkook terbata-bata.

"Ohhh".

"Yuna".

"Ya?".

"Hari ini aku akan pergi mengurus sesuatu dulu di perusahaan. Kau bisa kan pergi ke rumah kakek untuk penyerahan saham itu tanpaku, setelah itu aku akan menyusul".

Yuna menganggukkan kepalanya, pertanda setuju.

"Baiklah, aku pakai kamar mandi lebih dulu".

Selesai menggunakan setelannya, Jungkook turun dan melihat Yuna yang sudah duduk di depan meja makan dengan roti sandwich yang dibuatnya.

Yuna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang