XIX

153 21 10
                                    

Keesokan harinya Younghoon mengunjungi kamar inap Yuna setelah Yuna melakukan kuretasi. Tidak lupa ia juga membawa jeruk manis, karena vitamin C bagus untuk ibu telah mengalami keguguran. Younghoon menyimpan kantong berisi jeruk itu di ranjang Yuna, tak lupa ia pun membagi kepada beberapa pasien yang satu ruangan dengan Yuna.

"Mau berjalan-jalan sebentar?", tanya Younghoon dijawab dengan anggukan Yuna.

Mereka berjalan di taman dan duduk di bangku yang kosong. Younghoon mengupas jeruk yang dibawanya dan memberikannya kepada Yuna.

"Terima kasih", ucap Yuna menggigit kecil jeruk yang ada di tangannya.

"Manis kan, aku memang hebat dalam memilih jeruk", ungkap Younghoon dengan raut wajah bangganya. Sebenarnya ia ingin menghibur Yuna, tapi sepertinya Yuna tidak tertawa akan hal itu.

Atensi keduanya teralih saat melihat sosok yang mereka kenal mendorong kursi roda dan membelakangi mereka. Itu Jungkook yang juga berada di rumah sakit ini dengan Chaeyoung.

"Younghoon, sepertinya aku akan masuk dulu", Yuna beranjak dari tempat duduknya tapi Younghoon menarik pergelangan tangan Yuna.

"Kenapa jadi kau yang menghindar, harusnya kau marahi suami gilamu itu".

Yuna mencoba melepas tangannya, tapi Younghoon semakin mengeratkan pegangannya.

"Apa kau bodoh Yuna, kau kehilangan bayimu, tapi kau membiarkan dia melakukan semaunya bahkan di depan matamu".

"Younghoon, itu bukan urusanmu".

"Aku tahu, tapi aku tidak bisa membiarkan ini, sudah ku bilang tinggalkan dia. Kenapa kau masih betah menjadi pihak yang tersakiti", teriak Younghoon.

"Jika kau tidak ingin bertindak, biar aku yang bertindak", Younghoon menarik Yuna untuk menghampiri Jungkook.

"Younghoon", lirih Yuna.

"Younghoon", teriak Yuna.

"Berhentilah ikut campur", Yuna meninggalkan Younghoon untuk kembali ke rawat inapnya. Younghoon tidak menyerah ia menyusul Yuna.

"Yuna, kenapa kau selalu seperti ini. Sudah ku bilang bagaimana keluarga Jungkook, mereka semua hanya memanfaatkanmu".

Yuna menghentikan langkah kakinya.

"Aku tahu".

"Aku tahu, aku tahu mereka memanfaatkanku. Aku sudah terbiasa dengan itu, bibiku juga memanfaatkanku dulu, mendiang kakek Jungkook, Jungkook, bahkan juga kau".

Younghoon terdiam mendengar perkataan Yuna. Younghoon menyadari bahwa ingatan Yuna sudah kembali.

"Pertemuan pertama kita di pasar swalayan bukan kebetulankan. Kau anak dari pak Kim, supir pribadi orang tuaku dulu. Aku mengingatnya".

"Kau kesal dengan keluarga Jeon karena tuan Jeon membunuh keluarga kita, dan karena aku sudah menjadi bagian dari keluarga Jeon kau memanfaatkanku", Yuna menelan ludahnya kasar, air matanya pun jatuh perlahan.

"Kau, kau mengajakku bekerja bersamamu dan berhasil berafiliasi dengan anak perusahaan Jeon. Kau juga mengintrupsi Jungkook dengan menggunakanku. Kau juga memanfaatkanku", Yuna mengusap air matanya.

"Yuna...Yuna", Younghoon kehilangan kata-kata, darimana Yuna tahu semua itu.

"Aku mengetahuinya tidak lama ini", Yuna seolah tahu Younghoon ingin jawaban itu.

"Tidak apa-apa Younghoon, aku sudah terbiasa dikelilingi oleh orang-orang yang memanfaatkanku. Aku tidak marah padamu, jadi untuk apa aku juga marah pada Jungkook", Yuna mengusap kembali air matanya kasar.

Yuna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang