V

160 24 6
                                    

Atensi para tamu undangan kini fokus pada Jeon Kuk-Hwan yang tidak lain adalah kakek Jungkook. Ia akan mengumumkan hal penting mengenai pemegang proyek besar ini.

"Saya sudah memutuskan siapa yang akan menjadi pemegang proyek besar ini. Saya sudah memikirkannya dengan matang. Tentu banyak kandidat yang ada, dan mereka pun berpengalaman. Tapi menurut saya hanya satu orang yang cocok dengan proyek ini. Dia adalah cucu bungsu saya, Jeon Jungkook", ucap Kuk-Hwan tersenyum ke arah Jungkook.

Jungkook pun menghampiri kakeknya ke podium dan memberikan sedikit sambutan.

"Terima kasih, jujur saya sangat terkejut kakek memberikan tanggung jawab yang besar ini. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya akan bekerja lebih keras dan untuk kedepannya kepada semua mitra mohon bantuannya", ucap Jungkook sambil membungkuk disambut dengan tepuk tangan semua tamu undangan.

Jin yang melihat dari kejauhan tersenyum bangga, akhirnya sang adik mendapatkan proyek besar pertamanya. Jungkook pun turun dari podium dengan sambutan jabat tangan dan tepuk tangan dari para mitra. Sang ayah, Donghae pun sangat bangga melihat anaknya mendapatkan proyek besar langsung dari Kuk-Hwan.

"Appa bangga padamu nak", ucap Donghae.

"Eomma pun, eomma kira appamu yang akan menangani proyek ini, ternyata dirimu. Ah senangnya", Taeyon memeluk putranya erat. Tapi pelukannya terlepas saat melihat Yuna tersenyum melihat mereka.

"Perempuan itu tetap disini sampai acara selesai?", bisik Taeyong pada Jungkook.

"Mau bagaimana lagi, kakek senang melihatnya disini".

"Yasudah kalau begitu, eomma akan menyapa tamu yang lain. Jangan biarkan dia berulah".

"Baik eomma".

Kini giliran Kuk-Hwan yang menghampiri Jungkook dan Yuna. Senyuman pria tua itu tidak terlepas dari wajahnya.

"Kakek senang kau kemari dengan Yuna, sudah mulai berdamai dengan diri sendiri?".

Jungkook hanya tersenyum canggung menjawab pertanyaan kakeknya.

"Kau tidak akan menyesal mendengarkan kakek, proyek ini kuberikan karena kau sudah mulai berdamai dengan dirimu sendiri. Termasuk berdamai dengan statusmu menjadi suami. Kakek sangat bangga, oh ya Yuna bisa kau ikut aku sebentar", ajak Kuk-Hwan pada Yuna. Yuna pun mengikuti Kuk-Hwan dari belakang.

Jungkook tersenyum miring melihat kedekatan kakeknya dengan Yuna, jika bukan karena kakek mungkin ia juga tidak akan menikah dengan Yuna.

"Yuna, duduklah", ucap Kuk-Hwan.

Yuna pun duduk di kursi yang ada di depannya.

"Apa Jungkook berbuat kasar padamu?".

"Tidak kakek, dia sangat baik".

"Kau tidak perlu berbohong, kakek tahu dia seperti apa. Mungkin butuh waktu yang lama untuk meluluhkan hatinya, tapi sebenarnya dia anak yang baik".

Yuna hanya tersenyum menanggapi ucapan Kuk-Hwan.

"Terima kasih sudah mau menjadi istri dari cucuku. Aku sangat bahagia, aku tidak menyesal jika aku meninggal sekarang".

"Kenapa kakek mengatakan itu?, itu tidak baik".

"Aku sudah membayar hutangku pada keluargamu dengan menikahimu dengan cucuku. Hutang itu harus lunas sebelum aku meninggal, dan kini aku lega tidak memiliki hutang pada siapapun".

"Terima kasih kakek, pernikahan ini membuatku bahagia", tiba tiba Yuna mengatakan hal itu membuat Kuk-Hwan terkejut.

"Kau bahagia, benarkah?".

Yuna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang