XXIII

106 19 0
                                    

Jungkook melangkahkan kakinya perlahan, seolah kakinya benar-benar berat untuk melangkah. Ia takut, ia takut ini adalah hal yang tidak diinginkannya. Kenapa begitu cepat? Kenapa sangat cepat? Semua itu pertanyaan itu bergelut di kepala Jungkook.

Jungkook mengulurkan tangannya, mencoba meraih kain putih yang menutupi wajah seseorang itu. Tangannya bergemetar setelah melihat wajah Yuna yang damai dalam tidurnya.

'Kapan? Sejak kapan ini terjadi? Kenapa?', Jungkook menolak untuk percaya semua yang terjadi.

"Syukurlah anda sudah ada di sini, saya kira tidak akan ada yang peduli terhadap Yuna", ucap Yewon yang kini berada di belakang Jungkook.

"Kenapa tidak ada yang memberitahuku?. Sejak kapan? Sejak kapan dia seperti ini", Jungkook terlihat emosi, air matanya pun turun tanpa diperintah.

"Maafkan saya tuan, Yuna eonnie mengatakan bahwa kalian sudah bercerai, jadi dia melarangku memberitahukannya padamu. Namun, mendengar eonnie meninggal, dan tidak ada satu anggota keluarganya yang datang, saya memberanikan diri untuk menghubungi tuan", sesal Yewon diiringi sisa isakan tangisnya.

"Tapi tetap saja...", Jungkook mendekati tubuh yang terbujur kaku itu.

"Kau pasti kesepian Yuna, maafkan aku", Jungkook mengecup dahi Yuna untuk terakhir kalinya.


***

Pemakaman Yuna pun dilakukan. Tidak banyak yang datang, hanya orang-orang yang mengenal Yuna dan Jungkook secara pribadi. Chaeyoung pun datang, ia pun merasa kebingungan dengan situasi ini. Meski ia membenci Yuna, ia tidak menyangka akhirnya akan seperti ini.

Younghoon pun datang karena mendapat izin dari lapas. Ia dikawal oleh pihak berwajib saat memberikan penghormatan terakhirnya untuk Yuna. Younghoon sudah menduga hal ini akan terjadi, jadi ia lebih tegar dibanding hari-hari terkahir Yuna sebelumnya.

"Aku sudah menunaikan janjiku untuk mengunjungi rumah barumu. Selamat beristirahat Yuna, hiduplah dengan damai di sana", Younghoon membungkuk sebelum kembali ke lapas beserta pihak berwajib.

Jungkook tidak banyak bicara saat pemakaman dilakukan, ia hanya mengamati orang-orang yang datang ke rumah duka.

"Kau akan tetap di sini sampai acara selesai?", tanya Chaeyoung.

Jungkook mengangguk, "Aku sekarang masih menjadi walinya, karena kami masih tercatat sebagai suami istri".

Pengadilan belum sempat memutuskan perceraian mereka. Hal itu karena Yuna meninggal, sehingga status Jungkook masih tercatat sebagai suami Yuna.

"Baiklah, tapi jangan memaksakan dirimu. Hubungi aku jika ada sesuatu", Chaeyoung pergi meninggalkan Jungkook yang masih berduka. Bukan karena tidak mau, tapi ia adalah seorang model, akan ada gosip aneh jika ia menunggu Jungkook yang masih berstatus suami yang ditinggal istrinya meninggal.

Yewon yang tidak sengaja berpapasan dengan Chaeyoung mengerutkan dahinya. Dugaannya benar, hubungan mereka sebagai sepasang kekasih belum berakhir, padahal Yuna yang merupakan istrinya terlihat menyedihkan. Hal ini membuat Yewon marah.

Setelah mengucapkan perpisahan terakhir kepada Yuna, Yewon mendekati Jungkook dan menyerahkan sebuah buku kecil berwarna coklat.

"Yuna eonnie selalu menulis di buku ini saat di rumah sakit. Eonnie juga bercerita bahwa ia senang menulis, ada beberapa bukunya di rumahmu. Saya tahu seharusnya saya tidak memberitahu anda tentang ini karena eonnie melarangnya, tapi saya tidak mau menyesal untuk kesekian kalinya. Saya ingin anda tahu tentang ini. Kalau begitu saya pamit", Yewon pamit pulang kepada Jungkook, meskipun Jungkook tidak merespon apapun. Ia hanya menatap buku yang ada di tangannya.

Yuna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang