XIV

121 10 2
                                    

Jungkook membuka matanya saat merasakan gerakan lembut di pipinya. Yuna menatap dan mengelus pipi Jungkook dengan gerakan perlahan. Terkejut, itu yang dirasakan Jungkook, tapi ia pura-pura untuk tidak menunjukkan keterkejutannya. Yuna tersenyum sambil menatapnya lembut. Perempuan di depannya itu berhenti mengelus pipi Jungkook saat melihat Jungkook membuka matanya.

"Sudah bangun?", ucapnya tersenyum manis.

"Hmmm", hanya deheman yang keluar dari mulut Jungkook, istrinya terlalu cantik membuatnya tidak bisa berkata-kata. Tidak ingin terlalu lama  dengan situasi ini, Jungkook pun mencoba bangkit dari tempat tidur.

"Bisakah kau tidak pergi bekerja?", Yuna menarik Jungkook kembali ke tempat tidur. Ia memeluk perut Jungkook erat, bahkan menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya.

'Sial', umpat Jungkook dalam hatinya, tapi ia juga tidak menolak pelukan Yuna.

"Banyak hal yang harus aku kerjakan, lain kali aku akan mengambil libur", jawab Jungkook singkat sambil bangkit dari tempat tidurnya.

Lagi-lagi Yuna kecewa, ia memanyunkan bibirnya. Ekspresi kecewa sekaligus menggemaskan itu tanpa sengaja dilihat oleh Jungkook saat akan memasuki kamar mandi. Entah apa yang merasukinya, ia berlari ke arah Yuna dan mencium sekilas bibir Yuna.

Yuna tersenyum saat mendapatkan ciuman sekilas itu, sedangkan Jungkook sepertinya merasa malu sehingga langsung berbalik agar Yuna tidak melihat wajahnya. Ia harus menjaga wibawanya.

"Aku mandi lebih dulu", ucap Jungkook singkat dengan wajahnya yang memerah.

***

Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, Yuna tersenyum sambil mengaduk soup yang dibuatnya. Setelah ia mencicipi rasa soup itu, Yuna menuangnya pada mangkuk kecil. Yuna berjalan perlahan menuju Jungkook yang kini juga memperhatikannya.

"Aaaa", ucap Yuna menyodorkan mangkuk kecil itu ke mulut Jungkook.

Sedikit tersipu malu, Jungkook tidak menolak dan menyeruputnya.

"Bagaimana rasanya?".

Jungkook hanya mengangguk, membuat Yuna puas dan kembali melanjutkan kegiatan memasaknya. 

"Aku bantu", ucap Jungkook inisiatif.

"Kau akan bekerja, nanti bajumu kotor", tolak Yuna yang melihat suaminya sudah rapi dengan setelan baju kerjanya.

"Tidak apa".

Yuna tersenyum melihat Jungkook yang ternyata jago memasak juga. Mereka membuat menu tambahan untuk menemani menu makanan utama mereka. Selesai memasak, keduanya menyiapkan meja untuk makan bersama.

"Jungkook.."

"Hmm", ucap Jungkook tanpa melihat Yuna, ia masih menikmati soup yang ada di mangkuknya.

"Kita belum pernah berhubungan suami istri selama aku pulang dari rumah sakit", ucap Yuna polos.

Uhuk, hampir saja Jungkook menyemburkan soupnya.

"Minumlah", Yuna menyondorkan gelas dengan air putih di dalamnya.

"Yuna", Jungkook memijat ujung alisnya.

"Bisakah kau tidak berpikir atau mengatakan hal yang aneh?".

"Aneh apa? aku hanya bertanya, aku belum kau sentuh dari..."

"Yuna", Jungkook memotong pembicaraan Yuna.

"Bagaimana aku menjelaskannya", Jungkook menangguhkan kata-katanya, ia menatap Yuna lekat sebelum kembali berbicara.

"Saat ini, kita harus fokus pada penyembuhanmu. Jangan pikirkan hal lain, apalagi masalah sepele seperti itu. Aku juga banyak pekerjaan di kantor".

"Maafkan aku", sesal Yuna.

Yuna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang