XIII

183 14 3
                                    

"Amnesia???", teriak Jihyo dan Eunha bersamaan. Mereka sedang menikmati jam makan siang bersama.

"Daebak, aku kira hanya akan menemukannya di drama saja. Ternyata ada juga di dunia nyata", ungkap Mingyu takjub.

"Lalu, sekarang bagaimana keadaannya?", tanya Eunha.

"Terlihat baik, luka di wajahnya pun memudar. Hanya saja memori masa lalunya hilang", Jungkook berbicara sambil menyantap sujebi miliknya.

"Tumben kau memesan itu", tanya Eunwoo melihat Jungkook lahap menyantap sujebinya.

"Semalam aku begadang menemani Yuna".

"Hah", semua rekannya membulatkan matanya, Eunha bahkan menjatuhkan sendok makannya.

"Kau serius", tanya Eunha dengan penuh penekanan.

"Kau kira aku bercanda, lihat mataku", Jungkook melotot pada teman-temannya satu-persatu.

"Iya-iya kami percaya, santaplah makananmu", titah Jihyo sambil menahan tawanya.

Jungkook mendengus kesal, dan kembali memakan sujebi miliknya. Tahun ini ia mengalami banyak hal, dan membuatnya harus banyak memperbanyak kesabarannya.


***

Sebelum menjemput Yuna di rumah sakit, Jungkook pergi menemui kakeknya terlebih dahulu. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada sang kakek. 

Mengabaikan bebapa orang yang membungkuk padanya, Jungkook berlenggang menuju ruang kerja kakeknya. Beruntung sang kakek masih ada di ruanganya dan belum pergi ke tempat pertemuan yang juga harus ia hadiri hari ini.

"Oh cucuku sayang, kapan kau datang. Duduklah!".

"Tidak perlu, aku kemari hanya akan menanyakan beberapa pertanyaan kepada kakek".

"Jika kau ingin bertanya mengenai Yuna, kakek tidak akan menjawabnya".

"Kakek!!!", teriak Jungkook membuat ajudan kakeknya menghampiri mereka.

"Apa yang kakek lakukan pada keluarga Yuna? Kakek terlibat dalam kecelakaan keluarga Yuna kan? Jujurlah padaku! Kumohon... Semua ini menyiksaku, setiap aku bersamanya, semakin aku merasa bersalah padanya", lirih Jungkook, sayang permohonan itu tidak dipedulikan oleh sang kakek.

"Kau tidak mengerti, dunia ini kejam tapi satu hal yang kau harus tahu, aku menyelamatkan Yuna", ucap sang kakek pergi meninggalkan Jungkook.

Jungkook mengepalkan tangannya, sepertinya ia harus mencari sendiri alasan sang kakek dan keterlibatannya dalam kecelakaan itu. Jungkook pun sempat berfikir kecelakaan Yuna kemarin pun sepertinya terencana, tapi ia tidak mau gegabah menuduh seseorang.

***

"Bibirmu terluka", Yuna menyentuh sudut bibir Jungkook dan mengamatinya dengan seksama.

"Aw", rintih Jungkook saat tangan Yuna menyentuh sudut bibirnya. Hasil tinju dari Younghoon ternyata membuat bibirnya terluka.

Yuna mengelus pipi Jungkook lembut, untuk sekejap Jungkook terdiam, menatap Yuna yang mengkhawatirkannya.

"Yuna", Jungkook memalingkan wajahnya, membuat Yuna berhenti mengelus pipi suaminya. Ada sedikit rasa kecewa dalam diri Yuna, ia merasa suaminya itu tidak nyaman dengannya. Yuna merasa ada tembok penghalang antara dirinya dan Jungkook, padahal mereka adalah suami istri.

"Nyonya, nyonya. Apakah anda baik-baik saja?", tanya supir yang menjemput Yuna untuk menghadiri pertemuan perusahaan Jeon.

"Ah.. aku baik-baik saja", Yuna tersenyum, tidak sadar sedari tadi dirinya melamun.

Yuna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang