Kepala Jungkook benar benar berat saat bangun tidur, mungkin efek dari mabuknya kemarin, ia menoleh pada aroma yang ada disampingnya. Ada orange marmalade dicampur madu hangat di sampingnya. Jungkook menyeruput minuman itu, minuman tersebut membuatnya merasa lebih baik.
"Huh ada gunanya juga perempuan itu", gumam Jungkook.
Setelah membersihkan dirinya Jungkook turun untuk sarapan, tapi tidak ada Yuna di sana, biasanya gadis itu terlihat sibuk dengan sarapan yang disiapkannya. Jungkook tidak ambil pusing, ia menyantap makanannya dan segara pergi ke perusahaan untuk pertemuan penting.
Sesampainya di perusahaan, Jungkook menghadiri rapat petinggi untuk melakukan proyek besar yang akan diresmikan besok. Kakeknya pun hadir, kakek Jungkook masih menjadi pejabat tertinggi di perusahaan, ia belum menurunkan jabatannya pada appa Jungkook.
Setelah rapat selesai, Jin menarik Jungkook ke tempat yang lumayan sepi, ada hal yang harus ia bicarakan dengan adiknya.
"Besok, jangan bawa Chaeyoung ke acara peresmian itu, ini nasihatku. Ajak Yuna agar kakek senang sehingga kau mendapatkan apa yang kau mau karena menyenangkan hati kakek. Aku memberitahumu hal ini bukan karena aku hyungmu, tapi karena kita adalah mitra bisnis. Jangan kacaukan kesempatan ini", ucap Jin pergi menepuk pundak Jungkook.
Jungkook sedikit manyun mendengarkan perkataan hyungnya. Ia sangat membenci Yuna dan besok mereka harus tampil bersama sebagai suami istri. Ini menjengkelkan.
Jungkook kembali ke ruangannya, ia terkejut sudah ada Chaeyoung disana. Chaeyoung menghampiri Jungkook untuk memeluknya erat, tak lupa kecupan di pipi kekasihnya membuat pipi Jungkook memiliki tanda bibir Chaeyoung.
"Ku dengar kemarin kau ke tempatku, maafkan aku tidak bisa menemuimu", ucap Chaeyoung riang.
"Tidak apa apa, yang penting hari ini aku bertemu denganmu. Oh ya, ada apa kemari?".
"Kudengar besok adalah acara peresmian, aku juga diundang oleh pihak sponsor. Apa kita akan berangkat bersama?".
"Hmm, begini Chaeyoung. Kau tahu kan besok kakek ku pasti akan ada disana. Jadi,... ".
"Ah aku mengerti, kau akan bersama perempuan itu?", tanya Chaeyoung melepaskan pelukannya.
"Maafkan aku, tapi bisakah kau bersabar satu hari saja. Aku juga tidak akan terlalu dekat dengan perempuan itu", ucap Jungkook kembali memeluk kekasihnya.
"Aku percaya padamu, tapi berjanjilah setelah acara selesai kau pulang bersamaku".
"Ya aku berjanji".
Keduanya melempar senyum dan berpelukan. Chaeyoung kembali untuk bekerja, sedangkan Jungkook harus mengikuti rapat selanjutnya. Mereka berpisah di koridor untuk menyelesaikan pekerjaan mereka masing masing.
Selesai rapat, Jungkook mendekati Jihyo untuk meminta bantuan, ia tidak ingin malu di depan orang orang. Yuna selalu memakai baju yang sederhana.
"Jihyo, bisakah kau membantuku kali ini", ucapnya.
"Bantuan apa?", tanya Jihyo.
"Hmm, begini, bisakah kau mencarikan gaun untuk Yuna menghadiri peresmian besok?".
"Kenapa tidak kau saja, kau kan suaminya", goda Jihyo senang melihat Jungkook kesal.
"Suami apa, aku menikah dengannya karena terpaksa, jadi bisa kau bantu aku?".
"Baiklah kau tenang saja, aku akan membantumu. Tapi bisakah kau memberikan nomer ponsel Yuna padaku", pinta Jihyo.
"Nomer? Ponsel? Hmm setahuku dia tidak memiliki ponsel".
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuna's Diary
FanfictionPerjalanan hidup seorang perempuan yang dapat membuat semua orang yang membacanya mendapatkan pelajaran dan makna hidup.