Pagi hari tidak seperti biasanya Yuna terlihat sudah rapi, ia mengenakan dress motif bunga selutut dengan kardigan berwarna putih. Yuna mengikat rambutnya dan memakai tas selempang kecil berwarna hitam. Sebelum berangkat ia menyiapkan terlebih dahulu sarapan untuk Jungkook.
Jungkook yang memperhatikan Yuna dari lantai atas pun turun ke bawah dan duduk kursi makan sambil terus memperhatikan Yuna.
"Mau kemana?", tanya Jungkook memandang Yuna aneh.
"Membeli keperluan rumah", ucap Yuna sambil menunduk, ia tidak mau menatap Jungkook.
"Dengan baju itu?", ucapan Jungkook seketika membuat Yuna meraba baju yang dipakainya.
"Apakah ada yang salah?", tanyanya.
"Kau terlihat kampungan, dress kuning, seleramu buruk sekali", ucap Jungkook sambil menikmati sarapannya.
Yuna hanya mengulum bibirnya dan membungkuk, berpamitan pada Jungkook untuk pergi. Ia tidak peduli dengan ucapan suaminya yang mengatakan dirinya kampungan.
Jungkook menggelengkan kepalanya melihat Yuna pergi dan menutup pintu, tapi ia kemudian sedikit tersenyum.
"Baju seperti anak tk, huh", seringai Jungkook.
Yuna berjalan menuju swalayan, hanya naik bus sekali sudah mengantarkannya menuju swalayan tempat ia akan membeli kebutuhan rumah untuk makan sehari hari dirinya dan suaminya. Yuna membeli bahan makanan dengan kualitas bagus, ia takut dimarahi Jungkook jika salah membeli bahan makanan.
Saat memilih jamur di rak sayuran, tanpa sengaja Yuna menyenggol tangan seseorang yang juga sedang memilih jamur yang sama. Ia terkejut dengan siapa ia bersenggolan tangan.
"Ya ampun Yuna, sudah lama tidak bertemu, kau terlihat baik sekarang", ucap Dayoung anak dari bibinya.
Yuna hanya membungkuk dan segera menghindar.
"Mau kemana?", Dayoung menarik tas Yuna membuat langkah Yuna terhenti.
"Kau terlihat baik tanpa kami, huh liciknya menikah dengan laki laki kaya, seharusnya kau membalas budi pada eommaku karena membesarkanmu, bukan malah menghindar saat kita bertemu. Kau pasti punya banyak uang kan sekarang", Dayoung merampas tas Yuna dan melihat isi di dalamnya.
"Yang benar saja tidak ada uang cash", ucap Dayoung melempar tas Yuna kebawah.
"Ambil uang di kartu debitmu jangan pelit", titah Dayoung.
"Tapi, ini bukan uangku Dayoung, ini uang suamiku", jawab Yuna sambil memungut tasnya.
"Aku tidak peduli, cepat ambil uang itu untukku", teriak Dayoung.
"Dayoung, aku tidak bisa", ujar Yuna kekeh.
"Kau berani melawan ku", teriak Dayoung dengan tangan yang berancang ancang akan memukul wajah Yuna.
"Ada apa ini?", ucap pria dengan tubuh tinggi menghampiri mereka.
"Sialan", Dayoung pergi meninggalkan Yuna karena tidak mau dipermalukan di tempat umum.
"Kau baik baik saja", tanya pria itu.
"Terima kasih", Yuna membungkuk.
"Sudahlah tidak apa apa, aku sering melihatmu akhir akhir ini disini, tapi baru pertama kali melihatmu diganggu seperti itu".
Yuna tidak menjawab, ia hanya tersenyum kikuk.
"Ah maafkan aku, bukan maksudku memperhatikanmu, tapi kebetulan saja setiap aku berbelanja aku selalu bertemu denganmu. Perkenalkan aku Younghoon", ucap sang pria mengulurkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuna's Diary
FanfictionPerjalanan hidup seorang perempuan yang dapat membuat semua orang yang membacanya mendapatkan pelajaran dan makna hidup.