"Kau darimana saja?", tanya Jungkook saat melihat Yuna membuka pintu.
Yuna tidak menjawab, ia hanya melihat Jungkook sekejap dan berjalan menuju kamarnya. Tidak terima dengan sikap Yuna, Jungkook pun menyalip langkah kaki istrinya itu dan berdiri di depannya.
"Ku bilang kau darimana, kenapa tidak menjawab", ucapnya dengan nada tinggi.
"Aku menunggumu, tapi kau tak kunjung datang. Younghoon mengantarkanku", ucap Yuna tapi ia masih belum berani memandang Jungkook.
"Kenapa kau menerima ajakannya, bukankah kau tau pernikahan kita baru saja diumumkan di publik. Jika banyak media tahu bagaimana, kau mau membuatku dan perusahaan jelek?".
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu", sesal Yuna.
"Kau hanya bisa meminta maaf, bisakah kau melakukan hal berguna lainnya. Untuk apa kau punya ponsel. Harusnya kau hubungi aku jika aku tidak kunjung datang".
"Maafkan aku", Yuna kembali membungkukkan badannya. Hal ini membuat Jungkook kesal.
"Yakk, bisakah kau bicara sambil menatapku", Jungkook menarik tangan Yuna, membuat empunya kini menatapnya. Tapi sayang itu tatapan akan rasa takut.
"Kenapa kau selalu menatapku dengan pancaran matamu yang seperti itu. Apa kau selemah itu, jangan tatap aku dengan tatapan itu, kau membuatku terlihat jahat. Kau sangat menjijikan".
"Lalu aku harus seperti apa...", ucap Yuna pelan membuat Jungkook kini terdiam.
Ya Jungkook pun sebenarnya tidak mengerti dengan sikapnya saat ini. Mungkin karena hari ini ia mendapatkan banyak masalah, konflik dengan kakeknya, Chaeyoung dan ia melampiaskannya pada Yuna, padahal Yuna tidak melakukan kesalahan apapun padanya saat ini.
"Sudahlah aku tidak mau bicara lagi denganmu, memuakkan", ucap Jungkook pergi meninggalkan Yuna yang masih kebingungan akan keadaannya saat ini.
Langkah kaki Jungkook terhenti saat terdengar suara yang berasal dari ponsel Yuna. Yuna membuka layar ponselnya dan sedikit tersenyum lalu masuk ke kamarnya, membuat Jungkook curiga.
'Bukannya hanya ada nomorku saja di ponsel itu? Ah persetan, aku tidak peduli dengannya', batin Jungkook kembali melangkah menuju kamarnya.
***
Jungkook kini berada di restoran untuk makan siang bersama rekan kerjanya, meski raganya ada disana tapi pikirannya kini berada di tempat lain. Jungkook mendapat kabar bahwa kondisi Chaeyoung memburuk dan ia ingin ada disana saat ini, namun tentu kakeknya tidak akan mengizinkan hal itu.
Lamunan Jungkook terhenti saat matanya menangkap sosok yang tak asing baginya. Itu Yuna, sedang apa Yuna ada di restoran ini. Yuna nampak cantik dengan dress merah serta rambut yang diurai, ini berbeda dengan Yuna yang ia lihat di rumah, si gadis sederhana.
"Kau sedang melihat apa?", tanya Dokyeom penasaran.
"Itu kan Yuna, sedang apa dia disini", sambar Jihyo sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Dia tampak berbeda", ungkap Eunwo sedikit kagum.
"Kau mengundangnya kesini? Makan siang ditemani dengan istrimu...", goda Eunha membuat Jungkook melotot pertanda tidak suka dengan ucapannya.
"I'm sorry sir, aku hanya bercanda, serius sekali", lanjut Eunha takut Jungkook marah padanya.
Tak lama dari percakapan mereka, Younghoon datang dengan membawa hidangan ke arah meja Yuna. Melawati rombongan Jungkook yang masih memperhatikan Yuna dari kejauhan.
"Bukankah itu Younghoon, partner bisnis kuliner kita. Kenapa dia disini", ungkap Jihyo penasaran.
"Kau lupa, dia pemilik restoran ini. Ya tentu saja dia pasti ada disini, yang harusnya menjadi pertanyaan kita, kenapa dia bisa bersama Yuna?", Eunha berbicara sambil menoleh pada Jungkook, membuat semuanya ikut menoleh pada Jungkook untuk mendapatkan jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuna's Diary
FanfictionPerjalanan hidup seorang perempuan yang dapat membuat semua orang yang membacanya mendapatkan pelajaran dan makna hidup.