"Yuna......", Younghoon berteriak menghampiri Yuna yang sudah tergeletak di lantai.
Younghoon menepuk pipi Yuna lembut, tapi sang empunya tidak terbangun atau bergeming sama sekali. Tidak berpikir panjang lagi Younghoon memangku tubuh Yuna, dan membawanya ke rumah sakit dengan mobilnya.
Sepanjang perjalanan Younghoon membunyikan klaksonnya, membuat semua pengemudi yang ada di sana menepi untuk memberi Younghoon jalan.
"Sial, kenapa di antara banyak orang di dunia ini, harus kamu orangnya Yuna", erang Younghoon.
Mereka pun sampai di rumah sakit, Younghoon membawa Yuna ke UGD. Para dokter pun bersiap dan menanyakan detailnya kepada Younghoon.
"Pasien atas nama?", tanya seorang perawat.
"Yuna, Choi Yuna.... bukan, maksudku Jeon Yuna", Younghoon memberikan keterangan pada perawat.
"Dia terkena racun".
"Racun?", ucap dokter yang memeriksa Yuna.
"Jenis digoxin", ucap Younghoon sambil melihat lengan Yuna yang semakin membiru.
Setelah berbagai pemeriksaan yang dijalani Yuna, dokter pun menghampiri Younghoon.
"Bagaimana keadaannya?", tanya Younghoon.
Dokter tidak menjawab, ia malah bertanya balik kepada Younghoon.
"Apa pasien dengan sengaja menyuntikkan itu sendiri? pada tubuhnya?".
Younghoon tidak menjawab, dan dokter tahu apa alasannya.
"Segera serahkan dirimu ke polisi. Ini adalah percobaan pembunuhan".
"Tapi bagaimana keadaannya. Apakah ia akan selamat dok?", Younghoon bertanya dengan putus asa.
Dokter menggeleng, "Hanya tinggal menghitung hari".
Dokter meninggalkan Younghoon yang terduduk lemas di bangku koridor. Berkali-kali ia menendang angin dengan kakinya.
"Arghhhhh", Younghoon mengacak-ngacak rambutnya.
***
Setelah melakukan pekerjaan di kantor, akhirnya Jungkook pulang ke rumah. Ia melihat kondisi rumah yang sudah terang dengan lampu dan lilin yang dihias dengan indah. Yuna melakukan itu sebagai tanda perpisahan.
Beragam hidangan pun sudah tersedia di atas meja makan. Yuna memasaknya dengan baik. Jungkook mencicipi soup asparagus yang pertama kali ia lihat. Rasanya enak, seperti biasa. Jungkook memanggil Yuna, tapi sepertinya Yuna tidak ada di rumah.
"Apa ia sudah pergi? Bukankah ia berjanji untuk makan malam bersama terakhir kalinya bersamaku?", gumam Jungkook sambil mencari nomer Yuna di ponselnya. Tapi tidak ada jawaban dari sang pemilik ponsel.
"Sepertinya ia sudah pergi", keluh Jungkook.
Tangannya meraih alat makan di depannya, dan mencoba satu persatu masakan Yuna.
UHUKKK
Jungkook tersedak, ia memakan masakan Yuna sambil menangis. Setiap suapan Jungkook mengingatkan kenangannya bersama Yuna. Saat pertemuan mereka pertama kali, Yuna begitu ketakutan, perempuan yang selalu takut saat Jungkook menghampirinya.
Saat Jungkook selalu menyakitinya, Yuna tidak pernah membalasnya, dan hanya terdiam dengan tatapannya yang sendu.
Saat Yuna menunjukkan sisi manisnya, dengan tersenyum padanya. Senyuman yang indah dari seorang perempuan dengan masa lalu yang menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuna's Diary
FanfictionPerjalanan hidup seorang perempuan yang dapat membuat semua orang yang membacanya mendapatkan pelajaran dan makna hidup.