I

178 23 4
                                    

Jungkook bangun dari tidurnya, pria itu terbangun karena mencium aroma sedap dari lantai bawah, sepertinya istrinya itu sedang memasak sesuai dengan apa yang ia suruh. Jungkook pun keluar dari kamar dan melihat semua ruangan sudah bersih, ia mendongak pada jam dinding yang ada di tembok, masih pukul 8 tapi rumah terlihat sudah bersih bahkan gadis itu sudah terlihat rapi sambil memakai celemeknya. Jungkook tidak mau ambil pusing, ia memutuskan untuk membersihkan dirinya dan memakai pakaian untuk pergi ke kantor.

Melihat Jungkook turun dari tangga, Yuna segera mencuci tangannya dan menyiapkan air minum untuk Jungkook. Gadis itu sangat cekatan menyiapkan sarapan untuk suaminya. Ia pun duduk setelah Jungkook duduk.

"Kau mau makan disini bersamaku?", tanya Jungkook mengangkat alisnya, membuat Yuna refleks berdiri dan meminta maaf.

"Makanlah setelah aku pergi, aku tidak mau melihat wajahmu terlalu lama", ucap Jungkook ketus.

Yuna mengerti dan kembali ke dapur untuk membersihkan alat masak yang tadi di pakainya. Setelah Jungkook menyelesaikan sarapannya, Yuna kembali menghampiri Jungkook dan menyerahkan kotak bekal untuk suaminya. Jungkook menatap Yuna tajam, sambil melihat kotak bekal itu.

"Untuk makan siangmu", ucap Yuna tanpa berani melihat Jungkook.

"Tidak perlu, aku tidak membutuhkannya, aku selalu makan siang bersama Chaeyoung. Jadi tidak perlu repot repot", Jungkook mengembalikan kotak bekal makan pada Yuna dan pergi berlalu.

Saat memarkirkan mobilnya untuk berangkat, Jungkook melihat Yuna sekilas menatapnya sambil memegang kotak bekal makan yang tadi dibuatnya. Tatapan gadis itu nampak sedih, tapi Jungkook tidak peduli, gadis itu tetap menjijikan baginya.

Sesampai di kantor, Jungkook dikerumuni oleh teman temannya di ruangan, tidak lain untuk menggodanya, menanyakan bagaimana malam pertamanya dengan istrinya.

"Hah, melihatnya saja membuatku muak. Aku bahkan tidak sudi menyentuhnya", ucap Jungkook sambil duduk di kursinya.

"Hey jangan terlalu membencinya, nanti kau bahkan akan tergila gila padanya", goda Eunwoo menyeruput teh yang ada di meja Jungkook.

"Ah tidak mungkin, aku memiliki Chaeyoung dan aku mencintainya. Dia hanya ku anggap pembantu gratis di rumah".

"Jahatnya, kau mengatakan itu", sindir Eunha.

"Benar, meski gadis itu memang bukan dari kalangan atas, tapi dia sudah menjadi istrimu. Kau harus menghormatinya", timbal Mingyu.

"Masa bodo dengan perasaannya, aku tidak peduli. Dia bahkan lebih berbuat jahat padaku, datang pada kehidupanku dan menghancurkannya. Jadi menghancurkannya kembali adalah balasan setimpal".

"Hmmm terserah apa katamu, tapi ingat dia juga korban. Tidak adil juga baginya kau memperlakukannya seperti ini", ujar Jihyo beranjak untuk meninggalkan ruangan Jungkook.

"Kau mau kemana?", tanya Eunha pada Jihyo.

"Ada yang harus aku kerjakan. Aku pergi lebih dulu", ucap Jihyo.

"Ya sudah aku juga harus pergi banyak yang harus aku kerjakan, sampai jumpa Jungkook", ucap Eunwoo disusul oleh Eunha dan Mingyu.

Jungkook menatap kepergian teman temannya, ia sedikit kesal karena teman temannya malah membela gadis itu. Tapi Jungkook mencoba untuk tidak peduli, banyak hal yang harus dia urus dibandingkan dengan memikirkan gadis menyebalkan itu.

***

Jam makan siang pun tiba, Jungkook bergegas pergi ke restoran, ia berjanji akan makan siang bersama Chaeyoung hari ini. Mereka bertemu di sebuah restoran privat agar tidak ada paparazi di sana. Chaeyoung tampak cantik dengan gaun berwarna merah yang sedikit terbuka.

Yuna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang