28. DURI KAKI KUMBANG

207 32 38
                                    

"Semua mawar bermakna cinta, tapi mawar hitam adalah cinta yang mati."

________________________________________
________________________________________

Jingshi - jam 08.49 pagi

"AYO pakai bedak sama baju dulu, Dedek. Katanya mau ketemu Kak Fei, kan?"

Zhan sudah berkali-kali mengambil mainan Hui agar bayi itu mau berpakaian. Namun si imut sangat jahil hari ini, ada saja yang dikunyah atau dikenyotnya. Kali ini, dia bahkan mengambil body lotion dan mengatakan akan bernyanyi menggunakan mic baru.

"Jejek nau nanyi cayak Ang Yi (Dedek mau nyanyi kayak Abang Yi)," katanya lalu menggigit botol body lotion.

"Jejek nau nanyi cayak Ang Yi (Dedek mau nyanyi kayak Abang Yi)," katanya lalu menggigit botol body lotion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak baik, dengerin Mama. Kalau nakal terus, Mama nggak kasih nenen."

Hui patuh mendengar ancaman paling menyeramkan sejagat, dia menjatuhkan botol tadi lalu mengangkat tangan tinggi-tinggi.

"Jujuna Mamah! Mamaaah~"

Zhan tertawa, dia mencubit perut gembul bayinya. "Sayangku anak penurut, jadi nanti dapat nenen."

"Hoyeee!"

"Ketemu Kak Fei?"

"Hung hung! Jejek Cuwin jujak?"

"Dedek Twins belum lahir, jadi cuma bisa ajak ngomong dari luar perut."

Hui menepuk-nepuk perutnya. "Peyut?"

"Iya, Cantik. Perut. Ayo pakai bedak, itu nanti Kak Hua sampai lebih dulu di kamarnya Kak Fei," Zhan menakuti.

Hui sontak melonjak-lonjak. "Mamah! Mamah nau Puih cayang! Ua nda yeh peji yuan! (Mama! Mama, mau Kak Fei sekarang! Hua nggak boleh pergi duluan!)."

Zhan dengan cepat mendandani bayi aktif itu, tidak butuh waktu lama sampai Hui siap dengan setelan lucu serta tubuh yang wangi semerbak. Zhuocheng datang sambil menggendong Hua, bayi usia 1 tahun itu terkikik saat bertatapan dengan Hui, dia melihat sedikit bedak tidak terpoles di leher.

"Jejek miyip cuena Om Eki (Dedek mirip kuenya Om Jacky)," kata Hua sambil menunjuk adiknya.

Saat sampai di pertengahan tangga, Hua memerosotkan tubuhnya dari gendongan Zhuocheng.

"Kenapa, Ganteng?"

"Nau jayan ndiyi. Ua dah becal, Jejek bohcil, ahahahaha..." Hua melonjak senang, tidak lupa mengejek Hui yang tidak tahu apa-apa.

"Awas, kakimu kepeleset. Astagah, nih anak aktif banget. Kak, pegangin ituuu~" Zhan geregetan melihat Hua menaiki tangga, berusaha menginjak 2 anak tangga sekaligus dengan kaki pendeknya.

 Kak, pegangin ituuu~" Zhan geregetan melihat Hua menaiki tangga, berusaha menginjak 2 anak tangga sekaligus dengan kaki pendeknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TELUR CEPLOK 🍳(JackFei) Ekstra fiksi MAMA KELINCI🐇S2✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang