15-MANTAN-

128 17 9
                                    

Upacara sedang berlangsung. Seperti biasa, bagian amanat pembina yang paling menjengkelkan.

"Anak-anak, di hari Senin yang panas ini, kita mendapatkan kabar baik. Kabar baiknya, yaitu kita kembali kedatangan murid baru." Murid-murid yang tadinya muak dengan kegiatan rutin ini, seketika langsung bersemangat. Langsung banyak yang berbicara dan berbisik, penasaran dengan siapa yang di maksud murid baru itu.

"DIAM SEMUANYA!" Seketika suasana langsung hening, Naruto menghela napas. "Kalian bisa lihat dia nanti setelah upacara ini selesai." Naruto tampak dingin dan datar.

Setelah dua puluh menit, akhirnya upacara sudah selesai.

"Gue penasaran, siapa murid baru itu."

Mereka berjalan bubar ingin kembali ke kelas.

"Sumpah itu murid ganteng banget anjey!" Chocho heboh sendiri sambil memerhatikan handphonenya.

"Ada potonya, Cho?"

"IG-nya KSHS udah rame banget njir!" Chocho menunjukkan handphonenya.

Mereka bertiga langsung merapat pada Chocho, penasaran dengan sesuatu yang menghebohkan gadis itu.

"Hanjay! Cogan Chok!" Himawari ikut antusias, "Semoga bermanfaat. Ini Papa belajar buat caption kek gini tuh di mana sih? Rabun apa gimana, orang ganteng gini dikasih caption gitu," Sungguh anak durhaka. Papa sendiri dicibir dighibahin pula.

Mata Sarada melebar melihat siapa yang ada di foto itu. Sarada mengenalnya, sangat mengenalnya.

'kenapa dia bisa pindah ke sini? Harusnya dia tidak bisa pindah di saat-saat kelas akhir,' Sarada sedikit panik. 'Apa tujuan dia kesini?'

"Hei, dia dari Kiri! Sarada, lo kenal dia?" Yodo menatap Sarada.

Sarada sedikit kaget dan gelagapan. "Eh—iyah itu ... e ... dia Kakak kelasku."

"Woanjer! Bo'ong lu?" Chocho merasa tidak percaya. Sarada menggeleng.

"Balik kelas yok, udah mau masuk nih!"

Mereka memutuskan untuk kembali ke kelasnya.

Pelajaran pertama dimulai, jam pertama adalah Ekonomi. Tapi Sarada tidak bisa sepenuhnya memfokuskan dirinya pada pelajaran. Pikirannya terbagi, ia tau siapa cowok tadi.

"Semoga dia tidak menggangu," gumam Sarada pelan. Sarada harap tidak ada penambahan masalah.

-MANTAN-

Jam istirahat ini seperti biasa, mereka berada di kantin.

Sarada juga sudah bisa jajan seperti biasanya, Sakura sudah memberinya uang belanja dan kebutuhan.

"Lo dari tadi perhatiannya ke novel mulu. Enak banget, makan sambil baca." Boruto cemberut, mungkin merasa dikacangin ketika Sarada sibuk dengan novel dan makanannya padahal Boruto duduk di sampingnya.

"Ceilah! Cemburu kok sama buku novel!" ejek Inojin.

"Jangan salah, karakter fiksi mungkin memang nggak nyata. Tapi, mereka mampu menghargai seorang wanita. Karakter fiksi mungkin nggak tau lo hidup atau mati, tapi seenggaknya mereka mampu ngebuat pikiran lo healing walau cuma sejenak. Karakter fiksi mungkin cuma sekedar tokoh karangan yang diciptakan dari imajinasi, tapi perannya mampu memotivasi dan menginspirasi." Semua orang melongo mendengar si kulkas—Mitsuki yang pengeluaran kalimatnya biasanya bisa dihitung dengan jari, saat ini bisa mengeluarkan kata-kata estetik seperti itu.

"Ini beneran lo, Mit?" Sungguh Boruto tidak percaya.

"Hanjay! Kak Mitsuki, lo idaman gue banget!" Tatapan Chocho sudah berbunga-bunga. Sepertinya dia mulai terhanyut dengan pesona Mitsuki.

-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang